Part 22

354 18 0
                                    

"Oke,jika itu keputusan kalian,jaga kak Arini, dan jangan lupa carilah jalan keluar untuk masalah kalian,ingat masalah itu harus di hadapi bukan di hindari." jawab Kevin mengingatkan.
"Ya, aku mengerti,bye Vin, titip kantor dulu ya,see you next time." ucap  Arman.
"Beres,see you too kak." jawab Kevin.
"Maaf pak,  meeting-nya, akan di mulai,10 menit lagi."ucap Silvi.
"Oke saya segera kesana." jawab Kevin.
"Kak, aku lanjut kerja dulu,"ucap Kevin.
"Oke, sukses ya, jawab Arman.
"Makasih." ucap Kevin lalu bergegas ke ruang meeting.

"Chintya,sini sebentar." ucap Anita memanggil Chintya yang sibuk menemani Cemal bermain
"Ada apa ,kelihatannya mama bahagia sekali?" tanya Chintya penasaran
"Arman baru saja menghubungi mama,dia bilang ada pekerjaan mendadak di luar kota,dia juga menyampaikan salam sayang untuk Cemal. "jawab Anita.
"Benarkah itu,  baiklah nanti aku akan menghubunginya." ucap Chintya sambil tersenyum.
"Maaf sayang,tadi Arman juga berpesan jangan hubungi dia, ponselnya  eror katanya  ponselnya habis jatuh."jawab Anita.
"Oh gitu oke, makasih infonya." ucap Chintya.
"Sama-sama sayang." jawab Anita.

Rupanya dia sengaja melakukan ini, bukankah dia sendiri yang mau pernikahan kami segera dilaksanakan, tapi kenapa dia menerima pekerjaan itu, aku rasa Arini ada di balik semua ini, aku harus segera mencarinya. gumam Chintya dalam hati.

"Bibi, tolong urus Cemal, saya ada urusan, sayang mama pergi, nanti sore kita jalan-jalan. "ucap Chintya sambil mencium pipi Cemal.
"Baik bu,ayo den." jawab Siti lalu mengajak Cemal ke ruang makan.

"Ma, aku pergi dulu." ucap Chintya.
"Hati-hati sayang." jawab Anita.
"Ya." ucap Chintya bergegas pergi.
10 menit kemudian, Chintya sampai di kantor Arman.
Selamat siang, saya mau ketemu, sekretarisnya pak Arman bisa?"tanya Chintya.
"Bisa bu,tapi mohon tunggu sebentar, karena Silvi  sedang menemani bos meeting." ucap Putri.
"Oke,berapa lama lagi, saya harus menunggu?" tanya Chintya.
"Sekitar,1 jam lagi bu, silahkan duduk." jawab Putri.
aku sudah di sini, aku harus mendapatkan informasi tentang keberadaan Arman. gumam Chintya dalam hati.

1 jam kemudian,  meeting selesai, Silvi, kamu di tunggu orang tuh, panggil Putri.
"Ya,anda siapa?"tanya Silvi.
"Saya Chintya, katakan dimana Arman."  jawab Chintya.
"Saya tidak tahu,yang jelas pak Arman tidak ada di kantor." ucap Silvy.
"Jangan bohong kamu, saya ini calon istrinya." jawab Chintya emosi.
"Jangan mimpi kamu,pak Arman itu sudah menikah. "ucap Silvi sinis.
"Saya tidak bohong, cepat katakan dimana Arman."jawab Chintya.
"Saya tidak tahu." ucap Silvi.
mendengar ada suara keributan Kevin keluar dari ruangannya,ada apa ini?"tanya Kevin.
"Orang ini memaksa ingin mengetahui dimana pak Arman." jawab Silvi.
"Apa keperluan anda?" tanya Kevin
"Saya hanya ingin tahu,berapa lama Arman  di sana." jawab Chintya.
"Maaf, saya tidak bisa memberi tahu karena saat ini pak Arman sedang menangani  beberapa proyek baru. "jawab Kevin.
"Baik, terima kasih saya permisi." ucap Chintya bergegas pergi.
"Silvy,kamu mengenalnya?" tanya Kevin.
"Tidak pak, tapi dia bilang,dia calon istrinya pak Arman, kalau gak salah namanya Chintya. "jawab Silvi. Chintya, ternyata dia yang orangnya, garang banget, pantas saja kak Arman memilih pergi di bandingkan menikah dengannya.gumam Kevin dalam hati sambil tersenyum.
"Oke, lanjutkan pekerjaanmu." ucap Kevin.
"Baik pak, saya permisi." jawab Silvi bergegas pergi ke ruangannya.

Sementara, Arman dan Arini baru sampai di rumah putih,Bogor.
"Sayang, kita tinggal di sini?" tanya Arini.
"Ya sayang,kamu suka? " tanya Arman lagi.
"Suka banget sayang, makasih." jawab Arini.
"Tempatnya seperti ini,  apa kamu bisa jalan?" tanya Arini.
"Bisa sayang,tapi bantuin ya." jawab Arman.
"Dasar manja,ayo turun." ucap Arini membantu suaminya turun dari mobil.
"Terima kasih sayang." jawab Arman tersenyum.

Beberapa saat kemudian.
"Sayang berhenti dulu, aku capek." ucap Arman.
"Oke kita duduk di sana,ayo dikit lagi, kamu masih kuat jalan." jawab Arini.
"Cium dulu dong." ucap Arman.
"Dasar modus." jawab Arini sambil mencium pipi Arman.
"Makasih sayang." ucap Arman tersenyum.
"Kamar kita, masih jauh , kamu kenapa milih tempat ini, udah tahu lagi sakit."omel Arini.
"Sayang, suasana di sini indah banget, aku pikir, di sini bisa memikirkan jalan keluar masalah kita dengan tenang. " jawab Arman.
"Fadil, kamar kamu istirahat aja, saya bisa sendiri."ucap Arini.
"Kamarmu,ada di sebelah sana,maaf ya,kami sudah merepotkan mu." sahut Arman.
"Tidak papa, kalau gitu saya permisi." ucap Fadil.
"Silahkan." jawab keduanya bersamaan.

Melihat kejadian di kantor hari ini, aku semakin yakin bahwa, Arini  adalah dalang di balik hilangnya Arman, aku harus segera bertindak. gumam Chintya menghubungi seseorang.
"Hallo, saya butuh bantuan kalian, ucap Chintya.
"Siap bos jawab mereka.
"Bagus,  fotonya saya kirim lewat WA, temukan dia segera, nanti saya kasih bonus, terakhir dia ada di daerah Jakarta Selatan." ucap Chintya.
"Siap bos,kami berangkat sekarang." jawab mereka.
"Oke,kabari saya secepatnya."ucap Chintya.

Andrew, sengaja membagi anak buahnya menjadi 3 untuk mencari di daerah yaitu, Jakarta, Bogor dan Depok, segera menyebar cari orang ini, saya tunggu kabar selanjutnya."ucap Andrew.
"Siap bos." jawab mereka bergegas pergi.

20 menit kemudian, Chintya sampai di rumah.
"Syukurlah, kamu sudah pulang, Cemal tiba-tiba demam." ucap Anita panik.
"Di  kasih obat dulu aja  deh ma , aku capek baru pulang." jawab Chintya.
'Gak bisa, kita berangkat sekarang, kalau kamu capek, kita bisa diantar supir, tolong gendong Cemal. ucap Anita.
"Ya ma jawab Chintya berjalan ke kamar Cemal, bikin pusing aja sih kamu. gumam Chintya dalam hati.

"Chintya,ayo berangkat."ajak Anita.
"Ya sebentar ma."jawab Chintya menggendong Cemal ke mobil.
20 menit kemudian, mereka sampai di rumah sakit, Renata segera memeriksa keadaan Cemal.
"Papa pulang pa,Cemal kangen." ucapnya dengan mata terpejam.
setelah di periksa tiba-tiba dokter berkata, "Tidak ada yang perlu di khawatirkan, dia hanya merindukan papanya, sebaiknya anda segera hubungi papanya."  jelas Renata.
"Baik dok, terima kasih." jawab Chintya.
"Sama-sama, anak anda tidak perlu di rawat inap tapi tolong tebus obatnya." ucap Renata tersenyum lalu bergegas pergi.
"Syukurlah, Chintya tolong tebus obatnya,mama tunggu di sini." sahut Anita.
"Ya." jawab Chintya bergegas pergi,ke apotek,lama-lama anak itu bikin pusing aja, semoga Arman bisa cepat pulang, setelah kami menikah, aku akan kembalikan dia ke tempat asalnya.gumam Chintya dalam hati.
"Oma,ini dimana,aku mau pulang." ucap Cemal tiba-tiba terbangun.
"Ini di rumah sakit, tapi kamu jangan takut sebentar lagi kita pulang." jawab Anita memeluk Cemal.
Ma ini obatnya,ayo pulang ucap Chintya  memasuki ruangan Cemal.
"Kamu sudah bangun,kita harus sehat  sayang." lanjutnya sambil mencium kening putranya.
"Ya maaf ma,ayo pulang." jawab Cemal bersemangat.





Kekuatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang