72. MIMPI KITA

5.6K 599 368
                                    

⬆⬆⬆⬆⬆
Putar mulmed untuk feel yang lebih kuat

Aku sungguh tak sabar, menantikan kedatangan Eno di teras rumah malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sungguh tak sabar, menantikan kedatangan Eno di teras rumah malam ini. Dia sudah berjanji akan datang. Ya, ujian nasional yang digelar serentak seminggu ini, membuatku tak bisa bertemu Eno karna kelas sepuluh dan sebelas diliburkan.

Kami hanya berhubungan lewat chat atau telpon. Aku memang sengaja, memintanya untuk fokus penuh pada ujiannya dengan tak menemuiku dulu. Meski Eno berkali-kali mengajukan protes keras, tapi dia mau juga menurutiku.

Saat melihat motornya berhenti di depan gerbang. Hatiku langsung berlonjak gembira. Aku segera bangkit dari kursi teras. Tak sabar untuk segera bertemu kekasihku itu.

Eno turun dari motor, mengenakan jaket bomber hitam dan celana jeans. Ia mulai membuka gerbang dan menyelinapkan tubuh menjulangnya. Aku makin tak sabar, segera turun dari teras untuk menyongsong kedatangan Eno.

Dari kejauhan dia sudah tersenyum manis melihatku. Aahh... aku benar-benar tak sabar. Setengah berlari aku menghampiri. Lalu melonjakkan tubuhku ke pelukannya saat kami sudah saling berhadapan.

"Heyy..." Eno terkekeh dengan reaksiku ini. Mengangkat tubuh mungilku sesaat dalam pelukannya.

"Aku kangen banget sama kamu," ucapku, kukecup pipinya beberapa kali.

Eno tertawa pelan.

"Yang minta buat LDR siapa?" Eno menurunkan tubuhku perlahan. Lalu mengecup puncak kepalaku.

"Aku cuma enggak mau ganggu kamu belajar."

"Lebay!" Eno mengecup bibirku sekilas. Aku menariknya untuk duduk di bangku taman.

"Aku nungguin kamu dari tadi," kataku.

Eno tersenyum tengil menatapku. "Kenapa? Kangen?"

"Enggak!" Aku jadi sebal melihat reaksi GR-nya itu.

"Bilang sekali lagi!"

"Kangen!" sergahku cepat, karna melihat gelagat mesumnya padaku.

Eno tertawa lepas, lalu menarikku dalam rangkulannya.

"Aku udah bilang di awal juga, kalo aku hampir gila karna kangen kamu, masih pakek nanya." Aku menggerutu.

"Sengaja. Biar kamu bilang berkali-kali kalau kamu kangen sama aku," jawabnya.

Dasar!

"Gimana ujiannya? Ada kesulitan?" tanyaku kemudian.

"He-mm... sulit. Sesulit nahan kangen sama kamu." Eno mengecup tanganku yang sejak tadi ia genggam.

Dihh... apa-apaan dia itu? Tapi... aku suka juga sih mendengar gombalannya ini. Hehee...

"Oh, ya." Eno mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya. Seragam sekolah yang digulung menjadi rolan kecil. Ia membuka seragam yang sudah penuh coretan spidol dan cat semprot warna warni itu.

BUKAN BADJINGAN (BUKBAD) tamat & lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang