59. ROK PENDEK

11.2K 684 163
                                    

Fokus ke pinggang ramping dan lengannye 😅😅😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fokus ke pinggang ramping dan lengannye 😅😅😅

Astagfirulloohh ... tobaaat ... 😍😍

Pantesan Aya suka banget peluk pinggang si Abang 💖💖💖

❤❤❤

Aku membuka mata, dan mendapati ada tangan yang memeluk pinggangku dari belakang. Aku bahkan bisa merasakan gerakan dadanya yang menghela udara melekat di punggungku.

"Aaaakk ...!" Seketika aku terbangun.

"Kenapa? Ada apa?" Kulihat Eno juga langsung bangkit dari tidurannya mendengar teriakanku. Wajahnya tampak kacau karna sepertinya dia habis tertidur.

"Jam berapa ini?" tanyaku panik. Ya, aku panik karna sepertinya aku sudah tertidur cukup lama. Bukan panik karna pelukan seorang berandal di belakangku.

Segera kulihat keberadaan jam tanganku. Agak gugup karna kesadaranku belum kembali sepenuhnya. Kulihat jarumnya lamat-lamat. Pukul delapan lebih. Ohh ... untung saja. Aku pikir aku sudah tidur semalaman.

"No! Kenapa kamu enggak bangunin aku?" sentakku kesal.

Eno nampak masih terkantuk-kantuk. Kulihat dia mengusap-usap wajahnya. Matanya terlihat berat, dengan rambut acak-acakan.

"Kamu ngagetin aku aja, Ayy!" hentaknya gusar.

"Kamu gimana sih? Mamaku bisa bunuh aku No!" Aku sudah merasa gugup.

"Iya, iyaa ... aku anter kamu pulang. Bentar dulu deh. Kepalaku masih pusing, ini." Eno bersandar ke tembok dengan mata terpejam.

Aku segera bangkit dari kasur. Menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Oh ... aku harus segera pulang. Mama bisa mencincangku karna aku pulang terlambat. Sebab tadi sore aku berjanji akan pulang sebelum Magrib padanya.

Saat keluar kamar mandi, kulihat Eno masih duduk di kasur dengan kepala tertunduk. Aku juga melihat plastik berisi dua nasi bungkus terletak di lantai.

Oh iya, aku lupa. Tadi Eno pamit keluar untuk membeli makan. Tapi nasi yang dia beli masih utuh sepertinya.

"Kamu belum makan?" tanyaku.

"Kamunya malah tidur," jawab Eno setengah mengeluh.

"Ya kamu kan bisa makan sendiri. Aku enggak sengaja ketiduran. Lagian, kamu bukannya bangunin aku, malah ikut-ikutan tidur," kataku setengah menggerutu.

"Aku enggak tega bangunin kamu. Kamu keliatan cape banget," jawabnya.

Aku jadi terenyuh melihat wajah Eno sekarang. Padahal dari siang hingga sore tadi, dia habis bekerja di bengkel Awank. Dia juga sudah bilang padaku kalau dia sangat lapar. Tapi aku malah ketiduran.

"Ya udah deh. Ayo makan dulu! Baru anter aku pulang," kataku akhirnya. Karna jadi merasa bersalah.

Eno mengiyakan. Dia bangkit lalu melenggang ke kamar mandi untuk mencuci muka. Aku memeriksa ponselku. Benar saja. Ada tiga panggilan tak terjawab dari Mama berikut dua pesannya yang salah satunya berbunyi:

BUKAN BADJINGAN (BUKBAD) tamat & lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang