Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤
🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------
"Tunggu, El." Tiba-tiba suara Judith kembali menghentikan langkah Elphizo. "Beri dia waktu untuk mengucapkan selamat tinggal."
Mendengar ucapannya Judith, Elphizo langsung menghampirinya dengan cepat. Dicekik lehernya dan dia sudutkan Judith ke dinding.
"Akh! "
"Apa rencanamu kali ini, Jud?"
"Ka-mu tahu a-ku ti-dak be-ra-ni." Judith memegang tangan Elphizo yang melingkar di lehernya. Dia coba untuk melepaskan tangan Elphizo, tapi tenaganya tidak cukup kuat.
"Aku peringatkan kamu. Jika kamu berani berencana melawan balik, akan kumusnahkan kamu bersama dengan temanmu."
"Le-pas, a-ku bisa ma-ti!"
Elphizo menyungging senyum. "Membuatmu selangkah lebih dekat dengan kematian akan mengingatkanmu untuk berpikir sebelum bertindak."
"Kamu paham maksudku!?" bentaknya lagi.
"Pa-ham." Wajah Judith sudah memerah.
Elphizo melepaskan cengkraman itu dari leher Judith. Judith langsung jatuh ke lantai, dia terbatuk-batuk dan napasnya terengah-engah. Salah satu tangannya memegang lehernya yang sudah kemerahan dan lecet karena Elphizo. Cengkraman tangannya benar-benar menyakitkan.
"Kalian berdelapan," panggil Elphizo pada bawahannya. "Tunggu wanita itu disini. Lima menit lagi, bawa dia ke mobil."
"Jangan berpikir untuk lari. Gedung ini sudah di kelilingi oleh semua tentara militer VSA." Elphizo langsung meninggalkan tempat itu.
Judith tersenyum tipis menatap Chessy. "Maaf, hanya ini yang bisa kulakukan untukmu."
Chessy menatap Judith lirih. Tidak pernah terlintas di benaknya, bahwa dua orang agen terbaik VSA bisa berakhir menyedihkan seperti ini. Tiba-tiba saja kepala Chessy terasa seperti dihantam benda tumpul.
"Chessy!" teriak Judith ketika melihat Chessy kehilangan kesadarannya. "Dia kolaps! Beritahu Elphizo, kita butuh penangan darurat." Tepat saat Judith memerintahkan delapan orang itu untuk menghubungi Elphizo, Chessy mengerjapkan matanya dan memegang tangan Judith.
Judith membulatkan mata terkejut kalau Chessy tidak benar-benar hilang. Ada sedikit rasa lega di hatinya.
"Aku masih bisa bertahan. Lebih dari itu, tidak baik meninggalkan seseorang dengan segudang pertanyaan dan rasa kesal." Chessy memiringkan kepalanya pelan, memandangi Axele yang tidak begitu jauh dari tempatnya terbaring.
Dengan salah satu kaki yang patah, tidak mungkin bagi Axele untuk berjalan menghampiri Chessy. Dia menapakkan tangannya di lantai dan bergeser ke arah Chessy.
Axele terduduk tepat di samping kepala Chessy. Duduk berlawanan arah dengan kaki yang memanjang. Dia tidak lagi bisa menopang kepala Chessy di kakinya.
Keduanya hanya saling beradu pandang. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Judith merasa kehadirannya hanya akan mengganggu mereka. "Aku akan mengambilkan tongkat untukmu." Judith menatap Axele, kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
Chessy tersenyum miris. "Maaf. Kamu cacat karena kebodohanku."
"Kamu menyelamatkanku. Ini pantas untuk pria yang tidak berguna sepertiku."
Chessy tersenyum semakin lebar. "Tetap saja itu adalah kesalahanku. Seandainya aku tidak kembali padamu, seandainya aku mati di reruntuhan itu―"
"Hei, jika kamu merasa bersalah maka bertahanlah. Kita akan keluar dari sini, dan kamu harus merawatku sampai sembuh," kata Axele cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Villains✅
RomancePublished : 02/02/2020 ✖ DON'T COPY MY STORY‼✖ Axele Archiller, dia tidak lebih dari seorang pria yang punya masalah dengan EQ tingkat rendah dan untungnya dia terlahir kaya dan tampan. Hanya saja nasibnya kurang beruntung karena harus menikahi seor...