BAB 15

1.2K 142 18
                                    

Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

"Apa kamu sudah selesai? Aku akan ada rapat dengan perusahaan lain jam 9." Suara Axele terdengar dari luar kamar. Aku memoles make up tipis di wajah, dan memastikan kembali bahwa kemeja yang kupakai sudah rapi.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Axele menghampiriku dan berdiri di belakangku, ikut memperhatikan diriku yang ada di cermin.

"Cantik," katanya singkat.

"Terima kasih." Sebuah senyum terukir di wajahku.

Senyum tipis di wajah Axele bertahan sampai akhirnya dia menyadari bahwa kemeja putih yang kupakai terbalik, memperlihatkan punggungku. "Ganti pakaianmu."

"Kenapa? Apa ini buruk?" Aku menatapnya kebingungan, mengingat barusan dia memujiku.

"Punggungmu terlalu terekspos. Ganti dengan yang lain."

Aku menahan tawa melihat wajahnya yang tengah menatap tidak suka ke bayanganku di cermin.

"Baik, baik." Aku mengangguk paham dan menuruti perkataannya dengan mengancing kemejaku hingga menutupi bagian punggung.

Melihatku yang tersenyum menahan tawa, membuat Axele kesal. "Apa ada sesuatu yang lucu?"

"Apa?" tanyaku lagi dengan senyum mengembang di wajah. "Tidak."

"Lalu apa yang kamu tertawakan?" tanyanya tajam.

"Bukankah kamu buru-buru?" Aku membalikkan badan dari cermin dan menghadapnya. "Ayo kita pergi."

Axele yang masih berdiam diri, membuatku menariknya keluar dari kamar.

Selama di perjalanan kami tidak banyak bicara, karena Axele harus menerima panggilan telepon dari beberapa rekan kerjanya. Dia benar-benar sibuk.

"Axele," panggilku ketika dia menutup teleponnya.

"Yes, love?" jawabannya sempat membuatku tertegun.

"Nanti, boleh aku pinjam mobilnya sebentar?" tanyaku dengan tenang, berusaha menyembunyikan semburat merah yang mungkin bisa dia lihat sekarang.

"Untuk?" Axele mengerutkan dahinya.

"Aku hanya ingin jalan-jalan sebentar."

"Kupikir kamu akan menemaniku di kantor."

"Bukankah kamu bilang akan ada rapat?"

"Kamu bisa menungguku di kantor."

"Tidak," tolakku. "Itu akan sangat membosankan." Axele yang terdiam membuatku kembali menambahkan. "Aku juga ingin membeli beberapa peralatan dan bahan masak untuk nanti malam."

"Kamu bisa menyuruh George atau Jesselyn pergi membelinya."

Aku menarik napas panjang. "Aku bisa melakukannya sendiri. Lagipula kalau kamu tidak membiarkanku memiliki aktvitas sendiri, apa yang harus aku lakukan? Aku bukan porselenmu, Axele."

Sepertinya perkataanku terlalu berlebihan. Axele hanya terdiam dan menatap lurus ke arah jalanan di depan. Suasana menjadi hening dan canggung.

Sampai akhirnya mobil kami berhenti di sebuah gedung bertingkat tinggi bernuansa modern.

"Kita sampai." Axele melepaskan seatbeltnya.

"Axele." Aku menatapnya dengan tatapan penuh arti.

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang