Part 48

286 27 2
                                    

Keesokan harinya
"Arman sebaiknya kita pergi dari sini, Chintya bukan istri yang baik untukmu." ucap Anita.
"Lalu siapa yang terbaik untukku, dulu mama mengusir Arini, sekarang mama meminta aku meninggalkan Chintya, tidak aku tidak akan pergi, aku akan tetap pertahankan rumah tangga ini."  jawab Arman
'Tidak, lebih baik kita cari Arini mama  setuju kamu kembali bersamanya." ucap Anita.
"Semua sudah terlambat, kata Anton Arini meninggal dalam sebuah kecelakaan beberapa bulan lalu." jawab Arman.
"Tidak, mama yakin Arini masih hidup,ayo kita pergi ke rumah sepupunya,mama siap menjelaskan semuanya." ajak Anita.
"Mau kemana kalian, silahkan keluar dari sini tanpa membawa barang apapun, rumah ini milikku." ucap Chintya.
"Tanpa di minta kami juga akan segera pergi dari sini,harta yang di miliki dari mengambil hak orang lain, tidak akan bertahan lama." jawab Anita sinis.
"Oh ya kita lihat saja nanti,tapi alangkah  lebih baiknya  kalian memikirkan kehidupan kalian sendiri." ucap Chintya.
"Kamu benar,kami pamit, terima kasih. " jawab Arman mengajak Anita keluar dari rumahnya.

Beberapa saat kemudian mereka sampai di rumah Kevin, Anita segera mengetuk pintu rumah Kevin.
"Pak Arman." ucap Siti terkejut.
Majikan kamu di rumah kan tanya Anita
"Den Kevin dan non Mila sudah berangkat, silahkan masuk, biasanya mereka pulang di jam makan siang." jawab Siti.
"Ya, terima kasih. " ucap keduanya berjalan masuk ke  dalam rumah.
"Ma sepertinya aku sangat familiar dengan rumah ini." ucap Arman.
"Ya, ini rumah sepupunya Arini, mungkin dulu kalian sering berkunjung ke sini. " jawab Anita.
Fadil yang baru pulang, setelah mengantar Mila terkejut melihat Arman dan Anita duduk di ruang tamu,ia segera memanggil Siti.
"Bi Siti,kenapa bibi mengijinkan mereka masuk, mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan keluarga ini?" tanya Fadil.
"Jangan berkata seperti itu, lihat mereka membawa banyak barang, bibi yakin mereka membutuhkan bantuan." jawab Siti.
"Ya tapi bagaimana jika pak Kevin marah,bibi mau di pecat?" tanya Fadil
"Jangan ya sudah tolong hubungi tuan Kevin katakan hal ini padanya,siapa tahu tuan bisa pulang sebentar, jujur saya tidak tega melihat  mereka apalagi ibu Anita." jawab Siti.
"Oke aku telpon pak Kevin ,bibi jaga mereka, jangan sampai masuk ke ruangan lain." ucap Fadil.
"Ya, jawab Siti lalu mengantarkan teh untuk tamunya."
"Terima kasih bi." jawab keduanya.
"Sama-sama,maaf bibi hanya bisa memberikan ini." jawab Siti merasa bersalah.
"Tidak papa bi, terima kasih, ini sudah lebih dari cukup." jawab Arman.
"Apa  kamu sudah menghubungi majikan kamu?" tanya Anita
"Sudah, tapi pak Kevin sedang meeting tapi beliau janji akan pulang setelah meeting selesai." jawab Fadil.
"Terima kasih,kami akan menunggunya." ucap Anita.

Dua jam kemudian, Kevin sampai di rumah.
"Mau apa tante datang ke sini, bukankah tante sudah bahagia mendapatkan menantu yang sesuai dengan keinginan tante?" tanya Kevin  sinis.
"Kamu... yang datang ke kantor waktu itu,kenapa kamu bohong?" tanya Arman lagi.
"Maaf, aku sengaja bohong karena aku ingin kamu bisa move on dari masa lalu." jawab Kevin.
"Dimana Arini,saya ingin bertemu dengannya?" tanya Anita.
"Ma kenapa mama bertanya tentang Arini padanya?" tanya Kevin penasaran.
"Dia ini sepupunya Arini." jawab Anita.
Arman terkejut mendengar jawaban sang mama.
" Tolong jelaskan semuanya jangan  bohong aku lagi. ucap Arman.
"Sebaiknya biar mama mu saja yang menjelaskan." jawab Kevin.
Arman menatap Anita penuh selidik, Anita akhirnya terpaksa menceritakan semuanya pada Arman. "Pernikahanmu dengan Arini baru berjalan dua tahun tapi setelah di lakukan pemeriksaan tenyata ada  masalah pada rahimnya dan rahimnya terpaksa di angkat."  jelas Anita.
"Tunggu jangan memutar balikkan fakta, kak Arini sehat, rahimnya terpaksa di angkat karena terluka akibat kecelakaan bersama Arman, sampai akhirnya Chintya datang dan menghancurkan pernikahannya." ucap Kevin melanjutkan ucapan Anita.
"Tidak dia bohong, Arini yang memilih pergi,dia sadar bahwa dia bukan istri yang baik untukmu." ucap Anita.
"Cukup hentikan semua ini, saya jelaskan sekali lagi kakak Arini sudah meninggal dan hubungan mereka berakhir,jadi silahkan kalian pergi dari rumah ku." jawab Kevin berusaha meredam amarahnya.
"Baik kami permisi." ucap Anita.
"Terima kasih,kami pamit." ucap Arman.
Ternyata tante Anita belum berubah juga, aku tidak akan pernah membiarkan kakakku jatuh ke lubang yang sama. gumam Kevin dalam hati.
"Permisi den,Aden mau makan di rumah atau gimana?" tanya Siti.
"Makan di rumah." jawab Kevin.

"Ma, aku memang belum ingat semuanya, tapi dari informasi yang ku dapat, aku percaya Arini orang baik, jujur aku sangat kecewa dengan keputusan mama." ucap Arman.
"Jadi kamu gak percaya ucapan mama?" tanya Anita emosi.
"Maaf tapi itu yang aku rasakan, akhir-akhir ini aku sering bermimpi tentang sebuah pernikahan bahagia namun bukan dengan Chintya." ucap Kevin.
"Sudah lupakan semua,kita tatap masa depan yang lebih baik." jawab Anita.
beberapa saat kemudian,"Berhenti sebentar sayang, mama capek." ucap Anita.
"Ya, kaki ku juga mulai gemetar. jawab Arman.
Saat sedang duduk, tiba-tiba sebuah mobil melintas di depan mereka, seseorang keluar dari mobil lalu berkata,"Gimana gak enak kan keluar dari rumah,oh ya aku punya penawaran bagus untuk kalian, kalian  boleh tinggal bersama ku tapi sebagai pembantu dan Arman menjadi asisten pribadi ku setuju." ucap Chintya.
"Terima kasih tawarannya,tapi kami sama sekali tidak tertarik terima kasih, sebaiknya kita pergi dari sini." jawab Arman.
"Tunggu saya bersedia." ucap Anita.
"Mama... apa yang mama katakan, aku tidak ingin kembali ke rumah itu." jawab Arman emosi.
"Tidak sayang rumah itu milik kita,kita harus mengambilnya kembali." ucap Anita.
"Jangan mimpi kamu ayo cepat ambil keputusan." jawab Chintya.
"Kami ikut denganmu." ucap Anita.
"Keputusan yang tepat, masuklah jawab Chintya tersenyum puas, penderitaan kalian akan segera di mulai, aku tidak terima kalian bicara kasar padaku." ucap Chintya tersenyum penuh kemenangan.
"Mama percaya kamu bisa menyelesaikan masalah ini sekali lagi maafkan mama." jawab  Anita menangis sambil memeluk Arman.
"Terima kasih dukungannya, aku janji hal ini tidak akan berlangsung lama." ucap Arman berusaha menenangkan Anita.

30 menit kemudian, mereka sampai di rumah.
"Kalian  bisa mulai bekerja hari ini, saya lapar tolong siapkan udang asam manis, kamu ikut saya ke ruang kerja." ucap Chintya pada keduanya.
"Baik non." jawab mereka bersamaan.
1 jam kemudian masakan siap, Anita segera membawanya ke ruang kerja, "Ini makanannya,selamat menikmati." ucap Anita.
"Bagus,ternyata masakanmu enak juga,nanti malam masak yang banyak,kita akan kedatangan tamu spesial." jawab Chintya tersenyum.

Kira-kira siapa tamu spesialnya????ada yang tahu...  Silahkan tulis di kolom komen ya.....



Kekuatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang