Keesokkan harinya, Mila bersiap pergi ke rumah Aryo.
"Aku gak mau kerja seperti ini, gumam Mila dalam hati.
"Mila, ayo cepat om Aryo udah nunggu." ucap Randy.
"Ya pa." jawab Mila lalu keluar dari kamarnya.
" Pa, boleh aku bertanya sesuatu, apa uang pemberian mas Arman belum cukup untuk memenuhi kebutuhan kita sampai papa tega memintaku kerja seperti ini? "tanya Mila.
" Gak usah banyak tanya kamu, ayo kerja,kamu baru boleh berhenti bekerja jika kamu berhasil menikah dengan orang kaya,ayo kerja, jangan banyak alasan." bentak Randy sambil mendorong putrinya keluar dari rumah.Mama tolong Mila,Mila gak mau seperti ini. gumam Mila sambil berjalan ke rumah Aryo.
Gak, aku gak mau kembali rumah itu, aku harus pergi tapi aku mau pergi kemana. gumam Mila berjalan sambil menangis."Hai cantik sendirian aja nih, " ucap tiga pria mendekatinya.
"Mau apa kalian, jangan ganggu aku." ucap Mila lalu bergegas pergi.
"Kami tidak suka di tolak bawa dia." ucap salah satu dari mereka lalu menggendong Mila.
"Tolong, lepaskan aku. "ucap Mila meronta.
"Jangan banyak bergerak cantik atau kamu sudah tidak sabar ingin bersamaku." bisik orang tersebut, "Gak, aku gak akan mau menemani kalian." ucap Mila sinis.
"Masih berani melawan kamu,oke ayo kita lakukan di sini saja. "ucapnya lalu berhenti di sebuah rumah kosong yang jauh dari pemukiman warga. "Lepaskan aku." teriak Mila.
"Jangan berteriak sayang, kami tidak akan menyakitimu." jawab mereka mulai memainkan tubuhnya di atas Mila,aku tahu dosaku banyak, tapi aku berjanji aku akan berubah, aku mohon tolong aku. " gumam Mila dalam hati.Tak lama kemudian, terdengar suara seseorang menendang pintu, "Lepaskan dia." ucap seseorang menjauhkan mereka dariku.
"Siapa kamu," ucap mereka bertiga emosi lanjut memukuli pria tersebut.
"Kevin" gumam Mila terkejut sekaligus bahagia melihat Kevin kembali menolongnya, mendengar namanya disebut Kevin sempat menoleh sekilas, melihat hal itu salah satu dari mereka mengeluarkan pisau kecil dan berniat melukai Kevin, Mila yang melihatnya segera berdiri di depan Kevin.
"Ahh...." ucap Mila saat pisau tersebut menancap di perutnya.
"Astaga Mila."gumam Kevin.
"Terima kasih." ucap Mila tersenyum sebelum tak sadarkan diri,"Mila bangun." teriak Kevin bergegas menggendong Mila dan membawanya ke rumah sakit.Mila, kamu harus kuat, sebentar lagi kita sampai rumah sakit. gumam Kevin dalam hati sambil mengemudikan mobilnya.
15 menit kemudian, mereka sampai, "Suster tolong teman saya,dia baru saja tertusuk pisau." ucap Kevin panik.
"Pasti mas."jawab suster segera membawa Mila ke UGD.Beberapa saat kemudian, dokter keluar.
"Syukurlah, pasien baik-baik saja."ucap dokter.
"Terima kasih dok, boleh saya menjenguk pasien?" tanya Kevin "Tunggu sebentar pasien akan segera kami pindah ke ruang perawatan. " jawab dokter.
"Baik dok, sekali lagi terima kasih."jawab Kevin tersenyum.
"Sama-sama saya permisi." ucap dokter.
"Ya." jawab Kevin.
"Maaf, pasien belum bisa di pindahkan karena administrasinya belum di selesaikan." ucap suster yang lain.
"Oke saya akan urus semuanya."jawab Kevin bergegas pergi ke kasir.
"Baik, segera pindahkan dia ke ruang VVIP. "ucap suster.
"Ya." jawab yang lainnya, setelah di pindahkan ke ruang rawat Kevin dengan setia menemani Mila.
"Mila, kali ini, aku janji akan menolong mu." gumam Kevin."Jangan sentuh aku."rasau Mila ketakutan.
"Jangan takut. "ucap Kevin menggenggam tangan Mila.Beberapa saat kemudian, "Mila sadar, "Ahhh, dimana aku?" tanya Mila sambil memegangi perutnya.
"Kamu di Rumah Sakit, jangan banyak bergerak, lukamu masih basah." jawab Kevin.
"Terima kasih, tapi tidak bisa lama-lama disini, aku harus pergi." ucap Mila berniat turun dari ranjang.
"Mila dengarkan aku,kamu aman bersamaku, besok, aku antar kamu pulang." jawab Kevin.
"Tidak, aku gak mau pulang." tolak Mila.
"Maksudku, pulang ke rumahku." jelas Kevin.
"Gak, terima kasih." tolak Mila.
"Gak papa nanti aku akan menghubungi kakakku agar dia tinggal di rumah." jawab Kevin.
" Oke kalau gitu, aku mau, sekali lagi terima kasih."ucap Mila tersenyum , tiba-tiba Mila kembali terdiam Beasiswaku gimana, gumamnya dalam hati."Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Mila.
"Ya, katakan saja." jawab Kevin.
"Apa beasiswa itu bisa di pindahkan?" tanya Mila.
"Tidak bisa, tapi tenanglah, aku yang akan membiayai kuliahmu." lanjut Kevin.
"Gak perlu, tolong ,carikan aku pekerjaan,aku bisa kerja part time." tolak Mila.
"Pekerjaan sudah menantimu, selesaikan saja kuliahmu dengan baik." jawab Kevin tersenyum.
"Apa maksudmu ?" tanya Mila.
"Maaf aku tidak bermaksud sombong tapi selain dosen, aku juga seorang pengusaha." jawab Kevin.
"Hebat juga kau rupanya, aku harus banyak belajar darimu. " ucap Mila. "Dengan senang hati, aku akan mengajarimu, aku rasa kau juga punya banyak kemampuan." jawab Kevin tersenyum.
"Kamu bisa aja, makasih pujiannya." jawab Mila.
"Mila maaf kalau boleh tahu kenapa tiba-tiba kamu berani mengambil keputusan untuk pergi?" tanya Kevin.
"Papa bilang dia akan terus memaksa aku bekerja sampai aku berhasil menikah dengan orang kaya,tapi mana ada pria yang mau menikahi gadis kotor sepertiku." jawab Mila.
"Jangan katakan hal itu lagi , kamu berbeda dengan mereka." ucap Kevin kesal.
"Beda apanya, aku gagal mempertahankan kehormatan ku,Aryo sudah menghancurkan masa depanku." jawab Mila sambil mengepalkan tangannya.
"Jangan simpan dendam di hatimu," ucap Kevin sambil berusaha membuka kepalan tangan Mila.
"Masa depanmu belum hancur kamu masih bisa menata hidupmu, aku bersamamu." ucap Kevin sambil menggenggam tangan Mila seolah memberi kekuatan.
"Makasih tapi bagaimana jika karena kejadian itu aku hamil ?" tanya Mila sambil terisak.
"Aku siap menjadi ayahnya." jawab Kevin.
"Tidak,ini tidak adil untukmu, "Biarkan aku mengugurkan kandunganku, aku tidak mau mempunyai anak darinya." ucap Mila.
"Jangan seperti ini,ayo aku antar kamu ke dokter kandungan." ajak Kevin.
"Aku takut." ucap Mila terisak.
"Aku bersamamu, jangan takut." jawab Kevin memeluk Mila dan membantunya berjalan ke ruangan dokter kandungan."Permisi,kami mau melakukan tes kehamilan." ucap Kevin.
"Baik , silahkan masuk." ucap Renata.
"Ibu silahkan ke kamar kecil terlebih dulu." ucap Renata.Beberapa saat kemudian Mila keluar dari toilet.
"Baik, silahkan tunggu diluar." ucap Renata.
"Gimana ini," gumam Mila jangan takut, aku pernah baca artikel tentang wanita, di sana tertulis bahwa, semua wanita ada masa suburnya,jika bukan masa subur dia tidak akan pernah bisa menjadi janin,jadi, jangan takut, berdoa saja." ucap Kevin berusaha menenangkan Mila.
"Kamu benar,semoga saja hasilnya negatif,aku tidak ingin punya anak dari dia." ucap Mila.
"Ya, jangan di ingat lagi, anggap saja hari ini adalah kehidupan baru untukmu." jawab Kevin.
"Ibu Mila silahkan masuk." ucap suster.
"Hasilnya sudah keluar, saya buka dulu ya,maaf hasilnya masih negatif." ucap Renata.
"Syukurlah, terima kasih dok, tidak masalah,kami memang sepakat untuk menunda momongan, kalau begitu kami permisi, maaf mengganggu waktunya." jawab Kevin.
"Ya sama-sama." jawab Renata.
Selesai melakukan pemeriksaan, Mila bisa tersenyum lega, terima kasih. ucap Mila.
"Sama-sama,ayo kita pulang." ajak Kevin.