BAB 39

1K 114 33
                                    

Hi Wellcome Back!

Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

"Aku membawa lari sebuah file penting VSA, dan berbohong tentang pembunuhan presdir XACRC. Aku tidak membunuhnya."

"XACRC," ulang wanita itu. "Kamu benar-benar terlibat begitu jauh." Wanita itu memijit pelipisnya penat.

'DUM!' Terdengar suara ledakan dengan jarak yang sangat dekat, lalu disusul dengan suara tembakan beruntun yang memecahkan kaca di rumah ini. Semua orang langsung merunduk dan berkumpul di satu tempat. Lia langsung mencengkram tanganku dan berteriak di wajahku. "KAMU BILANG, KAMU DATANG SENDIRI!!"

"AKU BERSUMPAH TIDAK MEMBAWA SIAPAPUN!" Suara tembakan begitu kencang, sampai membuatku harus berteriak padanya.

"Persetanan dengan sumpahmu! Seharusnya kamu mati saja waktu itu!!" Sorot matanya memiliki hasrat membunuh.

Aku mengeluarkan pistol dari sabuk yang melingkar di pinggang. "Kamu bisa menggunakan senjata?"

"Tidak!"

"Kamu harus belajar sekarang." Aku memberikan salah satu pistol padanya dan berlari mendekati sisi pintu rumah.

Lia meminta ibunya untuk tetap merunduk di tempat. Lalu, dia ikut denganku untuk membalas serangan VSA. Aku dan Lia bersembunyi di balik sisi pintu bagian kiri dan kanan. Ketika siap, aku langsung membuka pintu rumah. Puluhan peluru langsung mengarah ke kita. Sesekali aku mengarahkan tembakanku untuk membalas mereka.

"Apa yang kamu lakukan?" tanyaku setengah teriak ketika melihat Lia hanya bersandar di balik dinding.

"Aku tidak tahu bagaimana cara menggunakannya."

"Tembak saja sebisamu," kataku menggantung lalu kembali menembak. "Sama seperti di film-film."

"Ah!" pekik Lia. Dia memegang pundak kanannya yang sudah basah dengan darah. Kita mulai kehabisan peluru, dari jumlah kita juga kalah banyak.

Pikir Chessy, kita harus melakukan sesuatu.

Sebuah mobil hitam datang membawa beberapa orang lagi. Tiba-tiba sudut mataku menangkap seorang dari mereka mengeluarkan sebuah senjata laras panjang. Ralat, itu sebuah roket RPG-7.

"Lia, tutup pintunya!"

"Apa?!"

"TUTUP PINTUNYA!"

Lia menendang pintu rumah yang berada di sisi kirinya. Kurapatkan pintu itu, lalu menarik tangannya lari ke arah dalam rumah.

"Dimana ibumu?"

"Sepertinya dia sembunyi di kamar."

"Cepat bawa dia. Kita pergi dari sini!"

Lia lari ke arah kamar dan menarik ibunya keluar dari kolong kasur. Tepat saat kita hendak lari melalui pintu belakang. Melalui jendela aku bisa melihat orang yang memegang roket tadi sudah membidik ke arah rumah. Salah satu dari mereka ada yang mengangkat lengannya setinggi kepala dan menunjukkan angka lima.

"Apa rumahmu ada basement?"

"Tidak, tapi di bawah sini ada gudang."

Aku merebut pistol dari tangan Lia dan menembaki lantai rumah ini. Ada untungnya lantai ini terbuat dari triplek. Tiga tembakan. Setelah itu tidak ada lagi peluru yang keluar.

"Damn it!" Aku menghentak lantai beberapa kali.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Lia.

"Diamlah!"

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang