BAB 12 part 1

1.4K 163 9
                                    

Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

Kakiku melangkah masuk ke dalam gedung XACRC. Banyak pasang mata yang menatapku dengan tatapan aneh, seolah aku tidak seharusnya berada di sana. Mungkin karena pakaian yang kukenakan terlalu kasual, membuatku terlihat seperti orang yang salah kostum.

Tanpa mempedulikan mereka, aku menghampiri meja resepsionis. "Permisi, saya ingin bertemu dengan Axele Archiller," kataku pada seorang wanita di meja resepsionis.

"Apa anda sudah membuat janji temu dengan Mr. Archiller?"

"Belum, dan aku rasa aku tidak perlu melakukannya," kataku yakin.

"Maaf, Nona. Anda tidak bisa menemui beliau tanpa janji temu."

"Bagaimana jika aku mengatakan bahwa aku adalah istrinya?" Perkataanku sontak membuat semua orang yang ada disekitar sana melihat ke arahku.

Seorang pria yang duduk di sebelah wanita resepsionis itu tertawa kecil. "Anda memang cantik, tapi bukan berartinya kami akan percaya dengan perkataan anda, Nona."

"Presiden kami seorang pria lajang. Dia tidak pernah akan mau dengan wanita seperti anda," tambah wanita resepsionis itu.

"Jadi maksudmu dia akan mau dengan wanita sepertimu?" tanyaku sinis dengan menekankan kata 'sepertimu'.

"Maaf, Nona. Kami hanya menjalankan tugas. Sudah banyak wanita dengan modus seperti anda datang kemari. Jadi lebih baik anda pulang dan membuat janji temu lebih dulu." Pria itu terlihat takut terjadi keributan antara aku dengan teman resepsionisnya.

Sekarang hampir satu lantai yang melihat semua ini, menatapku dengan tatapan geli dan cemooh. Aku tertawa kesal, lidahku menyentuh gigi geraham atas.

Tanpa memedulikan mereka, aku berjalan melewati meja resepsionis. Wanita di meja resepsionis itu berteriak menyuruhku untuk berhenti dan mengejarku ke lorong lift gedung ini. Wanita itu menahan tanganku. "Saya minta anda untuk berhenti, Nona. Jangan memaksa saya untuk menyeret anda keluar dari tempat ini."

Aku menarik tanganku dari cengkramannya dan menatapnya tajam. "Kamu bisa bertanya dengan presidenmu sendiri, tapi aku jangan pernah menatapku dengan wajah seolah aku adalah wanita bayarannya."

Wanita resepsionis itu menertawaiku. Dia menghiraukan ucapanku dan kembali menarik tangan kananku untuk pergi dari lorong itu. Dengan tenaga yang aku punya, aku berbalik menariknya. Tangan kiriku melepaskan cengkramannya dengan paksa, dan mencengkram balik tangannya.

Jika harus ada satu orang yang diseret pergi dari tempat ini, pastinya bukan aku orangnya. "Hubungi Mr. Archiller, katakan padanya Kayle Dursley ada di sini," pintaku pada pria di meja resepsionis itu.

Dia menatapku ragu. Dengan tatapan merasa terintimidasi, dia mengambil telepon yang ada di meja resepsionis. Pria resepsionis itu menghubungi Axele dan mengatakan sesuai perintahku. Sesekali dia menatapku dengan ragu.

Beberapa detik kemudian, pria resepsionis itu menjauhkan gagang telepon dari telinganya dan menatapku dengan takut. "Saya sudah menghubungi Mr. Archiller. Dia tidak mengatakan apapun, dan langsung memutuskan panggilan."

Wanita itu tersenyum sinis memandangku rendah. "Jika saya adalah anda, saya akan malu untuk datang ke sini lagi, Nona. Silahkan pergi dari sini sebelum kami memanggil keamanan." Salah satu tangannya menunjuk pintu keluar, mempersilahkanku pergi dari tempat ini.

"Menurutmu begitu?" Aku tersenyum. "Mari kita lihat."

Tidak lama kemudian, terdengar bunyi lift berdenting. Dari meja resepsionis terdengar suara riuh dari beberapa karyawan yang ada di sekitar sana. Axele keluar dari lift VIP dan berjalan ke arah keluar gedung. Semua karyawan yang berpas-pasan dengannya menunduk memberi salam, tidak sedikit juga wanita yang melirik-lirik kagum padanya.

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang