BAB 13

1.3K 147 13
                                    

Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

Aku hanya berdiri menatap pakaianku yang berada di sebuah lemari yang sama dengan pakaian Axele. Sesekali aku bisa merasakan beban di pundakku. Mulai malam ini semuanya tidak akan mudah. Aku harus lebih berhati-hati, karena sekarang aku berbagi kamar dengan Axele.

Lagi-lagi aku menarik napas panjang. Dering ponsel yang terus terdengar sejak tadi, membuatku menatap kesal ke arah nakas. Itu milik Axele.

Apa yang terjadi hari ini sudah cukup melelahkan. Tidak bisakah aku diberi waktu tenang, meski hanya beberapa menit sebelum Axele keluar dari kamar mandi?

"Aku penasaran, manusia mana yang berani melakukan spam ke ponsel pribadinya," gumamku sembari mengambil ponsel Axele dari atas nakas.

Tidak dikunci?

Untuk pria yang selalu waspada seperti dia, kasus ponsel tanpa password cukup membuatku tertegun.

Matteo Donovan :

Aku mengerutkan dahi. Kepalaku berpikir keras, mencoba menebak hal penting apa yang bersangkutan denganku sampai Dokter Matteo sendiri meminta Axele untuk tidak membawaku dalam pertemuan mereka.


APesan dari dokter Matteo membuat kepalaku berpikir keras. Hal penting apa yang bersangkutan denganku, sampai dokter Matteo sendiri meminta Axele untuk tidak membawaku dalam pertemuan mereka,

dan kenapa?

Kenapa aku tidak boleh tahu? Apa yang sebenarnya dia ketahui?

Tanpa berpikir panjang, aku langsung membalas pesan dokter Matteo dengan menyetujui pertemuan besok. Tentu saja aku yang akan datang menemuinya. Axele tidak boleh tahu tentang ini.

Setelah itu, aku menghapus pesan dan daftar panggilan yang masuk dari dokter Matteo. Di saat bersamaan, aku mendengar suara air shower dari kamar mandi berhenti mengalir. Mengetahui Axele akan segera keluar dari kamar mandi, dengan cepat kuletakkan kembali ponselnya di atas nakas.

Axele keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih setengah basah. Dia menatapku datar, yang tengah duduk santai membaca buku di atas kasur. Axele jalan melewati kasur dan mengambil ponselnya di atas nakas. Sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk, dia melihat ponselnya.

Axele mengerutkan dahinya bingung. "Kayle, apa tadi ponselku bunyi?"

"Tidak. Ada apa?"

Axele terdiam sebentar, lalu menghela napas. "Bukan apa-apa. Sepertinya aku salah dengar."

Aku menatap Axele mencoba terlihat meyakinkan. Axele pergi menggantung handuknya, lalu naik ke atas ranjang. Dia rebahkan dirinya di sebelahku, dan menutup matanya dengan lengan kirinya.

Selama beberapa menit hanya terdengar embusan angin AC di dalam ruangan. Tidak ada yang bicara. Ini terasa sangat canggung. Bahkan buku yang kubaca sejak tadi, tidak lagi bisa kupahami isinya. Semua huruf tiba-tiba berubah menjadi tulisan asing yang tidak bisa kucerna kata-katanya.

"Axele," panggilku.

"Hm?"

"Kamu ingat, tentang permintaanku yang waktu itu belum aku sampaikan?"

Axele langsung mengubah posisi tidurnya. Dia berbaring miring menghadap ke arahku, dan menggunakan salah satu tangannya untuk menopang kepala. "Katakan."

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang