Part 50

333 24 2
                                        

Jangan pernah menoleh ke belakang, teruslah berjalan kebahagiaan menantimu di disana. gumam Michelle mencoba menguatkan hatinya.
Tiba-tiba ponselnya berdering, "Sayang, kamu dimana, kenapa kamu tidak ada di apartemen?" tanya Ivan khawatir.
"Aku di Jakarta tapi sore ini  juga aku pulang, maaf aku tidak memberitahu mu sebelumnya." jawab Michelle.
"Gak papa,take care sayang,nanti aku jemput ya."  ucap Ivan.
"Ya, nanti aku kabari makasih." jawab Michelle, panggilan pun berakhir.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam.
Michelle sampai di Singapura, Ivan sudah menunggunya di bandara.
"Hai, kamu kok udah di sini?" tanya Michelle terkejut.
"Tadi aku ada meeting di luar,jadi sekalian jemput kamu, setelah ini bisa kita bicara sebentar. tanya Ivan.
"Silahkan,hari ini aku libur,kita bisa bicarakan banyak hal." jawab Michelle.
"Oke makasih waktunya, kamu laper?"  tanya Ivan.
"Ya,tadi begitu urusan ku selesai aku buru-buru ke bandara,jadi gak sempat makan." jawab Michelle tersenyum.
"Oke, kita makan di cafe biasa. " ucap Ivan.
"Ya, aku setuju,kita juga udah lama gak ke sana." jawab Michelle.

Beberapa saat kemudian, mereka sampai di cafe, sambil menunggu makanan datang tiba-tiba Ivan berkata, "Gak kerasa ya hubungan ini sudah berjalan 3 bulan, tapi aku merasa masih ada jarak di antara kita, aku tahu tidak mudah bagimu melupakannya, tapi aku juga punya perasaan aku ingin di cintai, kalau memang kamu belum bisa membuka hati lebih baik, aku pergi."
"Tidak, kamu salah, sekarang aku siap menjadi istrimu." jawab Michelle.
"Tolong, pikirkan lagi ucapan mu, aku tidak mau ada kamu terpaksa melakukannya." jawab Ivan.
"Tidak, aku sudah yakin dengan keputusan ku, segera persiapkan semuanya, bulan depan, aku resmi bercerai dengannya ucap Michelle."
"Maaf, aku  tidak bisa melanjutkan semuanya karena  hati dan cintamu masih miliknya." jawab Ivan.
"Aku bisa belajar mencintaimu, tolong beri aku kesempatan sekali lagi." ucap Michelle memohon.
"Baik, aku kasih kamu kesempatan 3 bulan, mengenai pernikahan kita bisa bicarakan ini lain waktu, karena bagiku  sebuah pernikahan harus  di bangun atas dasar cinta." jawab Ivan.
"Terima kasih, aku  tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang kau berikan." ucap Michelle tersenyum.
"Manfaatkanlah kesempatan ini sebaik mungkin." jawab Ivan.
"Permisi, ini makanannya selamat menikmati." ucap pelayan
"Terima kasih mbak." jawab keduanya.
Selesai makan
"Aku antar kamu pulang ya, terima kasih untuk hari ini?" ucap Ivan.
"Jangan pulang dulu, gimana kalau kita jalan- jalan." ajak Michelle.
"Kemana?" tanya Ivan
"Kemana aja, aku ingin kita lebih dekat lagi." jawab Michelle
"Oke, kalau nanti malam kita pergi tapi  sekarang kamu harus istirahat, kita pulang." ucap Ivan
"Boleh juga sih, tapi kamu gak marah?" tanya Michelle.
"Gak sayang, aku gak marah, lagipula aku juga masih ada urusan lain nanti kalau sudah selesai, aku hubungi kamu." jawab Ivan.
"Janji ya." ucap Michelle.
"Ya sayang aku janji." jawab Ivan lalu mengantar Michelle ke apartemennya.
"Sampai nanti, hati-hati di jalan." ucap Michelle sebelum keluar dari mobil Ivan
"Makasih sayang bye." ucap Ivan lalu melajukan mobilnya menuju ke rumah.

Sesampainya di rumah Ivan segera memasak makanan khusus untuk mereka makan malam, sebenarnya ini bukan yang pertama tapi hari ini terasa sangat spesial,karena dia bersedia membuka hatinya untukku gumam Ivan, selesai memasak ia bergegas mandi dan menghubungi Michelle melalui video call.
"Sayang, aku jemput jam 7 ya." ucap  Ivan.
"Oke, di tunggu, kamu lagi apa?" tanya Michelle.
"Aku baru selesai mandi, kamu?"tanya Ivan.
"Lagi lihat album kenangan SMA, kamu ternyata beda banget,dulu rambutnya gondrong, badannya gendut, sampai teman-teman cewek takut dekat sama kamu." ucap Michelle.
"Tapi beda dari mereka,hanya  kamu yang mau jadi temanku." jawab Ivan
"Ya,dari dulu aku  memang tidak pernah pilih-pilih teman karena aku hanya gadis biasa yang kebetulan mendapatkan beasiswa." ucap Michelle.
"Ternyata kamu gak berubah,aku kagum sama kamu,andai waktu itu aku yang lebih dulu melamarmu, aku akan menjadikan menjagamu dengan segenap jiwa dan ragaku." jawab Ivan.
"Jangan bahas masa lalu atau jangan- jangan perasaanmu sudah berubah." tanya Michelle.
"Perasaanku tidak akan pernah berubah, aku mencintaimu dulu sekarang hingga nafas terakhir." jawab Ivan.
"Terima kasih, udah lanjut nanti ngobrolnya, aku mau siap-siap." ucap Michelle.
"Oke sayang sampai ketemu." jawab Ivan.
Mungkin ini saatnya, aku membuka hati, semua tak lagi sama, aku dan dia hanya masa lalu gumam Michelle sambil menatap dirinya di cermin lalu memilih pakaian yang akan dikenakan,15 menit kemudian, Michelle selesai bersiap,ia segera turun ke lobi.

10 menit kemudian,Ivan datang menjemputnya.
tanpa disadari ternyata mereka menggunakan baju dengan warna senada.
"Sayang, warna baju kita sama." ucap Ivan sambil membuka pintu mobil untuk Michelle.
"Ya, terima kasih semoga ini pertanda baik." jawab Michelle tersenyum.

30 menit kemudian mereka sampai di tempat yang dituju, Clarke Quay, sebuah sungai yang sekelilingnya dihiasi lampu yang gemerlap. "Tempatnya indah sekali." ucap Michelle kagum.
"Syukurlah kalau kamu menyukainya,sayang kita duduk di sana kebetulan  ada  perahunya. "ajak Ivan bersemangat.
"Ya ayo." jawab Michelle,  lalu keduanya duduk berhadapan di atas perahu.
"Aku punya 4 kertas, 2 untuk kamu,2 lagi buat aku, silahkan tulis apapun yang membuat kesal di masa lalu bahkan masa kini, nanti selesai makan kita sobek kertas itu sampai tidak berbentuk lalu kita buang,anggap saja itu seperti membuang semua masa lalu." ucap Ivan.
"Oke, aku mengerti, tapi  tadi kamu bilang makan,kita makan apa, tidak ada apapun di sini?" tanya Michelle bingung.
"Tutup matamu sebentar, aku hitung sampai 3 baru boleh buka,1...2...3...ini makan malam kita, aku sengaja menyiapkannya sendiri. jawab Ivan.
"Hamburger,sweet banget sih kamu, makasih ya." ucap Michelle tersenyum.
"Sama-sama sayang, kamu mau makan atau nulis dulu?" tanya Ivan.
"Nulis dulu aja aku juga ingin menikmati pemandangan ini." jawab Michelle.
"Selesai menulis,kita naik aja yuk, gak enak di sini gak bisa duduk dekat kamu. " ucap Ivan.
"Bisa banget sih modusnya." jawab Michelle.
Ketika Michelle berdiri perahu mendadak oleng,untung saja Ivan menangkap tubuh Michelle dan menggendongnya ke pinggir sungai.
"Terima kasih ucap Michelle "Sama-sama kamu tidak papa kan?" tanya Ivan panik.
"Tidak papa, duduklah di sampingku." jawab Michelle.
"Ya." jawab Ivan
"Ivan, aku siap membuka hati untukmu." ucap Michelle.
"Terima kasih aku senang mendengarnya." jawab Ivan tersenyum.

Kekuatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang