Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------Tiba–tiba terdengar suara tembakan beruntun dan di saat yang bersamaan kaca mobil kami pecah. Berbagai peluru yang ditembakkan berhasil menembus ke dalam mobil. "Merunduk! Jangan berani untuk mengangkat kepalamu!"
Axele semakin mempercepat laju mobil. Selang beberapa menit, mobil bagian belakang kami terbanting sebagian. Axele kehilangan kendali atas mobil. Dia membanting steer dan alhasil kami terhempas menabrak rimbunan pohon di pinggir jalan. Kepalaku terbentur dashboard mobil dan membuatnya berdenyut hebat.
Axele dengan cepat keluar dari mobil. Dia membuka pintu mobil tempat dimana aku duduk dan melepaskan seatbeltku. "Ayo, kuatkan dirimu! Mobil ini akan segera meledak." Dia segera mengeluarkanku dari mobil yang mulai mengeluarkan banyak asap. Lalu, mengambil pistol dari dashboard mobil.
Kita lari ke dalam rimbunan pohon, lari lebih dalam, dan dalam lagi. Sayangnya beberapa orang dari mereka berhasil mengejar dan terus mengarahkan peluru mereka ke arah kita. Axele yang berada dua langkah di depanku, beberapa kali berbalik memberikan perlawanan pada musuh.
"Kayle, lari lebih cepat!"
"Kepalaku pusing."
"Bertahanlah, atau kamu akan mati disini."
'DOR!'
Kaki kiriku tertembak, aku jatuh ke tanah dan kesulitan untuk berdiri. Sementara itu, musuh semakin mendekat. Axele lari balik ke arahku sembari menembakkan pelurunya ke arah musuh.
"Kayle!"
Aku mencengkram kera baju Axele dan menariknya mendekat. "Aku bisa menangani diriku sendiri, yang aku mau adalah bunuh mereka semua yang melakukan ini padaku." Saat ini hanya ada amarah dalam diriku. Demi menjaga penyamaranku, seorang agen kelas atas ini tidak bisa melakukan perlawanan pada pembunuh bayaran itu.
Mendengar permintaanku, Axele menyunging senyum. "Tunggu aku di sini." Setelah itu Axele pergi dan menghilang di antara rimbunan pohon.
Aku mencari sesuatu untuk merobek setengah pakaianku menjadi lebih pendek, dan mengambil kain perca itu untuk menutup lukaku. Tidak lama, aku mendengar suara ledakan. Kemungkinan suara itu berasal dari mobil kami kendarai tadi.
Siapapun pelaku penyerangan ini, mereka pasti memburu Axele, dan karena aku istrinya, maka aku menjadi bonus target untuk mereka. Persetanan dengan semua ini.
Tidak butuh waktu lama untuk Axele kembali dengan sebuah tas besar yang sepertinya merupakan persediaan senjata. Dia datang menghampiriku dan melempar tas itu sebelahku.
"Sepertinya, kamu baik-baik saja."
Apa dia berharap aku mati?
"Apa lukaku ini terlihat seperti pajangan untukmu?" balasku dengan sedikit menaikkan nada bicara.
"Kamu bisa membalut luka?"
Aku tertawa sinis. "Sepertinya kamu terlalu meremehkanku."
Dia menatapku lekat-lekat, sementara aku hanya menatapnya dengan wajah 'ada apa?'. Axele kemudian menghela napas untuk melepaskan ketegangan yang ada. "Aku sudah menghubungi George untuk menjemput kita. Tunggulah sebentar lagi."
"Tunggu," kataku sembari memincingkan mata menatap lekat-lekat lengan kirinya yang tampak dibasahi oleh sesuatu. "Kamu tertembak di lengan kirimu."
Axele melihat ke lengan kirinya dan terlihat baru sadar dirinya terluka.
"Kamu baik-baik saja? Perlu aku balutkan juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Villains✅
RomancePublished : 02/02/2020 ✖ DON'T COPY MY STORY‼✖ Axele Archiller, dia tidak lebih dari seorang pria yang punya masalah dengan EQ tingkat rendah dan untungnya dia terlahir kaya dan tampan. Hanya saja nasibnya kurang beruntung karena harus menikahi seor...