Part 17

365 23 0
                                    

10 menit kemudian, ambulance datang,Arini segera membawa Arman ke RS terdekat.
Arman, aku mohon bertahan sayang, aku mencintaimu.ucap Arini sambil mencium tangan suaminya.
5 menit kemudian mereka sampai di RS.
"Dokter tolong suami saya,dia harus sembuh.  ucap Arini panik.
"Ibu tenang,kami akan memeriksa kondisi pasien mari sus." jawab

Dokter  bergegas masuk ke UGD, tiba-tiba ponsel Arman berdering, "Chintya, aku harus jawab apa, tidak Chintya dan mama  tidak boleh tahu tentang kondisi Arman.
"Dia suamiku, aku juga ingin merawatnya." gumam Arini, tiba-tiba ponsel Arman lowbat.
Syukurlah takdir mengijinkan aku  merawat suamiku.gumam Arini menyimpan ponsel Arman.

Tak lama kemudian.
"Dokter keluar dari UGD,bagaimana keadaan suami saya dok? "tanya Arini panik.
"Syukurlah, pasien hanya mengalami luka ringan, tidak ada yang perlu di khawatirkan." jawab dokter . "Syukurlah terima kasih dok, boleh saya menjenguknya?"tanya  Arini, "Tunggu sebentar tapi kami akan memindahkan pasien ke ruang perawatan." jawab suster.
"Maaf bu, silahkan urus pendaftarannya dulu." ucap suster yang lain.
"Ya,maaf saya lupa. " jawab Arini.
"Terima kasih bu, pasien  sudah kami pindahkan ke ruang Melati no 287." ucap suster.
"Baik , terima kasih infonya, saya permisi." jawab Arini tersenyum lalu bergegas ke ruangan, sesampainya di sana,Arman, aku mencintaimu.    ucap Arini mencium suaminya.

Keesokkan harinya
Chintya datang bersama Cemal, Kevin tidak  mengijinkan mereka untuk menginap di rumahnya.
"Papa dimana?"tanya Cemal.
"Eh sayang." ucap Anita memeluk dan mencium cucunya.
"Papa mana Oma pasti di kamar, aku masuk ya." ucap Cemal tersenyum, "Chintya, Arman belum pulang, mama sudah coba hubungi ponselnya juga gak aktif,apa kalian bertengkar?" tanya  Anita
"Gak, apa jangan-jangan dia menemui Arini.jawab Chintya.
"Kamu benar, gumam Anita lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Arini.
"Hmm, siapa sih pagi-pagi udah telpon,mama, gumam Arini   sedikit terkejut melihat ponselnya, sebaiknya,aku angkat saja, agar mama tidak khawatir. gumam Arini lalu  keluar dari kamar rawat suaminya.
"Ya,ada apa?" jawab Arini mengangkat teleponnya.
"Dimana anak saya?" tanya Anita sinis.
"Mas Arman ada kerjaan di luar kota." jawab Arini.
"Jangan bohong kamu,asal kamu tahu seharusnya hari ini dia menikah denganku." jawab Chintya emosi, "Aku tidak bohong, semalam kami memang bertemu, tiba-tiba mas Arman dapat telpon kalau kantor cabang ada masalah." jawab Arini, "Gak mungkin,Arman sendiri yang bilang kita akan menikah hari ini, katakan apa terjadi sebenarnya?" tanya Chintya tak percaya.
"Aku sudah jujur terserah kalian  mau percaya atau tidak." jawab Arini lalu mematikan teleponnya.
"Sial beraninya dia memutus telpon dari mama."ucap Chintya.
"Sabar sayang, nanti mama hubungi dia, untuk sekarang kita harus fokus mencari Arman, kalian harus menikah hari ini." ucap Anita.
"Tunggu, aku punya teman,dia bisa lacak lokasi seseorang,siapa tahu dia bisa bantu kita." jawab Chintya.
"Mama papa dimana, aku udah cari di sekitar rumah tapi gak ada?" tanya Cemal menghampirinya sambil menangis.
"Papa masih di jalan sayang,kita tunggu saja,yo mama temani  kamu main di depan." jawab Chintya.
"Asyik ayo ma. "ucap Cemal tersenyum sambil menggandeng tangan mamanya.

Syukurlah satu masalah selesai, aku harus segera membawa Arman pergi, kamu benar,mari kita akan mulai semua dari awal gumam Arini setelah mematikan ponselnya.

Tiba-tiba Arman  bangun dan berteriak,mas Arman, ucap Arini tersenyum lalu bergegas masuk menghampiri suaminya.
"Sayang kamu udah sadar,katakan apa yang sakit ?" tanya Arini.
"Kepalaku." jawab Arman.
"Tahan sebentar,aku panggil dokter. " ucap Arini dengan mata berbinar, "Tunggu, siapa kamu?"  tanya Arman binggung.
"Aku  istrimu." jawab Arini.
"Gak, aku belum menikah." jawab Arman.
"Aku mohon jangan bercanda , lihat ini cincin pernikahan kita." ucap Arini sambil menunjukkan cincin yang melingkar di jarinya.
"Gak, aku belum menikah, pergi kamu dari sini." bentak Arman.
"Gak, aku tidak akan meninggalkanmu." jawab Arini, "Pergi kamu." bentak Arman lagi.
"Maaf bu, sebaiknya ibu pergi dulu, saya akan panggil dokter untuk memeriksa kondisi pasien." ucap seorang suster yang datang mengantar makanan.
"Tapi sus saya istrinya, saya ingin mendampinginya." jawab Arini.
"Saya sangat  mengerti perasaan ibu, tapi untuk saat ini kondisi kesehatan pasien, jauh lebih penting, saya mohon pengertiannya." ucap suster.
"Baik. " jawab Arini.

Tak lama kemudian dokter datang "Tolong suami saya dok, kenapa dia bisa melupakan saya." ucap Arini panik.
"Tenang bu, saya akan segera memeriksanya  permisi." jawab Dokter bergegas masuk ke ruangan Arman.
"Selamat pagi pak, tolong perkenalkan diri anda, "ucap dokter.
"Saya Arman,usia 27 tahun, tinggal di Jakarta, saya seorang pengusaha di bidang properti."jawabnya.
" Bagus,apa anda sudah menikah?" tanya Rangga.
"Belum, saya masih mencari calon istri yang tepat. "jawab Arman.
Arini yang mendengar jawaban suaminya  dari balik pintu hanya bisa menangis.
Tuhan,cobaan apalagi ini, jangan ambil ingatannya ,dialah alasanku untuk bertahan. gumam Arini dalam hati sambil menangis.
"Dokter, kapan saya boleh pulang?" tanya Arman.
"Tunggu,sebelum pulang kami perlu melakukan beberapa pemeriksaan lagi ?"jawab Rangga.
"Untuk apa diperiksa  lagi,saya baik- baik saja ." jawab Arman berniat turun dari ranjang tapi tiba-tiba kakinya tak bisa di gerakkan.
"Ada  apa ini dok,kenapa saya kesulitan menggerakkan kaki saya?" tanya Arman panik.
"Sabar pak,saya periksa dulu." jawab Rangga.

Beberapa saat kemudian
"Maaf pak, sepertinya bapak mengalami kelumpuhan tapi jangan khawatir ini hanya bersifat sementara."ucap  Rangga.
"Gak mungkin dok, saya gak mau lumpuh, tolong periksa lagi." ucap  Arman tak percaya.
"Maaf pak tapi itulah kenyataannya, kalau bapak mau kita bisa memulai terapinya besok,ingat pak,ini hanya sementara, bapak pasti sembuh."ucap Dokter memberi semangat.
"Tidak, pergi kalian dari sini."  teriak Arman semakin emosi.
"Baik pak saya permisi." ucap dokter.

"Maaf bu,bisa ikut ke ruangan saya sebentar" ucap Rangga.
"Ya dok." jawab Arini.
"Dengan sangat menyesal saya harus sampaikan bahwa, "Pak Arman mengalami amnesia sebagian. "ucap Rangga.
"Apa maksudnya dok?" tanya Arini.
"Dia ingat siapa dirinya tapi dia tidak ingat dengan orang-orang di sekitarnya. "jawab Rangga.
"Lalu apa yang bisa saya lakukan?"tanya Arini.
"Berusahalah membantunya mengingat apa   pernah yang terjadi di antara kalian,tapi ingat jangan di paksa,dari hasil pemeriksaan,pak Arman juga mengalami kelumpuhan," "Tolong di bantu agar beliau tidak sampai mengalami depresi. "jelas Rangga.
"Baik saya pasti mendampingi suami saya, terima kasih penjelasannya."ucap Arini, "Sama-sama,  ibu yang sabar jangan lupa berdoa. " ucap dokter.
"Ya, terima kasih."  jawab Arini

Kekuatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang