Malam harinya, Chintya sengaja berdandan cantik.
Pukul 19.00 seseorang pria datang dan melamarnya.
"Will you marry me? tanya pria itu sambil berlutut di hadapan Chintya.
"Yes I Will." jawab Chintya.
"Tunggu hentikan semua ini, kalian tidak bisa menikah, karena Chintya masih istri saya."ucap Arman tiba-tiba menghampiri keduanya.
"Istri kamu bilang, bagiku pernikahan kita sudah berakhir sejak kamu kecelakaan." jawab Chintya.
"Keterlaluan kamu dulu kamu bilang kamu mencintai anak saya bahkan saya rela memisahkan dia dengan istrinya demi kamu, tapi apa balasan mu, kamu justru menduakan anak saya." ucap Anita emosi.
"Pernikahan ini di bangun pada waktu yang salah, semua perempuan ingin diperlakukan sebagai ratu di rumah suami,tapi aku justru sebaliknya,suamiku ingin menjadi aku menjadi pembantunya." jawab Chintya tanpa merasa bersalah.
"Jaga ucapan mu, anak saya tidak seperti itu, tolong mengerti keadaan ini,dia sedang sakit." ucap Anita.
Cukup ma, biar aku yang bicara,"Chintya, kamu boleh menikah siapapun yang kamu inginkan, tapi tolong kembali apa yang menjadi hak ku. "jawab Arman.
"Semua sudah terlambat, saham perusahaan mu sudah aku jual padanya dan rumah ini juga akan segera terjual,jadi nikmati semua fasilitas ini selagi bisa, aku permisi,ayo sayang." ucap Chintya lalu pergi bersama pria itu.
"Dasar wanita ular, aku benci kamu." ucap Anita emosi.
"Ma sudah, tidak ada gunanya kita marah, semua sudah terjadi." jawab Arman menenangkan mamanya.
"Tapi sayang, setelah ini kita tinggal di mana,hanya ini yang tersisa ucap Anita menangis.
"Aku tahu itu sebaiknya kita masuk dan istirahat semoga besok ada jalan keluar untuk masalah ini." jawab Arman memeluk mamanya.Di sisi lain, Michelle juga datang ke rumah Kevin.
"Malam kak,ayo masuk." ajak Mila ramah, sementara Kevin terlihat terkejut melihat kedatangan kakaknya.
"Ada apa kak, kenapa kakak tiba-tiba pulang?"tanya Kevin
"Emangnya kenapa, bukankah ini juga rumahku, aku bisa pulang kapan saja." jawab Michelle.
"Apa ini ada hubungannya dengan masa lalu?" tanya Kevin.
"Ya, sepertinya Chintya menjual rumah itu, aku membeli dan akan mengembalikannya pada Arman." jawab Michelle.
"Untuk apa kakak melakukan ini, jangan bilang kalau kakak masih mencintainya?" tanya Kevin.
"Ayo minum dulu,ada apa ini kenapa kamu terlihat tegang?" tanya Mila lalu duduk di samping suaminya.
"Ada apa kak?" tanya Mila lagi karena sang suami tidak menjawab pertanyaannya.
"Aku datang untuk membeli rumah Arman, besok, aku dan Chintya sudah sepakat untuk bertemu, aku sengaja membeli rumah itu karena aku tahu Arman sudah bekerja keras untuk mendapatkannya, jujur aku hanya ingin menolong mereka bukan untuk kembali." jelas Michelle.
Kakak hanya karena itu, atau kakak ingin semua kenangan indah kalian tetap tersimpan di tempatnya?" tanya Kevin.
"Ternyata aku memang tidak bisa berbohong padamu, dugaanmu aku ingin Arman tetap mengingat kehadiran ku, meskipun kita tidak bersama lagi." jawab Michelle dengan mata berkaca-kaca.
"Bodoh, hentikan semuanya atau kakak akan semakin sulit untuk melupakannya." jawab Kevin.
"Kamu salah, kakak sudah move on begitu perceraian ini selesai kakak akan segera dengan Ivan." ucap Michelle.
"Jangan terburu-buru untuk mengambil keputusan, kasian Ivan jawab Kevin.
"Tidak, kali ini yakin dengan keputusanku." ucap Michelle.
"Maaf kak,aku rasa ucapan Kevin benar, sebaiknya kakak pikirkan dulu semuanya baru mengambil keputusan jawab Mila.
"Terima kasih perhatiannya,tapi aku sudah memikirkannya secara matang, doakan pernikahan ku kali ini langgeng dan bahagia." ucap Michelle.
"Pasti kami selalu mendoakan yang terbaik untukmu, maafkan sikapku tadi, aku hanya tidak ingin kakak menderita lagi." jawab Kevin.
"Ya, tidak papa, aku mengerti kekhawatiran mu terima kasih sudah membantu keluar dari masalah keluarga mereka." jawab Michelle.
"Masalah selesai,ayo kita istirahat, selamat malam." ucap Mila
"Malam have a nice dream. jawab Michelle tersenyum lalu berjalan ke kamar tamu.
"Kita juga tidur sayang." ucap Kevin menggendong istrinya ke kamar.Keesokan harinya
Mereka berkumpul di meja makan.
"Kak, semoga hari ini berjalan dengan lancar,apa perlu aku temani?" tanya Kevin.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri karena sore ini juga aku harus kembali ke Singapura." jawab Michelle.
"Baiklah hati-hati,di tunggu undangannya." ucap Mila.
"Oh tentang sidang perceraian kalian bagaimana bisa terjadi, apalagi saat ini kakak sudah memakai identitas baru? tanya Kevin.
"Tentang itu kamu tidak perlu khawatir, kakak sudah membicarakannya, kata pak Edward bulan depan kakak hanya menerima surat pernyataan bahwa kami cerai mati sekaligus melegalkan nama baruku." jawab Michelle
"Syukurlah jika semua sudah selesai, aku lega mendengarnya,jam 7,kak kami jalan dulu, maaf kami tidak bisa mengantarmu ke bandara." ucap Kevin.
"Gak papa, aku mengerti kesibukan kalian, tapi ingat jaga kepercayaan dan komunikasi itu kunci agar hubungan bisa langgeng." jawab Michelle.
"Siap kak, aku jalan ya bye. "ucap Mila sambil cipika-cipiki pada Michelle.
"Ya hati-hati." jawab Michelle.Pukul 10.00, Michelle, Chintya dan seorang pengacara bertemu di sebuah cafe, Michelle menyerahkan sejumlah uang sementara Chintya menyerahkan sertifikat rumah, "Terima kasih, semoga betah tinggal di sana." ucap Chintya.
"Pasti." jawab Michelle tersenyum.
Setelah Chintya pergi, Michelle segera mengecek sertifikat tersebut.
"Tolong kembalikan lagi rumah ini atas Arman Wijaya, selesaikan semuanya hari ini saya tunggu di untukmu." ucap Michelle.Dua jam kemudian surat tersebut selesai, Michelle dan pengacaranya bergegas datang ke rumah Arman. "Selamat siang, apa benar anda saudara Arman?" tanya Michelle.
"Ya saya Arman,anda pasti calon pemilik rumah ini silahkan masuk,saya permisi ayo ma." ajak Arman.
"Tunggu, bisa kita bicara sebentar." ucap Michelle
"Ada apa ya?" tanya Arman bingung
"Silahkan duduk. jawab Michelle tersenyum.
Mereka akhirnya duduk bersama,
"Saya memang membeli rumah ini tapi saya tidak berminat tinggal di sini,jadi saya putuskan rumah ini milik kalian,ini suratnya, tolong di jaga baik-baik." ucap Michelle.
"Saya tidak bermimpi kan, kamu serius memberikan rumah ini untuk kami?" tanya Anita tak percaya dengan mata berkaca-kaca.
"Ya saya serius, rumah ini terlihat sangat nyaman tapi karena saya bekerja di Singapura,jadi mungkin saya akan jarang ke sini." jawab Michelle tersenyum.
"Tunggu, aku rasa ada aneh di sini kenapa kamu bisa tahu namaku,dan kenapa semudah itu kamu berikan ini padaku?" tanya Arman curiga.
"Pertama saya tahu nama anda dari ibu Chintya pemilik rumah ini, kedua saya percaya kalian bisa merawat rumah ini,bahkan mungkin bisa di jadikan rumah kos, jangan khawatir saya ikhlas membantu kalian, semoga bantuan saya bermanfaat, saya permisi." jawab Michelle.
"Terima kasih, bantuan ini sangat berarti untuk kami." ucap Anita memeluk Michelle.
sebelum meninggalkan rumah Michelle sempat menatap sekeliling rumah seolah berkata, Selamat tinggal masa lalu, kini aku siap menatap masa depan, tanpa sengaja tatapan mata mereka bertemu, tiba-tiba Arman berkata, Arini mendengar Arman memanggilnya ia bergegas pergi.Kira-kira apa yang terjadi selanjutnya, menurut kalian apakah Arman dan Arini akan kembali bersama, jawab di kolom komen ya????