EXTRA PART 1

7.9K 675 512
                                    

Jadi gini, buat pembaca Eno yang sudah pernah baca Bukbad 2 sebelum gw tarik, jangan spoiler dong!

Srius, makin males gw ngeluarin Bukbad 2 dari draf ngeliat banyak spoiler di kolom komentar.

Ya buat apa gw publis lagi, toh spoilernya aja udah bertebaran. Ye kan? Mohon dipahami ya?

Spoiler dalam bentuk apapun akan gw hapus.

🌼🌼🌼🌼

Kilas balik.

Basecamp Awank,
Sebulan, pasca dibawanya Eno ke Singapura.

Eza yang baru tiba segera masuk ke dalam basecamp. Kedatangannya sudah ditunggu Awank, Beni, Isam, Andre, dan seorang pimpinan Basis lainnya.

"Lama, lu!" Andre merutuk kesal saat melihat Eza masuk ke ruangan itu.

Eza segera duduk di matras yang sudah nyaris penuh oleh kawan-kawannya.

"Gua udah tau siapa dalang penyerangan Eno. Termasuk tujuh orang yang jadi eksekutor malam itu." Eza memulai pembicaraan seraya menyulut rokoknya.

"Dan rencana kita?" tanya Beni, menatap kawan-kawannya satu persatu.

"Bantai mereka satu-satu," tegas Eza tanpa ragu.

"Gua enggak setuju!" sergah Awank, membuat semua orang kompak menatapnya.

"Maksud lo apa?" Eza langsung menyalak.

"Ini sudah berakhir, Za."

"Gampang banget lo ngomong kayak gitu?" Eza makin naik pitam. Andre yang duduk di sampingnya segera memegangi bahu pemuda itu. Mengantisipasi pergerakan lebih.

"Balas dendam cuma bakal memperpanjang permusuhan ini. Gua pengen semua berakhir sekarang," tanggap Awank.

Eza bangkit dari posisinya, mendekat setengah merangkak lalu mengganyang kerah kaos Awank.

"Za, santai Za!" Yang lain mengingatkan.

"Semua akan berakhir kalau kematian itu ada di pihak mereka. Bukan di pihak kita!" geram Eza lalu melepas kasar cengkramannya.

"Eno enggak mati! Jaga ucapan lo!" Awank berbalik mendorong kasar bahu Eza.

"Dan lo mau diem aja setelah apa yang terjadi sama dia? LO WARAS?" Eza balik menghentak.

"Hey... hey..." Ibenk, atau nama aslinya Bambang, salah seorang pimpinan basis yang berada di sana segera melerai kedua lelaki yang bersitegang itu.

"Ayolah... kita omongin ini baek-baek. Jangan kayak bocah TK rebutan mainan gini. Kagak demen gua liatnya!" sambung lelaki berperawakan bongsor itu.

Awank dan Eza menarik diri. Meski wajah keduanya masih nampak masam. Mereka kembali ke posisi duduk mereka.

Ibeng menyesap rokonya dalam. Menatap Awank dan Eza bergantian.
"Mereka dari SMK xx, Za?"

"Dalangnya si Nusron, orang kepercayaan si Egar. Tapi lima dari tujuh eksekutornya adalah preman bayaran. Itu sebabnya mereka leluasa ngintai si Eno karna pergerakannya luput dari pantauan mata-mata gua," papar Eza.

"Licik!" Wajah Isam muram luar biasa.

"Dan lo, Wank. Alasan lo ga setuju kita balas dendam kenapa? Eno orang kepercayaan lo. Agak kaget gua ternyata lo malah ga setuju sama rencana Eza." Kali ini Ibeng menatap Awank.

Awank menundukan pandangannya. "Gua mikirin nasib anak-anak ke depan. Gua kagak mau, mereka yang akan nanggung resiko dari rencana kita sekarang."

BUKAN BADJINGAN (BUKBAD) tamat & lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang