BAB 3

2.4K 228 56
                                    

Hi Wellcome Back!
Aku cuma mau kasih tahu, PERFECT VILLAINS baru saja ganti cover baru loh! So, jangan bingung ya nanti hehehe...

Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
-------------------------------------------------------

Pagi-pagi aku dibangunkan oleh aroma makanan yang menyelinap ke dalam kamar. Siapa yang tidak tergoda oleh aroma ini di saat perut sedang kosong?

Aku berjalan menghampiri Axele di meja makan. "Pagi, Axele!" kukecup pipinya singkat.

"Lebih baik kamu tidak melakukannya lagi." Axele mengambil sapu tangan dan mengusap pipinya, tempat dimana barusan kucium.

Senyum yang menyambut indahnya pagi hari berubah menjadi tatapan kesal.

Apakah dia seorang pengidap OCD? Apa-apaan perlakuannya tadi. "Kalau tidak suka, tidak bisakah kamu anggap saja itu tidak pernah terjadi? Setidaknya hargai usahaku."

"Mulutmu bau," ucapnya santai sembari memakan roti isi.

Saat itu juga aku langsung mengecek napasku. Tidak ada yang aneh ataupun bau, dialah yang aneh di sini. "Baiklah, lain kali aku akan sikat gigi dulu."

"Sudah aku katakan untuk tidak perlu melakukannya." Lalu Axele langsung mengganti topik. "Hari ini aku masih cuti, kamu ingin kemana?"

"Bolehkah lusa kita berbelanja ke mall Victoria? Ada sebuah tempat yang sejak dulu ingin aku datangi."

"Bukankah keluarga Dursley punya banyak harta? Kenapa kamu tidak mewarisinya."

"Aku benar-benar payah dalam bisnis dan akhirnya semua itu diambil alih oleh negara."

"Bodoh."

"Apa?"

"Kamu bodoh."

Aku menatapnya kesal."Kamu beruntung, karena ini masih pagi. Jika tidak aku akan―"

"Akan apa?"

"Tidak, tidak jadi." Aku malas beradu mulut dengannya.

Merasa tidak terbiasa dengan peralatan makan mewah ini, aku hanya menatap kosong ke sarapanku, sedangkan isi kepalaku asik berkenala kemana-mana. Mengingat selama ini aku selalu sarapan di kafe asrama VSA, perubahan status ini cukup membuatku terkejut.

Siapapun sosok Kayle Dursley yang sedang aku mainkan ini, dia adalah seorang anak yatim piatu yang sebagian besar keluarganya meninggal karena sebuah kecelakaan naas. Entah apa yang terjadi pada pemilik nama ini. Namun, biasanya VSA akan menggunakan nama orang yang telah meninggal atau membuat data palsu. Nama asliku adalah Chessy Abilene.

"Jangan melamun, cepat makan rotimu."

Seolah tersihir oleh ucapannya, aku memakan roti itu tanpa berpikir panjang. Bagaimana jika dia menaruh racun di roti ini?

Di sela aku masih asik dengan pikiranku sendiri Axele kembali bersuara. "Kenapa tidak pergi hari ini saja?"

"Aku lelah," jawabku singkat. "Aku hanya ingin bersantai di rumah."

"Mengingat kamu senang dengan tanaman, di belakang mansion dekat gazebo ada rumah kaca. Banyak tanaman hias dan herbal milik mendiang mamaku. Kuharap kami bisa membantuku merawatnya."

"Ah, terima kasih. Sayangnya aku rasa tukang kebunmu lebih bisa mengurusnya dengan baik. Lagipula, ingat? Aku ingin bersantai." Kenyataannya aku sama sekali tidak tahu apapun tentang merawat tanaman.

"Baiklah, tapi aku lebih senang jika kamu bisa merawatnya." Dia tetap tenang menyantap gigitan terakhirnya.

Ingin sekali aku berteriak di telinganya, bahwa kesenangannya bukanlah hal yang perlu aku pedulikan!

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang