❤❤❤
"Ayo! Katanya kamu mau makan sate!" Eno meraih lengan Aya yang masih duduk di trotoar.
Kekasihnya itu bangkit, terlihat sempoyongan hingga tubuhnya menubruk Eno. Pemuda itu segera menahannya.
"Heyy ... kamu kenapa, Sayang?" Cepat Eno megangi tubuh Aya yang oleng.
"Enggak tau. Kepalaku, No ... kepalaku pusing banget ...." Aya megangi kepalanya dengan tubuh terasa lunglai.
"Pusing kenapa?" Eno nampak khawatir. Menatap Aya yang masih oleng tak seimbang.
"Duduk lagi, duduk lagi!" Lelaki itu mengarahkan Aya untuk kembali duduk di trotoar.
Aya meringis. Memegangi kepalanya yang terasa berputar-putar. Hingga untuk menatap wajah Enopun dia merasa kesulitan.
"Ayy? Kamu ga apa-apa 'kan?" Eno menatap cemas pada Aya yang terlihat mengerjapkan matanya berkali-kali. Wajahnya bersemu merah dengan mata nampak berat.
"Aya, liat aku!" Eno meminta kekasihnya itu untuk fokus menatap dirinya karna Aya terlihat sangat mengantuk.
"Sayang!" Pemuda itu menepuk lembut pipi sang kekasih.
Tapi Aya tetap tak merespon. Lebih fokus pada rasa pusing yang mulai membuat perutnya mual.
"Kamu makan apa, tadi?" Eno mulai merasa curiga. Ia mendekat. Mengendus bibir Aya dengan hidungnya dan mencium bau alkohol di sana.
Matanya segera tertuju pada kaleng minuman yang tergeletak di trotoar. Eno mengambil kaleng itu. "Kamu minum ini? Iya?"
Aya melirik kaleng yang ditunjukan Eno. Namun ia tak bisa melihat dengan jelas karna pandangannya terasa buram, jungkir balik hingga membuatnya enggan untuk membuka mata.
"Kamu dapat minuman ini dari mana?" tanya Eno lagi.
"Oeekk ...!" Kepala Aya terhentak. Ekspresi yang jelas menunjukan kalau gadis itu tengah dilanda mual yang hebat.
"Heyy ...." Eno segera merangkulnya. Melempar kaleng minuman tadi sembarangan lalu memijit tengkuk Aya.
"Perut aku mual banget, No ...." Aya meringis, makin terlihat tidak nyaman.
"Kamu mabuk, Ayy! Kenapa si, kamu minum sembarangan kayak gitu?" sesal Eno. Sebenarnya kandungan alkohol dalam minuman tadi tidak terlalu tinggi. Tapi akan cukup berpengaruh bagi yang tidak terbiasa meminumnya.
Aya merintih. Merasakan kepalanya berat bukan main.
"Sembrono banget kamu." Eno jadi menyesal sempat meninggalkan kekasihnya itu tadi.
Aya tampak lemas. Bersandar sepenuhnya pada bahu Eno. Lelaki itu segera merogoh hapenya dari saku celana. Menghubungi seseorang.
"Sam! Bawain motor gue ke sini! Cepet!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN BADJINGAN (BUKBAD) tamat & lengkap ✅
Ficção AdolescenteTak terlukiskan betapa bahagianya aku pernah menulis cerita ini. Kisah yang hingga kini masih menyisakan sukacita mendalam saat aku membacanya. Kisah yang selalu menggetarkan hati. Kisah yang selalu menghanyutkan jiwa hingga aroma kenangannya tak p...