"Arman." gumam Chintya terkejut melihat foto yang di kirim anak buahnya.
"Apa-apaan ini,saya bilang culik gadis itu, kenapa kalian memukuli calon suami saya."ucap Chintya emosi.
"Maaf bos tapi kami tidak menemukan gadis itu di dalam mobilnya,kami sudah coba bicara baik-baik tapi dia tidak mau mengatakannya." jawab mereka
"Bodoh, saya tidak akan bayar sisanya." umpat Chintya lalu menutup teleponnya.
"Sial bos gak mau bayar kita, katanya salah sasaran." ucap Andre.
"Gak bisa gitu dong,ayo ikut kita ke rumahnya." jawab Andrew sang ketua preman.
"Oke bos." jawab mereka.30 menit kemudian
"Buka pintunya." ucap Andrew menggedor pintu rumah Chintya."Ya sebentar,siapa sih gak sabaran banget "ucap Chintya sambil membuka pintu.
"Kalian ngapain kesini?" tanya Chintya terkejut.
"Bayar kita sekarang, atau kami akan mengatakan semuanya pada calon suami anda." ancam Andrew, "Jangan-jangan, oke ini,sisanya, jangan ganggu saya lagi." jawab Chintya sambil memberikan sebuah amplop.
" Oke makasih." ucap mereka lalu bergegas pergi.
Akhirnya selesai juga,tapi bagaimana kondisi Arman, aku harus menemukannya." gumam Chintya bergegas pergi dari rumah.Keesokkan harinya,
"Tolong, tolong ada mayat." teriak salah satu warga, beberapa orang segera berlari menghampirinya, "Mereka segera memeriksa kondisi Arman,dia masih hidup." ucap salah satu warga.
"Loh, "Ini kan tamunya pak Randy." ucap yang lainnya.
"Kamu benar,ayo kita bawa dia ke rumah pak Randy. "ucap mereka bersamaan lalu membawa Arman ke rumah Mila.
"Permisi pak, kami menemukan tamu bapak pingsan di semak-semak,"ucap mereka.
"Siapa sih" jawab Randy sambil melihat orang yang dimaksud , "Arman gumamnya,Mila ke marilah." teriak Randy.
"Ya pa,ada apa? "jawab Mila menghampiri Randy.
"Mas Arman, Pak tolong bawa ke dalam,terima kasih pak." lanjut Mila.
"Pa ,Mila minta tolong jagain mas Arman,Mila mau ambil minyak angin ucapnya.
"Arini harus tahu masalah ini." gumam Mila.
"Jangan hubungi keluarganya,ini kesempatanmu untuk menjadi satu-satunya Nyonya Arman." ucap Randy merebut ponsel Mila sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Gak pa," aku gak mau, mereka sudah sangat baik, aku tidak ingin menyakiti perasaan Arini." jawab Mila berusaha merebut ponselnya
"Gak,ayolah manfaatkan kesempatan ini agar kita kaya, papa capek hidup miskin." ucap Randy membujuk putrinya.
"Gak,"Mila gak mau lagi mengikuti keinginan papa." ucap Mila.berlari ke kamarnya.
"Astaga, kalau aku pergi,siapa yang merawat mas Arman." gumam Mila ketika melihat kondisi Arman yang belum sadarkan diri.
"Arini.. Arini... Arini. "ucap Arman lalu membuka matanya perlahan, "Mas Arman,"Kamu sudah sadar," ucap Mila duduk di samping ranjang, "Kamu,dimana Arini?" tanya Arman, "Mas tenang dulu,Arini ada di rumah , tadi beberapa orang menemukan mas pingsan dan mereka membawa mas kesini." jawab Mila.
Arman terdiam sejenak mengingat kejadian semalam, aku ingat beberapa orang menghadang ku dan menanyakan keberadaan seorang gadis." jawab Arman sambil memegangi perutnya, ponselku gumam Arman sambil meraba sakunya, "Tolong, hubungi Arini," ucap Arman sambil menyerahkan ponselnya.
"Ya mas." jawab Mila.
Beberapa saat kemudian telpon tersambung.
"Hallo,Mas kamu dimana kondisi mama tiba-tiba drop. "ucap Arini.
"Mas Arman masih di rumahku, semalam dia di keroyok orang." jawab Mila.
"Astaga lalu bagaimana keadaannya?" tanya Arini.
"Mas Arman gak papa hanya luka ringan." jawab Mila.
"Oke tolong jaga mas Arman, setelah kondisinya lebih baik, kalian datanglah ke rumah sakit,mama menunggu." ucap Arini .
"Ya pasti." jawab Mila.Saat Mila ingin aku mematikan teleponnya tiba-tiba Arman berkata, "Aku ingin bicara dengan Arini sebentar.
mendengar suara itu,Arini menjawab, "Jangan,bilang saja, aku sedang sibuk." ucap Arini lalu mematikan teleponnya.
Tak ingin melihat Arman kecewa Mila terpaksa berbohong.
"Maaf mas hpnya mati, aku cash sebentar ya." ucap Mila.
"Oke makasih." jawab Arman. "Sepertinya Arini salah paham." gumam Mila lalu mencoba menghubungi Arini namun kali ini ponselnya mati.
"Ini gak boleh dibiarkan, aku harus bicara padanya." gumam Mila berlari ke kamar dan mengemasi barang-barangnya.
"Mila kamu mau kemana?"tanya Arman.
"Kita harus ke Jakarta,mama mas masuk rumah sakit. "jawab Mila.
"Apa tapi mobilku," ucap Arman binggung.
"Papa sudah mengambilnya, ayo papa antar." ucap Randy yang tiba-tiba menghampiri keduanya.
"Baiklah terima kasih pak" jawab Arman.
"Mila,jangan lupa bawa ponselku." ucap Arman.
"Ya sebentar." ucap Mila kembali masuk ke rumah dan mengambilnya.Beberapa saat kemudian,ini ponselmu ucap Mila sambil menyerahkan ponsel Arman.
"Terima kasih." jawab Arman tersenyum.
Di tengah perjalanan, Chintya melihat mobil Arman melintas.
"Syukurlah, Arman baik-baik saja." gumam Chintya tersenyum lalu mengikuti mobil Arman.
"Lho kok ke Rumah Sakit,ada apa ini jangan-jangan terjadi sesuatu pada Arman, "ucapan Chintya terhenti saat melihat Arman keluar dari mobil bersama Mila.
"Gadis itu, pasti calon istri Arman,dasar preman bodoh." umpat Chintya dengan kesal, aku harus masuk, aku harus tahu apa alasan mereka datang kesini. "gumam Chintya lalu bersiap turun dari mobil, dan mengikuti Arman.Tiba -tiba Arman berhenti di sebuah ruangan dan memasukinya.
"Ma, aku datang,mama bangun ya," mama harus melihat pernikahanku, aku janji akan membahagiakan mama. " ucap Arman terisak mencium kening Anita
Apa yang mereka bicarakan,apa, jangan-jangan Arman akan segera menikahi gadis itu, tidak ini tidak bisa dibiarkan,Arman hanya milikku,ayo berfikir Chintya lakukan sesuatu. gumamnya dalam hati.Beberapa saat kemudian.
"Aku tahu, satu cara yang mampu mengagalkan pernikahan itu dan aku yakin tante Anita pasti senang mendengarnya." gumam Chintya lalu melajukan mobilnya ke sebuah panti asuhan yang letaknya tak jauh dari Rumah sakit.10 menit kemudian, Chintya sampai di panti.
"Permisi bu, maaf mengganggu,saya ingin mengadopsi seorang anak laki-laki berusia 3-4 tahun apa disini ada ?"tanya Chintya,
"Oh, ada,mari saya antar, kebetulan anak-anak sedang bermain. "jawab Rahma,selaku pemilik panti, "Ngomong-ngomong dimana suami ibu,kenapa ibu datang sendiri?" tanya Rahma.
"Suami saya sedang di luar kota, saya kesepian jadi, saya putuskan untuk adopsi anak supaya saya tidak kesepian di rumah." jawab Chintya.
"Anak-anak ayo sini, ada yang ingin bertemu kalian." ucap Rahma.
"Ya bu." jawab mereka berkumpul di hadapan Chintya.
"Kenalkan ini tante Chintya,ayo kasih salam dulu." ucap Rahma.
"Hai tante salam kenal." ucap mereka bersamaan.
"Hai juga sayang,tante boleh ikut main?" tanya Chintya.
"Boleh,ayo tante." ucap mereka tersenyum.Setelah puas bermain dengan beberapa anak, pilihan Chintya jatuh hati pada seorang anak bernama Cemal.
"Cemal kamu mau ikut tante?" tanya Chintya.
"Gak mau." jawab Cemal berlalu pergi.
"Sayang jangan takut tante Chintya itu baik."ucap Rahma menghampiri mereka.
"Ya sayang, Bu Rahma benar, kamu mau mainan." ucap Chintya berusaha mendekati Cemal.
"Mau" jawab Cemal bersemangat. "Kalau gitu kamu mau ikut tante pulang?" tanya Chintya.
"Ya, aku mau mainan yang banyak."jawab Cemal.
"Siap, ganteng mulai sekarang jangan panggil tante dong, panggilnya mama, bisa kan?" tanya Chintya.
"Cemal menggangguk lalu berkata mama," jawab Cemal memeluk Chintya.
![](https://img.wattpad.com/cover/210667787-288-k232392.jpg)