Hari demi hari berlalu,Kemil benar - benar menikmati waktu kebersamaan mereka.
" Sayang, gak kerasa sudah hampir sebulan kita tinggal di sini, aku juga mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar,jadi aku boleh kuliah lagi kan?" tanya Mila.
" Boleh sayang, nanti aku coba cari informasi tentang universitas di sini. " jawab Kevin.
" Makasih sayang,kali ini aku benar-benar ingin menyelesaikan kuliah, doakan aku ya." ucap Mila.
" Pasti sayang." jawab Kevin tersenyum
Astaga, tanggal berapa sekarang, jangan- jangan aku.... gumam Mila berlari ke kamarnya.
" Ada apa sayang?" tanya Kevin bingung lalu mengikuti istrinya.
Aku telat dua minggu,gimana ini gumam Mila ketakutan.
" Jangan takut ada aku, kita akan menjaganya bersama." sahut Kevin memeluk istrinya dari belakang.
" Tapi kuliahku?" tanya Mila dengan mata berkaca-kaca.
" Kamu bisa kuliah dari rumah." jawab Kevin.
" Tapi biayanya akan jauh lebih mahal, aku tidak ingin merepotkanmu, semenjak kita ketemu kamu sudah mengeluarkan banyak uang untuk keluargaku." jawab Mila.
" Sejak menikah, tidak ada lagi kata aku kamu semua berubah menjadi kita, aku bersedia melakukan apapun demi kebahagiaan keluarga, sebaiknya sekarang kita ke rumah sakit untuk memastikan kecurigaanmu." ujar Kevin berusaha meyakinkan istrinya.
" Tidak aku takut." ucap Mila lirih.
" Jangan takut,kita hanya ingin memastikan, kalau benar di syukuri dan jaga, kalau memang belum juga gak masalah." jawab Kevin.
" Kamu yakin, bagaimana kalau aku bernasib sama seperti kak Michelle,apa kamu juga akan meninggalkanku?" tanya Mila.
" Sttt.... kamu ini bicara apa, kita baru menikah, dan kehamilan adalah anugerah dari Tuhan,kita masih bisa berusaha dan berdoa lagipula jalan hidup seseorang itu berbeda - beda, kalau memang hal itu juga terjadi padamu, kita bisa mengadopsi anak, aku tidak akan meninggalkanmu." jawab Kevin.
" Bohong, dulu kak Arman juga bicara begitu, tapi kenyataannya sekarang dia....
"Cukup Mila berhenti meributkan hal yang belum pasti,kita ke dokter sekarang bentak Kevin.
" Kamu jahat, aku gak mau pergi keluar dari kamar ini." ucap Mila sambil mendorong Kevin keluar dari kamar.
" Mila maaf aku tidak bermaksud membentakmu, tolong buka pintunya." jawab Kevin.
" Gak mau, pergi sana,aku gak mau melihatmu lagi." ucap Mila terisak.
" Mila.... aku mohon keluar sayang,kita bisa bicarakan ini baik-baik." jawab Kevin.
" Gak mau, kamu jahat, pergi sana, aku benci sama kamu." ucap Mila semakin emosi.
Mendengar ucapan istrinya, hati Kevin terasa hancur.
" Aku pergi, aku tidak akan kembali sebelum kamu sendiri yang memintanya,jaga dirimu." jawab Kevin.
" Kevin tunggu... jangan pergi, maafkan aku." ucap Mila berusaha mengejar suaminya.
" Kamu serius?" tanya Kevin yang ternyata masih menunggu istrinya di depan rumah.
" Ya, aku yakin, maaf,ayo kita ke dokter." jawab Mila memeluk suaminya erat.
30 menit kemudian mereka sampai di rumah sakit.
" Selamat pagi bu, silahkan di isi dulu identitasnya." ucap suster." Ya." jawab Mila tersenyum.