Part 14

409 22 3
                                    

"Ma, belikan mainan yang banyak." lanjut Cemal.
"Ya sayang pasti." jawab Chintya sambil memeluk Cemal.
"Tunggu,apa maksudmu, meninggalkan Cemal di sini?" tanya Arman.
"Lho kenapa,Cemal anak kita,dia berhak mendapatkan kasih sayang dari keluarga papanya." jawab Chintya.
"Jangan asal bicara kamu, aku yakin dia bukan anakku." jawab Arman," Kita lihat saja.
"Besok hasil tes DNA keluar." ucap Chintya.
"Oh aku tahu, kamu sengaja meninggalkannya,agar kami saling menyayangi, sehingga kami tidak akan tega mengusirnya, jika suatu saat rahasia kalian terbongkar." jawab Arman.
"Kenapa diam ,dugaan benar?" tanya Arman berhenti bicara buruk tentang Chintya.
"Ingat dia ibu dari anakmu." tegur Anita.
"Tidak ,aku tidak akan percaya sebelum aku melihat hasilnya." jawab Arman.
"Stop papa, mama Oma, jangan bertengkar,Cemal takut." teriaknya sambil menangis.
"Maafkan kami sayang, "ucap Arman tersenyum lalu menggendong Cemal. "Ayo kita jalan-jalan katanya mau beli mainan" ajak Arman.
" Gak mau." jawab Cemal sambil terisak.
"Lho kok gak mau kenapa sayang?" tanya Chintya.
"Aku mau jalan-jalan tapi kalian harus janji jangan bertengkar, aku sayang kalian." ucap Cemal memeluk keduanya.
"Ya sayang,kami janji maafkan kami." jawab keduanya tersenyum sambil mencium pipi Cemal bersamaan,anak yang hebat, aku beruntung memilikimu." gumam Chintya dalam hati.
"Happy Family." gumam Anita yang diam- diam mengambil foto mereka dari kejauhan lalu mengirimkannya pada Arini.

"Ma kami pamit." ucap Chintya.
"Ya sayang hati-hati." jawab Anita tersenyum.
"Mas Arman, semudah itu kamu melupakanku. "gumam Arini dengan mata berkaca-kaca sambil melihat foto yang dikirim Anita.
"Arini kamu kenapa, ada masalah?" tanya Rahma.
"Gak papa bu, aku hanya sedih karena mas Arman mau pergi keluar kota untuk sementara waktu." jawab Arini.
"Jangan sedih sayang,doakan saja semoga Arman sukses dan kalian segera diberikan momongan. "ucap Rahma.
"Ya ibu benar, aku harus kuat,mas Arman bekerja demi aku." gumam Arini sambil menghapus air matanya.
"Ya sudah kamu istirahat ,ibu tinggal dulu." ucap Rahma mencium kening Arini.
"Maaf bu, Arini terpaksa bohong, Arini gak mau ibu ikut memikirkan masalah ini." gumam Arini setelah Rahma keluar dari kamarnya.

Malam itu,Mila, apa kabar ya...gumam Arini mengambil ponselnya lalu menghubungi Mila.
"Hallo Mila. "ucap Arini.
"Arini, kamu apa kabar?" tanya Mila "Aku baik kamu sendiri?" tanya Arini, "Aku juga baik, oh ya Mas Arman gak marah kan tentang kejadian itu?" tanya Mila.
"Gak sama sekali, dia justru akan segera menikah dalam waktu dekat. "jawab Arini.
"Menikah, dengan siapa? " tanya Mila "Chintya." jawab Arini.
"Astaga jadi benar, Cemal itu anak mereka." ucap Mila. "Entahlah,Mila tapi sepertinya mama benar-benar ingin mereka bersatu." jawab Arini, "Apa tidak bisa begitu dong, kalian sudah menikah,jadi apapun alasannya kalian harus selalu bersama." ucap Mila.
"Cinta tak harus memiliki, aku hanya ingin melihat suamiku bahagia" jawab Arini sambil terisak.
"Mila, kamu masih kuliah kan?" tanya Arini tiba-tiba.
"Ya aku kuliah terima kasih bantuannya, udah dulu ya, aku mau berangkat ke kampus jawab Mila.
"Oke hati-hati,sukses ya. "ucap Arini, "Makasih kak. "jawab Mila .
"Ngobrol sama sih kok asyik banget." tanya Kevin.
"Sama temanku, oh ya gimana kuliahku,bisa kan?" tanya Mila.
"Bisa dong, minggu depan kamu sudah bisa kuliah." jawab Kevin.
"Beneran?" tanya Mila tak percaya.
"Nih lihat aja." jawab Mila sambil menyerahkan sebuah dokumen.
"Mantap thanks ya" jawab Mila tersenyum.
'Oke, sekarang bisakah kamu membantuku" tanya Kevin tiba-tiba, "Boleh,katakan apa yang bisa ku bantu?" tanya Mila sambil tersenyum, "Aku lapar. " jawab Kevin.
"Hmm... lapar apa nih maksudnya. jawab Mila.
"Aku mau makan Mila tolong, jangan berfikir macam-macam,aku lagi gak mood bercanda, ayo dong mau ya."bujuk Kevin.
"Oke,tapi kau harus menemaniku di dapur setuju, "jawab Mila sambil mengulurkan tangannya.
"Yes let's go to the kitchen." ucap Kevin menjabat tangan Mila, lalu keduanya berjalan ke dapur.

"Di sini kamu tinggal sama siapa?" tanya Mila.
"Sendiri." jawab Kevin.
"Rumah sebesar ini hanya sendirian, gak mungkin." ucap Mila tak percaya, "Tapi, itulah kenyataannya, aku anak kedua dari dua bersaudara,"Kakakku Dion, sudah menikah dan tinggal di London " jawab Kevin.
"Orang tuamu?"tanya Mila.
"Ada tapi ,entah dimana mereka sekarang, mereka tak pernah datang lagi setelah pernikahan kakakku 4 tahun lalu." jawab Kevin.
"Kenapa kamu tidak mencarinya?"tanya Mila.
"Menurutku mereka sudah dewasa jadi untuk apa di cari, nanti kalau urusannya selesai pasti mereka pulang." jawab Kevin.
"Gimana kalau yang terjadi justru sebaliknya?" tanya Mila.
"Entahlah, aku hanya mendoakan yang terbaik untuk mereka." jawab Kevin tersenyum.
"Dari kata-katamu sepertinya kamu sangat yakin bahwa mereka sudah tiada". ucap Mila.
"Entahlah dari kecil, aku dan kak Dion terbiasa diasuh oleh bibi, jadi,bagi kami mereka pulang atau tidak itu sama saja." jawab Kevin tapi kamu masih beruntung memiliki orang tua yang lengkap sedangkan aku, ibuku meninggal, ayahku tega menjual ku." jawab Mila sambil terisak.
"Hai jangan nangis nanti air matamu jatuh ke masakan" ucap Kevin.
"Biarin, salah sendiri nyuruh aku masak." jawab Mila.
"Emang kenapa gak bisa?" tanya Kevin.
"Bisa kok,udah sana tunggu di meja makan jangan ganggu aku jawab Mila.
Tadi siapa yang minta di temani." ucap Kevin.
"Oke, maaf tolong ambilkan piring." jawab Mila.

Tanpa bicara Kevin berjalan ke tempat piring dan sendok,
beberapa saat kemudian.
"Makanan sudah siap ayo makan "ucap Mila sambil menghidangkan dari goreng buatannya.
"Terima kasih cantik." jawab Kevin. ", masakan kamu enak juga.,gimana kalau kita buat bisnis kuliner?" tanya Kevin tiba-tiba.
"Boleh tapi aku kan harus kuliah." jawab Mila.
"Soal waktu bisa atur yang penting kamu mau." ucap Kevin.
"Ya aku mau,sekali lagi makasih kamu banyak sudah membantuku. "jawab Mila "Sama-sama, itulah gunanya teman,semoga sukses ya. "ucap Kevin.

"Vin ,kemarin kamu bilang kamu punya kakak perempuan, dimana dia sekarang?" tanya Mila.
"Dia kakak sepupu ku, namanya Arini dia sekarang lagi liburan dengan suaminya. "jawab Kevin.
"Arini,semoga bukan dia, aku tidak ingin mengingat hal itu." gumam Mila dalam hati.
"Kenapa,kamu mengenalnya?" tanya Kevin.
"Gak, namanya sama dengan temanku tapi rasanya tidak mungkin,di dunia ini nama Arini bukan cuma satu orang." jawab Mila
"Ya,besok aku udah mulai kerja, kamu mau di rumah atau ikut ?" tanya Kevin .
"Aku,ikut ya." jawab Mila tersenyum.
"Oke,kita bereskan ini." ucap Kevin membantu Mila mencuci piring.

Kekuatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang