Saat keduanya asyik memilih gaun tiba-tiba Chintya menghampirinya.
"Hai, Arini,siapa gadis ini? "tanya Chintya sambil mengamati penampilan Mila.
"Dia Mila temanku." jawab Arini.
"Oh pantas saja penampilan kalian sama." ucap Chintya tersenyum mengejek.
"Maaf, jaga bicaramu, menurutku kecantikan seorang bukan dilihat dari penampilan tapi dari ucapannya." jawab Mila.
" Beraninya kau berkata begitu padaku ,kamu tidak tahu siapa aku, aku calon istri Arman Hendrawan,salah satu pengusaha sukses di Jakarta." jawab Chintya memperkenalkan dirinya.
"Maaf kami masih ada urusan,kami permisi." ucap Arini mengajak Mila keluar dari butik."Arini,ada apa sebenarnya kenapa dia berkata seperti itu?" tanya Mila penasaran.
"Dia calon istri pilihan mertuaku." jawab Arini.
"Lalu untuk apa aku disini?" tanya Mila sedikit emosi.
"Tenang, aku bisa jelaskan,ayo ikut."ajak Arini.
"Mau kemana lagi,maaf aku harus ke kampus." ucap Mila.
"Mila, aku tahu kamu kecewa tapi tolong dengarkan penjelasan ku." jawab Arini.
"Penjelasan apalagi, semua sudah jelas, kalian hanya menjadikan aku calon pengantin cadangan." ucap Mila emosi.
"Kamu salah paham, Chintya memang gadis pilihan mertuaku, tapi kamu adalah gadis pilihan suamiku,kamu yang lebih berhak menikah dengan suamiku." jelas Arini,Mila aku percaya kamu orang baik tolong bantu kami." jawab Arini sambil memohon.
"Oke, aku mau bantu, maafkan aku Arini." ucap Mila sambil memeluknya.
"Terima kasih Mila,ayo aku antar kamu ke kampus. "jawab Arini tersenyum.
"Sama-sama Arini." ucap Mila lalu keduanya bergegas masuk ke mobil.
tanpa mereka sadari ternyata Chintya mendengar dan merekam pembicaraan mereka.
"Arini bersiaplah untuk kehancuran rumah tanggamu. "gumam Chintya tersenyum penuh kemenangan.10 menit kemudian, Chintya tiba di rumah Anita.
"Pagi tante." sapa Chintya
"Pagi sayang, tumben pagi-pagi udah kesini, ada apa?" tanya Anita.
"Aku ada ide untuk menghancurkan rumah tangga mereka,coba tante dengarkan rekaman ini." ucap Chintya sambil menyerahkan ponselnya,beberapa saat kemudian. "Ide bagus,kita gunakan rekaman ini untuk menghancurkan kepercayaan mereka." jawab Anita.
"Ya, aku setuju sama tante. "ucap Chintya, sepertinya aku berhasil. gumam Chintya dalam hati.
"Setelah ini tante akan pergi ke kantor Arman.
"Perlu aku temani tante?" tanya Chintya.
"Tidak,kamu tunggu saja kabar dari tante jawab Anita. "
"Oke tante terima kasih, aku tunggu kabarnya, aku pamit. ucap Chintya sambil memeluk Anita.
"Ya sayang, hati-hati." jawab Anita.Setelah Chintya pulang, Anita bergegas ke kantor putranya,Anita datang sambil menangis.
"Arman maafkan mama, selama ini mama sudah terlalu memaksakan kehendak mama padamu." ucap Anita.
"Enggak papa ma, aku juga minta maaf karena sampai sekarang kami belum bisa memberikan cucu." jawab Arman.
"Lupakan masalah itu, tolong hubungi Arini,mama juga ingin minta maaf , sekalian makan siang bersama." ajak Anita.
"Oke, Arini pasti senang mendengarnya." jawab Arman lalu menghubungi istrinya.
Hallo...sayang kamu dimana,mama ngajak kita makan di restoran biasa kamu bisa kan?"tanya Arman.
"Aku di jalan pulang tadi nganterin Mila ke kampus,iya aku segera ke sana." jawab Arini.
"Oke makasih sayang,I love you."ucap Arman.
"Love you too." jawab Arini mematikan teleponnya lalu pergi ke restoran.10 menit kemudian Arini sampai di restoran.
"Ayo duduklah, mama menunggumu sejak tadi." ucap Anita tersenyum.
"Ya maaf, tadi di jalan macet banget." jawab Arini.
"Sayang,lihat ini semua makanan kesukaan kita,ayo makan. "ucap Arman.
"Ya, Arini kamu makan yang banyak ya mama minta maaf, mama sadar tidak seharusnya mama melakukan hal ini apalagi kamu baru pulang dari rumah sakit." ucap Anita lirih.
"Ma, aku sudah memaafkan mama,aku tahu mama melakukan ini demi kebahagiaan mas Arman justru aku yang minta maaf,aku belum bisa menjadi menantu yang baik untuk mama." jawab Arini.
"Ya, karena seorang istri yang baik tidak pernah bisa berbohong pada suaminya." ucap Anita tiba-tiba, "Tunggu,apa maksud mama bicara seperti itu? "tanya Arman.
"Dengarkan ini baik-baik, kamu pasti tahu ini suara siapa"ucap Anita menyalakan rekaman sambil menatap Arini sinis.
"Ya aku tahu,itu suara Arini,dia sedang berbincang dengan Mila dan aku setuju untuk menikah dengannya." jawab Arman.
"Apa-apaan ini,jadi kamu lebih memilih gadis kampungan itu, dibandingkan Chintya. "ucap Anita emosi.
"Tentu saja, karena bagiku mantan tetaplah mantan, lagipula dia yang sudah meninggalkanku lalu untuk apa dia kembali." jawab Arman,
"Ini undangan pernikahanku, terserah mama mau datang atau gak ayo sayang kita pulang." ucap Arman menggenggam tangan Arini.
"Arman dengar mama sampai kapanpun mama tidak akan pernah merestui pernikahanmu." ucap Anita emosi.Sepanjang perjalanan pulang,Arini masih memikirkan ucapan Anita,
"Sayang, kamu jangan khawatir, aku akan tetap menikah dengan Mila. ucap Arman.
"Kamu yakin, bagaimana dengan perasaan mama ?"tanya Arini,
"Kita pikirkan itu lain waktu saja, jawab Arman.
"Lalu tapi bagaimana dengan Chintya?" tanya Arini.
"Jangan dipikirkan dia sayang,dia hanya masa lalu dan kamu masa depanku."jawab Arman memeluk istrinya.
"Makasih sayang." jawab Arini, tapi kamu salah mas,masa depanmu bukan aku tapi Mila aku harap kedepannya kalian selalu bahagia. gumam Arini dalam hati sambil membalas pelukan suaminya."Sayang kita mampir ke kantor sebentar ya, tadi Silvi telpon katanya "Ada beberapa berkas yang harus aku tanda tangani." ucap Arman.
"Ya mas tapi mobilku?"tanya Arini. "Tenang aja aku udah telpon supir untuk mengambilnya," jawab Arman.
"Maaf pak saya telat, "jalanan macet banget." ucap Anto.
"Gak papa, "ini kunci mobilnya maaf merepotkan bapak." jawab Arini.
"Gak papa bu,ini memang tugas saya,permisi." jawab Anto,
"Makasih hati-hati." jawab Arman dan Arini bersamaan lalu keduanya masuk ke mobil Arman.
"Oh ya sayang, "tiketnya udah ada nanti malam kita berangkat ke Jepang." ucap Arman
"Gak perlu mas, lebih baik uang itu digunakan untuk biaya pernikahanmu dengan Mila." jawab Arini.
"Gak sayang ijinkan aku membahagiakanmu sebelum aku menyakitimu. "ucap Arman.
"Aku gak papa, aku siap dengan segala resikonya." jawab Arini.
"Aku mohon sayang, jangan sembunyikan air matamu di depanku, maafkan aku sayang,semua tidak akan terjadi jika waktu itu,aku lebih hati-hati, pasti hal ini tidak akan pernah terjadi." jawab Arman.
"Sayang berhenti menyalahkan dirimu, aku bersyukur karena Tuhan masih mengijinkan kita bersama." ucap Arini.
"Jadi, kamu setuju kita pergi? "tanya Arman.
"Ya,kita pergi, aku kangen kamu." jawab Arini sambil tersipu malu.
"Aku juga merindukanmu sayang," jawab Arman mencium kening istrinya.Ya Allah, kami mohon anugerahi kami keturunan yang sholeh dan sholehah, aku masih ingin bersamanya, doa mereka dalam hati sambil berpelukan erat.