Buat kalian yang minta follback, gue mohon maaf yang sebesar2nya... Gue ga pernah maksa kalian buat follow gue, Kawan. Jadi pliis jangan minta follback ke gue. Gue bukan Author penganut sistim follback2-kan. Gue juga bukan pemburu followers, karna buat gue, pembaca yang benar2 suka karya gue pasti akan foll tanpa diminta sekalipun. Ye kan?Dan buat kalian yang udah follow gue dengan tulus, setulus cinta Aya ke Eno, makasih banyak ya... kalian luar biassaaa... 😙😚😚
Ayo marathon lagiiii...
****
Ping!
Notifikasi pesan terdengar dari ponselku. Saat kulihat, pesan dari Eno masuk.
'Masih lama ga? Udah habis rokok sebungkus ini' 😅😅
Aku tertawa membaca pesannya. Ya, setiap ada kelas praktek, aku pasti akan terlambat keluar gerbang. Aku segera mengetik balasan untuknya.
Kayaknya masih lama.
Kenapa? Bosen? Pulang gih!Tak lama dia membalas: 'Udah habis rokok sebungkus, malah disuruh pulang. Rugi Abang'
Rugi kenapa? Balasku.
Eno membalas: 'Ya rugi kalo ga dapat double kiss dari kamu 💏💏'
Tunggu Bang. Otw gerbang!
'Tak sabar aku menantikanmu😚😚'
Hahaha... Tawaku meledak membaca pesan gombal dari Eno itu. Dasar! Ahh... jadi aku yang makin tak sabar untuk segera menjumpainya di depan gerbang sana.
Aku bergegas keluar dari ruang praktek. Baru menyadari kalau tinggal aku sendiri yang masih ada di ruangan ini karna sibuk membalas chat Eno.
Sekolah sudah sepi. Deretan kelas yang kulewati juga sudah kosong. Hingga aku bisa mendengar jelas suara hentakkan sepatuku menggema di koridor yang sedang aku lewati.
Tunggu! Aku menghentikan langkahku. Aku merasa ada yang sedang mengikutiku. Ya, aku merasa begitu.
Aku berbalik, memeriksa sekeliling. Sepi... tak ada siapapun. Ahh... hanya perasaanku saja. Aku memutuskan untuk melanjutkan langkahku. Kubalikkan badanku kembali.
"Hkk...?" Aku terlonjak saat mendapati seseorang tiba-tiba menarikku dalam dekapannya.
"Aku nungguin kamu dari tadi."
Aku berontak, suara itu tak asing bagiku. Ya, itu suara Glen. Aku menghentakkan tubuhku untuk terlepas dari rengkuhannya. Tapi tidak berhasil.
Glen menarikku masuk keruang kelas terdekat yang sudah kosong. Menghempaskan tubuhku ke lantai dengan kasar hingga aku jatuh terduduk.
"Glen!" sentakku nyaring. Kulihat dia baru selesai mengunci pintu kelas dari dalam.
"Lo apa-apaan si?" hardikku murka.
Glen menatapku. Dia mendekat, aku melihat gelagat yang sangat buruk ditunjukkan mantanku itu kali ini. Dan jujur saja, tatapannya padaku sangat menakutkan. Aku belum pernah melihat Glen menatapku seperti itu.
Dia berjongkok di hadapanku.
"Aku kangen kamu, Ayy... kamu enggak kangen sama aku? H-em?" Dia mengelus pipiku.
Aku menepisnya dengan kasar. "Apa yang lo lakuin?"
"Harusnya aku yang tanya itu sama kamu! Apa yang kamu lakuin?" Wajah Glen tampak merana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN BADJINGAN (BUKBAD) tamat & lengkap ✅
Teen FictionTak terlukiskan betapa bahagianya aku pernah menulis cerita ini. Kisah yang hingga kini masih menyisakan sukacita mendalam saat aku membacanya. Kisah yang selalu menggetarkan hati. Kisah yang selalu menghanyutkan jiwa hingga aroma kenangannya tak p...