Dear Diary
Apa salah jika aku terlahir sebagai anak perempuan,apa seorang perempuan tidak berhak untuk mendapatkan menentukan jalan hidupnya,mama, jujur aku lelah, ingin rasanya aku pergi bersamamu,tapi apa dayaku,
Takdir telah memisahkan kita." Aku harap mama bahagia,maaf aku belum bisa membahagiakanmu." tulis Mila sambil terisak.
" Mila,ayo ikut papa,kita harus menemui seseorang." ucap Randy.
" Ya pa." jawab Mila lalu bergegas menghampiri papanya.
15 menit kemudian, mereka sampai di sebuah cafe.
" Randy,ayo duduk, aku sudah menunggu kalian." ucap Aryo tersenyum.
" Ini Mila Angelica,putriku." ucap Randy.
" Cantik juga,nanti malam bawa dia ke tempat biasa." jawab Aryo memberikan sebuah amplop pada Randy lalu bergegas pergi,
" Papa uang apa ini?" tanya Mila curiga.
" Gak usah banyak tanya,anggap ini uang muka untuk pekerjaanmu." jawab Randy.
" Tunggu pa, setahuku tidak ada perusahaan yang mau memberikan DP untuk calon karyawan." ucap Mila semakin curiga.
" Om Aryo itu teman baik papa, kamu pasti betah kerja di perusahaan om Aryo gajinya besar lho." jawab Randy berusaha meyakinkan putrinya.
" Papa benar juga, lagipula,aku butuh uang untuk tambahan biaya kuliah." gumam Mila dalam hati.
" Mila kamu pulang dulu ,papa masih ada urusan, hati-hati di rumah. " ucap Randy.
" Ya pa, jangan lama-lama, aku takut." ucap Mila,
"Ya sayang. " jawab Randy sambil mencium kening putrinya.
Sesampainya di rumah
Mila tiba-tiba sangat merindukan mamanya, ambil baju mama deh,biar bisa di peluk. gumam Mila tersenyum lalu membuka almari pakaian orang tuanya.
Tanpa sengaja Mila menjatuhkan sesuatu,"Buku Diary mama" gumam Mila lalu membacanya.
Di halaman pertama, bercerita tentang mama dan awal pertemuannya dengan papa
Hari ini aku senang karena setelah dinyatakan lulus SMA, aku mendapatkan kesempatan melanjutkan kuliah di Bandung, namun kebahagiaan itu hilang ketika melihat kedua orang tuaku di paksa keluar dari rumah oleh beberapa orang.
"Ada apa ini? " tanya Rasti.
" Mereka punya pinjaman dan hari ini jatuh temponya." jawab preman
" Berapa pinjamannya? " tanya Rasti
" 100 juta." jawab mereka ,
" Tolong kasih saya waktu, saya janji akan membayarnya." sahut Rasti. "
" Baiklah saya kasih kamu waktu satu minggu." jawab mereka bergegas pergi dari rumah Rasti.
" Pak, bu, sebenarnya untuk apa uang sebanyak itu?" tanya Rasti.
" Uang itu untuk biaya untuk pengobatan ibu, maafkan kami nak." jawab Rama.
" Gak papa pak bu, doakan saja aku bisa melunasi hutang itu. "jawab Rasti.
Satu minggu kemudian
Besok mereka datang tapi aku baru bisa mengumpulkan uang 5 juta.
Tuhan,hamba mohon mudahkan segala urusanku, kirimkan seseorang untuk menolong keluarga kami, jika dia laki-laki aku akan menikahinya, jika dia perempuan dia akan menjadi saudaraku. doa Rasti sebelum tidur.