Part 20

447 19 0
                                    

Beberapa jam kemudian,tepat pukul 00.00 dini hari, tiba-tiba Arman memeluk Arini sambil berbisik "Happy birthday,and happy wedding anniversary my love, i will always love you forever." lalu mencium kening istrinya.
"Kamu ingat hari ini?" tanya Arini dengan mata berbinar.
"Aku selalu ingat setiap momen bersamamu sayang." ucap Arman sambil mencium pipi dan kening istrinya beberapa kali.
"Tunggu, apa kamu bilang tadi setiap momen bersamaku,itu artinya kamu tidak mengalami amnesia?" tanya Arini.
"Maaf sayang, aku terpaksa bohong demi merayakan hari spesial ini bersamamu." jawab Arman.
Jahat,kenapa kamu harus bohong, sekarang katakan apa kakimu benar- benar lumpuh?"tanya Arini.
"Ya sayang ,kata dokter, kepalaku mengalami benturan yang cukup keras, itu berpengaruh pada syaraf kakiku. "jawab Arman.
"Tega kamu, asal kamu tahu,dari tadi pagi, mama Anita terus menghubungiku,aku terpaksa bohong dan mengatakan kalau kamu pergi keluar kota,tapi dia tidak percaya,dia terus saja memakiku dengan kata-kata kasar, bahkan Chintya berfikir kalau aku sengaja membawa kamu pergi untuk menggagalkan rencana pernikahan kalian."
jelas Arini sambil menangis.
"Maafkan aku, aku tidak menyangka bahwa rencanaku memberikan kejutan untukmu,malah jadi seperti ini, maafkan aku sayang, tolong jangan nangis, aku tidak sanggup mendengarnya."ucap Arman
Untuk apa kamu memberikan kejutan ini,jika kedepannya nanti kamu akan memberiku banyak air mata?" tanya Arini.
"Sayang, bukan hanya kamu yang merasa terluka, aku juga terluka, Chintya hanya masa lalu, kamu masa depanku sayang,aku mohon percayalah." jawab Arman yang juga mulai menangis.
"Simpan air matamu, aku  terlanjur kecewa sama kamu."ucap Arini.
"Aku tidak pernah mengkhianati kamu sayang, Cemal bukan anakku." jawab Arman.
"Kenapa hasil tes DNA - nya bisa cocok denganmu ?"tanya Arini.
"Aku tidak tahu tapi aku mohon beri aku waktu beberapa hari untuk menyelidiki semuanya. jawab Arman.
Rumah tangga itu, ibarat sebuah gelas,jika salah satu sisinya pecah, untuk apa dipertahankan lagi,jadi secepatnya aku akan urus surat perceraian kita selamat malam." ucap Arini lalu keluar dari kamar Arman.

Keesokkan harinya, mereka berkumpul di meja makan.
"Happy birthday kakakku sayang, bahagia selalu wish you all the best." ucap Kevin.
"Makasih doanya Vin." jawab Arini.
"Jangan kasih ucapan aja dong,kadonya mana?" tanya Mila tiba-tiba ikut bicara.
"Diam kamu yang ultah itu kak Arini bukan kamu,kenapa kamu minta kado." jawab Kevin.
"Ya, aku  hanya mewakili  suara hati kak Arini, kalian gak peka banget jadi cowok ucap Mila."
"Bukannya gak peka,kak Arini itu gak suka di kasih kado,yang terpenting baginya adalah bersama kak Arman. jawab Kevin.
"Benarkah itu, tapi bukankah sebuah kado, bisa diartikan bentuk kasih sayang kita terhadap orang yang berulang tahun. "ucap Mila.
"Sudahlah, jangan bertengkar, aku memang tidak mau menerima kado, karena bagiku keluarga ini adalah kado terindah dari Tuhan." jawab  Arini seketika  menghentikan perdebatan di antara mereka.
"Oke kak, maafkan aku." jawab Mila.

"Kevin, Mila,aku mau jujur sama kalian bahwa aku tidak mengalami amnesia,aku terpaksa melakukan ini karena aku ingin tetap bersama istriku, aku mohon pengertiannya, sekali lagi maafkan aku."ucap Arman.
"Gak papa, tapi sampai kapan kakak mau lari dari tanggung jawab?"tanya Kevin.
"Tanggung jawab apa, dia bukan anakku, aku mohon percayalah." jawab Arman.
"Maaf,tapi aku lebih percaya dengan hasil tes itu. "ucap Kevin.
"Kevin,di zaman sekarang uang berkuasa, hasil tes itu bisa saja di manipulasi." jawab Arman.
"Lalu apa maumu sekarang?" tanya Kevin tegas.
"Aku minta waktu, untuk membuktikan kebenarannya,kita bisa  cari informasi tentang  siapa  orang tua anak itu ke beberapa panti asuhan di Jakarta." jawab Arman.
"Aku rasa, aku tidak berhak menjawabnya,kak Arini silahkan di jawab." ucap  Kevin.
"Tidak, aku tidak butuh bukti  apapun lagi, setelah kamu sembuh, aku akan pergi dari kehidupanmu,  sudahlah jangan bahas itu, sebaiknya kita siap-siap kamu ada fisioterapi jam 9. jawab Arini."
"Gak, untuk apa aku sembuh, jika penyemangat hidupku tidak ingin bersamaku lagi ." ucap Arman mulai emosi.
"Oke kalau itu keputusanmu,Vin,kakak pulang." jawab Arini berjalan keluar dari rumah Kevin,  seolah tak peduli dengan keadaan suaminya.
"Oke hati-hati, mau aku antar, sekalian aku berangkat ke kampus ?"tanya Kevin.
"Gak usah, kakak gak pulang ke rumah itu, kalian berangkat aja." jawab Arini.
"Oke kita duluan kak."ucap Kemil bersamaan.

"Arini, tunggu sayang, jangan tinggalkan aku, ucap Arman berusaha mengejar istrinya,dari jalannya menurun,Arman  jatuh dari kursi rodanya,bruk.. sayang tunggu... ucap Arman, mendengar suara itu Arini segera berbalik menghampiri suaminya lalu membantunya duduk di kursi roda.
"Kamu kenapa bandel banget, kamu tahu kalau sampai kamu kenapa-napa aku lagi yang disalahkan,ayo ikut kita udah di tunggu ." ucap Arini.
"Kamu yakin kita pergi, kalau kita ketemu mama atau Chintya gimana?"tanya Arman tiba-tiba
"Itu sudah resiko yang terpenting  adalah kesembuhan kamu. "jawab Arini.
Kita pergi naik apa?" tanya Arman.
Kevin sudah menyiapkan supir untuk kita, sudah siap bu ?" tanya seseorang menghampiri keduanya.
"Sudah,ayo berangkat." jawab Arini tersenyum.
"Perkenalkan saya Fadil, saya di tugaskan pak Kevin mengantar kalian ke rumah sakit setiap harinya."ucap Fadil.
"Terima kasih Fadil,maaf kami sudah merepotkan mu." jawab keduanya bersamaan.
"Tidak masalah, ini pekerjaan saya, lagipula sejak ada nona Mila,pak Kevin sering bawa mobil sendiri." ucap Fadil.
Memangnya sudah berapa lama Mila tinggal  di rumah?" tanya Arini.
"Sekitar 1 minggu  yang lalu bu ." jawab Fadil.

20 menit kemudian, mereka sampai di Rumah Sakit .
"Selamat pagi bu,mau fisioterapi ya. tanya suster
"Ya sus,tadi sudah buat janji jawab Arini.
"Baik bu ,mari saya antar." ucap suster itu dengan ramah.
"Permisi, pasien  fisioterapi  nya sudah datang." ucap suster Ana.
"Selamat pagi,apa kabar, kenalkan saya Taufan ucapnya tersenyum.
"Pagi dok, saya sehat dan saya semangat untuk berlatih." jawab Arman.
"Bagus, saya suka semangat anda,ayo kita mulai latihannya." ucap Taufan.
"Sayang semangat." ucap Arini.
"Makasih sayang, kamu temani aku disini ya ."jawab Arman memohon.
"Ya."  ucap Arini tersenyum sambil menahan malu karena dokter  Taufan terus memperhatikan keduanya.

15 menit kemudian, latihan selesai, "Cukup  untuk harinya, sampai ketemu besok." ucap Taufan.
"Maaf dokter, kira-kira berapa lama lagi saya bisa berjalan?" tanya Arman.
"Semua tergantung pada usaha anda pak,jika anda sering berlatih berjalan, saya rasa itu bisa mempercepat kesembuhan anda. jawab Taufan.

Kekuatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang