❤❤❤
Eno keluar dari kamar mandi, sudah mengenakan celana jeans warna gelap yang tampak pas di kaki panjangnya meskipun belum memakai baju. Sambil menggosok rambutnya yang basah dengan handuk, Eno mengambil plastik obat di lemari. Ia menghampiriku yang tengah melipat cucian kering miliknya di atas kasur.
"Aku minta tolong, dong!" katanya menyodorkan plastik itu lalu duduk di tepian kasur memunggungiku.
Kuhentikan aktifitasku. Lalu meraih plastik obat itu untuk mengobati luka bacokan di pundaknya.
"Sudah hampir kering," ujarku setelah selesai mengobatinya.
Eno bangkit. Mengambil kaos di lemari. Setelah memakainya dia kembali menghampiriku.
"Kita mau kemana? Mau di kost aja?" tanyanya kemudian.
"Emang kamu maunya kemana? Aku lagi males. Kamu cari makan aja gih, keluar! Aku lagi pengen makan sate, No," balasku seraya melanjutkan lagi melipat pakaiannya yang masih belum selesai.
Eno menatapku sesaat. Lalu mengambil rokoknya di atas televisi. "Ini malam minggu! Senin besok aku ujian, lho!"
"Ya terus?"
"Kita jalan lah, Ayy! Biar aku enggak stres." Belum sempat Eno menyulut rokoknya, ponselnya yang tergeletak di dekatku berbunyi. Sebuah chat masuk. Ia mengambil benda itu lalu segera sibuk berbalas chat dengan seseorang yang menghubunginya. Cukup srius.
Aku hanya memperhatikan tanpa berani bertanya. Aku tak mau mengganggunya.
Beberapa menit kemudian, Eno selesai dengan chatnya. Ia menatapku lagi. "Kita jalan, yah? Nanti kamu bisa makan satenya di sana!"
Aku mengernyit. "Di sana, di mana?"
"Lintasan."
"Apa?" Aku tersentak. "Mau ngapain ke lintasan? Kamu mau balapan lagi? Bawa cewek lagi? Kamu bilang__"
"Enggak. Aku 'kan enggak bilang akan ke sana buat balapan?" sanggah Eno cepat.
"Terus?"
"Kita cuma nonton. Barusan Eza chat aku. Anak buahnya yang balapan. Anak-anak basecamp pada ngumpul semua. Aku pengen kesana juga. "
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN BADJINGAN (BUKBAD) tamat & lengkap ✅
Ficção AdolescenteTak terlukiskan betapa bahagianya aku pernah menulis cerita ini. Kisah yang hingga kini masih menyisakan sukacita mendalam saat aku membacanya. Kisah yang selalu menggetarkan hati. Kisah yang selalu menghanyutkan jiwa hingga aroma kenangannya tak p...