Targetnya ga nembus ya gengs! Gue ga bisa nunggu lagi. Jadi gue skip aja adegannya. Maaf banget. Mungkin emang sebaiknya bagian ini ga gue publis demi kebaikan mental kita bersama.
Jiaahh ... sok polos banget gue 😂😂
Terima kasih buat kerja keras kalian yang udah bela-belain spam komen kemaren. Cinta banget dah sama kalian 😘😘
Jadi, part ini sebagian besar udah gue potong yaahh ....
Selamat membacaaa ...!
Tetap ramaikan kolom komentarnya buat semangat gue yaa ... 😉😉
❤❤❤
Aku mulai khawatir. Tapi tak punya kuasa lagi untuk menolaknya. Tubuhku lemas. Aku pasrah. Percuma saja aku berusaha berontak karna aku yakin dalam keadaan begini Eno tak akan melepasku begitu saja.
"Eno ... jangan ...." Aku makin gelisah merasakan ciumannya yang kini bersarang tepat di tengah dadaku.
"Enggak akan ... aku masih kuat."
"Aku yang enggak kuat ...." Aku sudah sangat kepayahan.
Tanpa bisa kukontrol lagi, satu telapak tanganku sudah menjelajahi perut ratanya yang menggiurkan itu. Menelusurinya inci demi inci. Meremasnya sangat gemas hingga dia mengerang dengan suara seksinya dan itu memacu diriku semakin berani.
Sentuhanku kian melebar. Meliar kemana-mana. Hingga tanpa kusadari, jemari tak tau aturan itu terus turun ke bawah sana ... makin turun lagi ... melewati sabuk pinggang Eno yang masih terikat kuat. Dan ....
"Ayy, JANGAN!" Eno terlonjak, menangkap tanganku secara spontan.
Deg!
Aku terhenti. Eno terhenti. Semua terhenti. Kami tercekat. Sungguh, aku amat terkejut dengan tindakannya itu. Kudongakkan kepalaku, menatap wajah Eno yang terlihat tegang bersemu merah.
"Jangan kesitu!" sambungnya dengan wajah panik.
Aku menatap ke bawah. Di mana tanganku masih dalam genggaman tangan Eno.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN BADJINGAN (BUKBAD) tamat & lengkap ✅
Ficção AdolescenteTak terlukiskan betapa bahagianya aku pernah menulis cerita ini. Kisah yang hingga kini masih menyisakan sukacita mendalam saat aku membacanya. Kisah yang selalu menggetarkan hati. Kisah yang selalu menghanyutkan jiwa hingga aroma kenangannya tak p...