14. SENDIRI

11.5K 646 73
                                    


Ini kali pertama, Eno datang kerumah sebagai pacarku. Penampilannya malam ini lebih sopan dari biasanya. Eno nampak bersih dan segar. Kulihat rambutnya juga mengkilat dan telah dipangkas lebih rapi.

"Mau kondangan kemana, Bang?" godaku saat menyambut kedatangannya di teras rumah.

Eno tertawa. Wajahnya tersipu malu.

"Cuma jaga-jaga. Takutnya ketemu camer, kan enggak lucu kalo mereka liat aku dengan penampilan mewah," ujarnya.

Aku tertawa, mempersilahkan dia duduk di kursi teras.

"Rumah kamu sepi banget sih?" Eno tampak celingukan.

"Iya. Cuma ada si Bibi di dalem," jawabku.

"Malem, Den..." Bi Nur, menghampiri kami dengan nampan berisi minuman dan cemilan.

"Silahkan minumnya, Den!" Setelah selesai menaruh minuman di meja, Bi Nur pamit.

"Jadi ngerasa terhormat aku, tiap kali datang ke rumah kamu," kata Eno tersenyum.

"Ialah, tamu itu kan adalah Raja," tanggapku.

"Kita enggak ada acara kemana-mana nih?" Eno melirikku.

Aku menggeleng. "Aku lagi males keluar rumah. Kita ngobrol di sini aja, ga papa ya?"

Eno tersenyum. "Terserah kamu," tanggapnya.

"Kenapa?" Aku menangkap ada sesuatu yang sungkan ingin diungkapkan Eno.

"Mm... sebenarnya... Aku udah ditunggu anak-anak di alun-alun. Mereka pengen aku nyusul ke sana ngajakin kamu," jawab Eno.

Aku terkesiap untuk sejenak. Agak terkejut dengan pengakuannya.

"Enggak apa-apa kalo kamu lagi males. Aku enggak janji bakal datang juga kok. Aku cuma bilang, liat nanti aja," sambungnya cepat-cepat.

"Gitu ya?" Aku jadi bingung sendiri. Karna aku memang sedang sangat malas saat ini. Bahkan di hadapan Eno sekarang, aku hanya memakai piyama tidur seadanya.

"Aku... bisa pergi sama kamu kalo sekiranya kamu udah janji sama mereka." Aku jadi merasa tak enak padanya.

"Ah, enggak-enggak! Kita ngobrol di sini aja. Kamu keliatannya lagi bad mood banget." Eno segera menukas kalimatku.

Aku menatapnya agak khawatir. "Maaf, yaa... lain kali, kita bisa pergi kok."

Eno tersenyum, menggenggam tanganku lalu mengangguk.

Kami melanjutkan obrolan kami kesana kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami melanjutkan obrolan kami kesana kemari. Hingga kulihat mobil Mama datang memasuki gerbang.

Eno tertegun melihat kedatangan Mama. Terutama saat Pak Jamal, membukakan pintu belakang untuk Mama.

"Iya, lo aja yang urus tiketnya. Gue enggak mau ribet..." Kulihat Mama nampak sibuk dengan telfon genggam nya.

Eno langsung berdiri saat Mama mulai menginjakkan kaki di teras.

BUKAN BADJINGAN (BUKBAD) tamat & lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang