76. AKHIR SEBUAH PERJALANAN

8.1K 776 446
                                    

⬆⬆⬆⬆Putar mulmed di atas judul untuk feel yang lebih kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬆⬆⬆⬆
Putar mulmed di atas judul untuk feel yang lebih kuat

Mau ke mana kita hari ini?

❤❤❤

Saat bibir ini masih basah dengan untaian permohonan, masih setia mengiba pada sang Maha Cinta, tiba-tiba saja ponselku di atas nakas berdering. Saat kulihat, Awank yang menghubungiku.

Deg! Jantungku melonjak hebat. Ada apa?

"Ayy, gue di depan rumah lo sekarang. Cepet keluar! Kita enggak punya banyak waktu!"

"Ada apa, Wank?" tanyaku langsung berdebar-debar. Karna masih subuh begini Awank sudah menelponku.

"Turun sekarang!"

Hanya itu yang dia ucapkan. Aku bergegas. Kulepas penutup auratku. Tak sempat kuganti piyamaku bahkan aku sampai lupa tak memakai alas kaki. Aku sungguh takut. Takut terjadi sesuatu pada Eno yang masih koma di rumah sakit.

"Wank, kenapa?" tanyaku buru-buru saat keluar gerbang.

"Ikut gue!" Awank langsung menyalakan motornya.

Tanpa pikir panjang, aku langsung naik ke boncengan Awank, dan dia juga segera memacu kendaraan itu dengan kecepatan tinggi.

"Ada apa? Eno ga apa-apa kan?" tanyaku mulai ketakutan.

"Gue dikasih tau Pak Ali, Eno akan di bawa ke Singapura pagi ini."

"Apa?" Aku tersentak.

"Ya. Bokapnya yang nyuruh. Mungkin dia ingin perawatan terbaik buat Eno. Kita harus liat dia sebelum pergi," jawab Awank.

Aku tak sempat berpikir. Entah harus sedih atau lega, aku tidak tau. Kueratkan tanganku di pinggang Awank. Karna merasa laju motor yang kunaikki ini kian cepat saja.

Memasuki parkiran rumah sakit, aku yang sudah tak sabar segera turun. Berlari ke arah pintu masuk utama rumah sakit, tapi langkahku terhenti saat melihat Pak Ali di dekat pintu masuk ruang IGD. Pagi masih sangat gelap. Tapi di kelengangan rumah sakit itulah, mereka mengambil tindakan untuk membawa Eno.

Aku dan Awank segera menghampiri Pak Ali. "Pak ...." Belum sempat aku bertanya, dari arah dalam kulihat beberapa petugas rumah sakit dengan dikawal tiga orang pria berjas hitam membawa Eno yang terbaring di ranjang beroda.

Ya. Mereka adalah orang yang sama dengan yang kemarin datang melihat kondisi Eno. Termasuk pria botak yang mirip Vin Diesel itu.

"Eno ...!" Aku segera berontak ingin menghampiri, tapi Awank memegangiku. Pak Ali juga.

Om botak menghampiri kami. Lalu memberi isyarat agar kami menjaga jarak dengan Eno yang masih didorong di atas ranjangnya dengan serangkaian peralatan medis terpasang di tubuhnya yang setengah telanjang.

BUKAN BADJINGAN (BUKBAD) tamat & lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang