Part 10

526 22 8
                                    

"Mas Arman,Mila ,ayo....ganti baju kalian sebentar lagi penghulu datang." ucap Arini.
"Tunggu,bisa kita bicara." jawab Mila tiba-tiba.
"Bicara apa lagi, kita tidak punya banyak waktu." jawab Arini.
"Kita bicara dulu atau aku batalkan saja pernikahan ini." ucap Mila serius, "Baik, cepat katakan." jawab Arini.
"Arini, aku tahu kamu kecewa, tapi percayalah kami tidak melakukan apapun,mas Arman benar-benar pingsan." ucap Mila berusaha meyakinkan Arini.
"Jangan bahas itu, tolong segera lakukan pernikahan ini , aku tidak tega melihat kondisi mama, dia,gak mau makan sebelum pernikahan ini terjadi." jawab Arini.
"Kamu yakin?" tanya Mila meyakinkan.
"Ya, aku yakin,semoga kamu segera hamil, ucap Arini sambil memeluk Mila dengan sayang.
"Terima kasih doanya, aku janji aku tidak akan merebut mas Arman."ucap Mila.
"Aku percaya, tapi ingat, setelah pernikahan ini, Arman suami kita,jadi kamu harus juga harus melakukan tugasmu dengan baik." ucap Arini.
"Ya, tolong ajari aku."jawab Mila. "Dengan senang hati, makasih ya." ucap Arini sambil memeluk Mila.

"Permisi bu, apa pengantinnya sudah siap? " tanya penghulu.
"Sudah pak, mari masuk." jawab Arini tersenyum.
"Arini, aku mencintaimu." ucap Arman memeluk istrinya.
"Ya aku tahu,"Ayo duduk" ucap Arini tersenyum lalu membantu memakaikan penutup kepala pada kedua mempelai.
"Baik,bisa kita mulai acaranya?" tanya penghulu.
"Ya." jawab Arini tersenyum.
"Ayo jabat tangan saya." ucap penghulu.
"Tunggu,saya rasa pernikahan ini tidak perlu dilanjutkan." ucap Chintya tiba-tiba datang bersama seorang anak laki-laki.
"Maaf, saya permisi." ucap Arini menggandeng tangan Chintya,
"Apa maksudmu bicara seperti itu?" tanya Arini
"Permisi." ucap Arman mengikuti istrinya keluar dari ruangan, Pernikahan ini hanya bertujuan agar Arman memiliki anak.
"Kenalkan,ini Cemal anak kami." jawab Chintya.
"Tunggu,apa maksudmu, aku tidak mungkin memiliki anak darimu." ucap Arman tak terima.
"Arman, tolong lihat dia baik-baik , dia sangat mirip denganmu waktu kecil."ucap Chintya.
"Cukup berhenti berdebat,kita lakukan saja tes DNA, bagaimana kau setuju. " ucap Mila menengahi.
"Oke, siapa takut mari kita buktikan, Bersiaplah menerima kekalahan mu gadis manis." jawab Chintya sambil menatap Mila sinis.
"Jangan senang dulu kamu, aku yakin suamiku tidak mungkin melakukannya." ucap Arini
"Tidak ada yang tidak mungkin, Arini usianya hampir sama dengan waktu perpisahan kami. "jawab Chintya, "Kalau kamu benar-benar mengandung anakku ,kenapa kamu tidak pernah memintaku bertanggung jawab?" tanya Arman.
"Mama tidak mengijinkan ku kembali ke Jakarta sebelum kuliahku selesai." jawab Chintya.
"Hanya karena larangan mama, kamu baru berani membawanya sekarang,omong kosong, aku tidak percaya,itu bukan sifat mu." jawab Arman tersenyum penuh arti.
"Aku tidak bohong, awalnya mama yang merawat Cemal tapi tiba-tiba mama sakit, mama baru meninggal tiga hari lalu." jelas Chintya sambil menangis.

"Permisi bu, saya ingin mengambil sampel rambut anaknya." ucap Suster.
"Maaf sus kira-kira berapa lama hasilnya bisa keluar?"tanya Arman,
"3 hari lagi pak "jawab suster.
"Apa 3 hari, gak bisa lebih cepat." ucap Arman.

"Mas, sudahlah ikuti saja prosesnya." jawab Chintya.
"Cukup,hentikan sandiwaramu,aku tidak akan pernah percaya ucapanmu." ucap Arman.
"Mas tahan emosimu, aku yakin kamu gak salah." ucap Arini berusaha menenangkan suaminya.
"Oh ya bagaimana jika hasil tes itu justru menyatakan sebaliknya?" tanya Chintya,
"Tidak, aku sangat percaya pada suamiku." jawab Arini.
"Mila, maaf sepertinya pernikahan ini harus di undur sampai hasil tes itu keluar" ucap Arman.
"Ya mas, aku ngerti, semoga saja hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan. " jawab Mila.

Mila untuk sementara kamu bisa tinggal bersama kami." ucap Arini, "Aku gak setuju, seharusnya aku yang lebih berhak tinggal bersama kalian." sahut Chintya emosi
"Maaf aku tidak bisa sembarangan mengijinkan orang lain tinggal bersama kami." ucap Arini.
"Apa bedanya aku dengan gadis ini?" tanya Chintya mulai emosi.
"Kamu masih punya rumah, sementara Mila adalah tamu kami." jawab Arman.
"Oke aku ngerti tapi setelah hasil tes keluar, aku mau dia keluar dari rumah Arman." ucap Chintya.
"Aku istrinya mas Arman,jadi aku yang lebih berhak menentukan siapa saja yang boleh tinggal bersama kami,ayo,Mila kita pulang. " jawab Arini.
"Chintya kamu juga pulang,kasian anak itu." ucap Arman.
"Oke terima kasih ternyata kamu masih perhatian pada kami." jawab Chintya mencium pipi Arman dan bergegas pergi.

Keluarga Bu Anita, "Alhamdulillah, bu Anita sudah sadar." ucap Suster, Mendengar hal itu Chintya kembali menghampiri Arman.
"Arman,ayo kita temui mama, mama pasti senang melihat Cemal." ucap Chintya menggenggam tangan Arman, sementara Arini dan Mila tertegun melihat sikap Chintya.
"Maaf sepertinya, kehadiranku sudah tidak diperlukan lagi, lebih baik aku pulang." ucap Mila tiba-tiba.
"Mila, jangan pergi, paling tidak tunggu sampai hasil tes itu keluar." jawab Arini memohon.
"Maaf aku gak bisa permisi. "ucap Mila bergegas pergi.

"Mas Arman, Mila pergi tolong kejar dia." ucap Arini panik.
"Biarkan dia pergi, lagipula dia tidak pantas bersanding dengan Arman." jawab Chintya.
"Jaga bicaramu,ayo kejar dia mas" ucap Arini memohon.
"Jangan Arman mama mohon nikahi Chintya demi Cemal cucu mama." ucap Anita.
"Tidak,dia belum tentu cucu mama." jawab Arini.
"Kamu pasti iri dengan Chintya karena dia bisa memberikan saya cucu. "ucap Anita.
"Jahat kamu mas" ucap Arini berusaha mengejar Mila.

"Mila tunggu. " ucap Arini.
"Ada apalagi Arini, aku minta maaf terima kasih atas kebaikanmu, sampaikan salamku pada Arman." ucap Mila memeluk Arini.

"Pa ayo pulang pernikahan ini batal" ucap Mila.
"Tunggu, apa maksudmu?" tanya Randy.
"Mas Arman membohongi kita,dia sudah punya anak dari wanita lain." jawab Mila sambil terisak.
"Sialan beraninya dia membohongi kita,papa harus buat perhitungan sama dia." ucap Randy,
"Gak usah pa, lebih baik kita pulang, aku baik-baik saja." ucap Mila "Tunggu ini untuk kalian,"ucap Arini memberikan sejumlah uang pada Mila.
"Gak perlu, aku masih punya tabungan lagipula pernikahan kami batal, kamu tak perlu membayar biaya kuliahku. "jawab Mila.
"Tolong di terima anggap saja ini pemberian dari kakak pada adiknya." jawab Arini.
"Oke makasih." jawab Mila bergegas pergi.

"Mila seharusnya kamu bisa bertahan bersama Arman,anak itu lahir dari pernikahan yang tidak sah, jadi kamu masih ada kesempatan untuk mendapatkan harta warisan keluarganya,kalau pun ada yang harus pergi,itu Arini bukan kamu." ucap Randy setelah mengetahui kejadian sebenarnya.
"Cukup, jangan bicarakan hal ini lagi, aku mundur karena aku sadar,siapa aku lagipula aku tidak tega menyakiti perasaan Arini." jawab Mila "Menyakiti, bagaimana bukankah dia sendiri yang memintamu menjadi madunya?" tanya Randy.
"Ya pa tapi itu dulu ,sebelum dia tahu kalau mas Arman punya anak." jawab Mila.
"Oke , jika itu keputusanmu, artinya kamu harus siap kembali kerja di tempat om Aryo." ucap Randy.
"Ya, aku tahu, aku siap." jawab Mila sambil terisak.

Kekuatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang