BAB 11

1.4K 152 12
                                    

Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

"Kayle." Seseorang menepuk pundakku dari belakang.

Sontak aku berbalik dan melihat siapa yang menepuk pundakku, dan ternyata wanita berambut blonde tadi.

Siapa wanita ini, apa Kayle mengenalnya?

"Hi, apakabar?" kataku dengan harapan dia bisa mengatakan sesuatu yang membuatku bisa mengetahui apa hubungannya dengan Kayle Dursley.

Bukannya membalas sapaanku, wanita itu jusrtu mengerutkan dahinya dan menatapku dengan senyuman maksud tersembunyi. Dia kemudian tertawa kecil dan memelukku.

"Kalau kamu sendiri tidak bisa mengenali sahabat karibmu, maka aku berhasil, bukan?" bisiknya.

Aku membelalakkan mataku terkejut. Kedua tangan yang semula ikut memeluknya, tiba-tiba mendorong pundaknya menjauh. Aku menatap menyelidiki wanita di depanku ini. "Ju-dith?"

"That's me," senyumnya. "The real me."

Aku tertawa menatapnya takjub. "Wow, kamu apakan wajahmu sampai...."

"Stella Angie. Membutuhkan waktu tiga jam untuk bisa menjadi dirinya dan bertemu denganmu. Jadi, berterima kasihlah." Dia menghela napas lelah.

Aku tersenyum, mengangguk-anggukkan kepala mengapresiasi usahanya.

"Jadi, ada apa kamu memanggilku? Atau, ada perkembangan baru?"

Aku menghela napas, lalu menyungging senyum. "Aku akan menceritakannya sambil kita berbelanja." Kukeluarkan kartu hitam dari tas kecilku dan memamerkannya pada Judith.

"Kartu milik siapa itu?"

"Aku," jawabku bangga. "Tapi yang membayar tagihannya Axele."

"Tampaknya kamu menikmati ini." Judith menyungging senyum mencemoohku.

"Jadi?" Kutekuk lenganku layaknya seorang pria yang meminta wanitanya mengandeng tangannya.

Judith tampak berpikir sebentar, lalu akhirnya mengalungkan lengannya di lengan kiriku. Aku tersenyum dan langsung menarik tangannya dan berjalan mencari toko pakaian.

Kita masuk ke sebuah toko pakaian wanita. Judith sesekali melihat sekelilingnya sembari berbicara denganku.

"Mengenai kejadian beberapa hari lalu, aku dengar VSA melakukan penyerangan pada kalian?" bisik Judith santai sembari melihat-lihat sebuah kaos.

"Itulah yang ingin aku tanyakan. Kenapa tidak ada yang memberitahuku?"

"Aku rasa kamu sendiri sudah tahu jawabannya. Kami menerima balasanmu dari HT yang kamu dapatkan waktu itu."

"Maksudku, itu diluar rencana, Jud. Aku bahkan masih belum menemukan lokasi benda itu disimpan." Aku semakin geram ketika harus mengakuinya. "Dan Axele bukanlah seseorang yang bisa dibunuh dengan mudah."

"Tidak ada manusia yang sempurna."

"Ada," potongku cepat. "El?"

Judith hanya menghela napas, dia terlihat malas ketika aku menyebut nama itu. "Faktanya seseorang yang terlalu sempurna bisa jadi menyimpan banyak kebohongan dibalik semua itu, Chessy. Axele pasti punya kelemahan."

"Aku tidak yakin. Dia bahkan bisa menawarkan racun VSA yang biasa dilumuri di peluru mereka.

Judith menatapku tidak percaya. "Aku tidak tahu kalau pria seperti dia tahu tentang medis."

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang