Malam harinya
Arman dan Arini bergegas ke rumah mertuanya.
"Sayang, kamu turun dulu aja, aku ingin memberikan kejutan untuk mama." ucap Arini.
"Oke,sayang, jangan lama-lama ya, nanti aku kangen." jawab Arman tersenyum
"Arman ayo masuk, mama punya kejutan untukmu, semoga kamu menyukainya." ucap Anita sengaja menyambut kedatangan putranya di depan pintu.
"Hai,apa kabar? "sapa Chintya, "Chintya" ucap Arman sedikit terkejut,
"Iya ini aku Chintya, aku sengaja kembali untukmu." jawab Chintya memeluk Arman.
"Mas Arman, apa-apaan ini mas,jadi dia calon maduku?" tanya Arini dengan mata berkaca-kaca.
"Sayang, ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Chintya hanya teman sekolah SMA ku." jawab Arman meyakinkan istrinya.
"Bohong,dia Chintya calon istri Arman."ucap Anita tiba-tiba.
"Ma tolong jangan bercanda, aku sangat mencintai Arini, aku tidak mungkin mengkhianatinya. "jawab Arman tegas.
"Arman, apalagi yang kamu harapkan pada wanita ini, kamu lupa,dia itu.... ,ucapan Anita terpotong,
"Cukup ma, sampai kapanpun,aku tidak akan pernah menduakan Arini,kita pulang." ucap Arman mengajak sang istri masuk ke mobil."Mas apa salahku,kenapa sikap mama berubah?" tanya Arini sambil terisak, "Kamu gak salah sayang, mungkin mama terkejut melihatmu sembuh dengan cepat." jawab Arman.
"Gak mungkin, aku rasa mama benar-benar marah padaku tapi apa alasannya."ucap Arini.
"Itu hanya perasaanmu saja." jawab Arman tersenyum lalu melajukan mobilnya ke rumah."Tante kenapa,tante gak bilang kalau Arman udah nikah? "tanya Chintya emosi.
"Chintya tenang dulu sayang, tante bisa jelaskan, Arini itu mandul, sementara, tante sangat menginginkan kehadiran seorang cucu,tante yakin kamu pasti bisa memberikan cucu,tante janji dalam waktu dekat mereka pasti berpisah." ucap Anita.
"Oke tante, aku tunggu kabar baiknya,makasih tante. " ucap Chintya.
"Ya sayang,kamu tenang aja,tante akan pisahkan mereka,bagaimanapun caranya." jawab Anita tersenyum licik.
"Tante benar,aku juga siap membantu." ucap Chintya.
"Tidak perlu sayang,tante tidak ingin namamu buruk di mata Arman." jawab AnitaKeesokkan harinya
"Sayang, aku berangkat kerja ya." "Sampai ketemu nanti." ucap Arman mencium kening istrinya.
"Ya hati- hati." jawab Arini mengantar suaminya sampai depan pintu.Setelah Arman pergi ,Anita tiba-tiba datang, "mama,ayo masuk" ucap Arini.
"Mau minum apa?" tanya Arini,
"Gak perlu, duduklah, saya mohon baik-baik padamu, tinggal Arman biarkan dia ba" ucap Anita.
"Maaf ma tapi,Arini gak bisa,kami saling mencintai, aku mohon jangan pisahkan kami. "ucap Arini sambil bersimpuh di hadapan Anita.
"Gak keputusan saya sudah final, tinggalkan anak saya."ucap Anita tegas.
"Gak, aku siap melakukan apapun asal jangan pisahkan kami." jawab Arini.
"Apapun, kamu yakin?" tanya Anita.
"Ya, aku yakin." jawab Arini,
"Lakukan hal ini,bujuk Arman agar dia mau menikah dengan Chintya." ucap Anita.
"Gak, aku tidak mungkin melakukannya,aku tidak ingin berbagi suami." ucap Arini.
"Sudah mama duga kamu pasti tidak bisa melakukannya, baiklah mama permisi." ucap Anita.
"Mama tunggu,apa yang salah denganku, kenapa mama ingin aku bercerai dengan mas Arman?" tanya Arini penasaran.
"Coba lakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh." jawab Anita bergegas pergi,
"Sebenarnya,ada apa denganku kenapa tiba-tiba sikap mama berubah drastis."ucap Arini sambil menangis."Sayang kamu kenapa?" tanya Arman tiba-tiba datang.
"Sayang tolong antar aku ke RS,kepalaku sakit sekali" ucap Arini, "Ya, bertahanlah. "jawab Arman menggendong Arini ke mobil.Tiba-tiba ponsel Arman berdering.
"Pak,anda dimana, client sudah menunggu." ucap Silvi sekretarisnya, "Batalkan saja metting itu, istri saya sedang sakit. "ucap Arman melempar ponselnya.10 menit kemudian, mereka tiba di RS.
"Sayang kamu harus kembali ke kantor nanti aku kabari hasil pemeriksaannya." ucap Arini,
" Tapi sayang," jawab Arman ragu, "Jangan khawatir, aku pasti baik-baik saja pergilah,I love you." ucap Arini meyakinkan suaminya.
"Baiklah sayang, "aku segera kembali." ucap Arman mencium kening istrinya."Permisi sus , saya ingin menemui dokter Renata ucap Arini.
"Mohon tunggu sebentar,di dalam sedang ada pasien." jawab suster tersebut.
tak lama kemudian pasien tersebut keluar.
"Permisi dok,saya Arini, saya ingin tahu hasil general check up saya, waktu itu." ucap Arini.
"Maaf bu hasilnya sudah diambil oleh pak Arman." jawab Renata,
"Saya juga berhak tahu apa hasilnya dokter. "ucap Arini sedikit emosi. "Maaf bu, apa tidak sebaiknya anda langsung tanyakan langsung pada pak Arman." jawab Renata.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada saya,kenapa dokter terlihat menyembunyikan sesuatu." ucap Arini.
"Baiklah bu saya akan katakan semuanya, saat kecelakaan terjadi, sebenarnya ibu sedang hamil 2 bulan,tapi akibat kecelakaan itu ibu keguguran dan dinyatakan sulit memiliki keturunan lagi." jawab Renata.
"Gak mungkin,ini pasti ada kesalahan." ucap Arini sambil menangis.
"Maaf bu tapi saya sudah melakukan pemeriksaan itu berulangkali,tapi hasilnya tetap sama." jawab Renata, "Terima kasih dok,saya permisi." ucap Arini.
Sayang, kamu udah selesai maaf, aku terlambat ucap Arman merasa bersalah
"Tidak papa,ayo pulang, kita bicara di rumah. "jawab Arini.
"Ada apa ini,apa Arini sudah tahu semuanya," gumam Arman dalam hati sambil mengikuti langkah istrinya menuju mobil.10 menit kemudian, mereka tiba di rumah.
"Aku sudah tahu semuanya dan aku ingin bertemu Mila." ucap Arini tiba-tiba.
"Mila siapa sayang?" tanya Arman berpura-pura tidak mengerti maksud istrinya
"Mila,calon istri pilihanmu." jawab Arini.
"Kamu mendengar semua pembicaraanku waktu itu?" tanya Arman.
"Ya mas, karena ucapanmu itu bangun dari koma,ayo antar aku menemuinya." ucap Arini bersikeras. "Nanti malam ya ,Mila masih kuliah" jawab Arman.
"Oke,tapi hari ini juga aku mau ketemu Mila." ucap Arini lalu bergegas ke kamarnya.Malam harinya
Arman dan Arini datang ke rumah Mila.
"Selamat malam saya Arini,Saya ingin kamu segera menikah dengan suami saya." ucapnya.
"Tidak saya tidak ingin melukai perasaanmu." jawab Mila.
"Kamu salah, pernikahan kalian adalah penyelamat bagi rumah tangga kami,aku mohon." ucap Arini berusaha meyakinkan Mila.
"Baiklah aku bersedia tapi aku tetap ingin melanjutkan kuliahku setelah menikah" ucap Mila.
"Lahirkan anak kami terlebih dahulu setelah itu baru kamu boleh lanjutkan kuliahmu." lanjut Arman.
"Tidak pak Arman, saya ingin kuliah." ucap Mila.
"Mila tolong mengerti keadaan kami, saya janji setelah kamu melahirkan saya yang akan merawat bayi itu." ucap Arini meyakinkan.
"Sudah terima saja permintaan mereka yang terpenting kamu bisa kuliah." ucap Randy tiba-tiba ikut bicara.
"Baiklah aku mau, tolong bantu urus pernikahan kami." jawab Mila. "Terima kasih bantuannya Mila,kami tidak akan melupakan kebaikanmu." ucap Arman dan Arini bersamaan. "Arman, jangan lupa sisanya, saya tunggu." ucap Randy.
"Ya pak,kalau gitu saya permisi selamat malam." jawab Arman.
"Malam, hati-hati." ucap Randy dan Mila sambil menatap kepergian mereka, sementara Arini hanya membalas dengan melambaikan tangann sambil tersenyum.
