BAB 41

964 113 18
                                    

Hi Wellcome Back!

Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

"Jud, apa kamu melihat Axele?" tanyaku saat masuk ke dalam ruang kerja Axele. Dia merombak satu ruang tamu menjadi sebuah ruang kerja yang lebih luas untuk kita. Bagaimanapun keadaannya, dia tetap tidak mengijinkan siapapun masuk ke dalam ruang kerjanya.

Judith menatapku sebentar lalu kembali sibuk dengan laptop dan dua layar besar lainnya yang ada di depan. "Dia pergi dengan Lia."

"Berdua? Kemana?"

"Kencan."

"Oh," jawabku singkat.

Judith menghentikan pekerjaannya, sedikit memutar kursi kerjanya, dan menatapku dengan wajah seringai.

"Apa?" tanyaku ketus.

"Ayolah, kamu percaya itu?" Dia tertawa kecil. Judith memutar kursinya lagi, dan kembali dengan kerjaannya. "Pangeran es-mu sedang membantu pemakaman ibunya Lia."

"Kalau kencan sungguhan juga, aku tidak masalah."

"Baiklah, nanti akan aku atur kencan mereka. Kau ikut?" katanya cepat.

"Hei!"

Judith tertawa puas. "Tenang saja, dia pria yang setia. Justru aku khawatir dengan matamu yang masih jelalatan dengan pria ideal."

Aku menatapnya tajam. "Ya, terus saja kamu menggodaku jika kamu merasa hidupmu terlalu tentram, Jud."

"You are cute when you're jealous," gumamnya sembari menyungging senyum di depan laptop.

"Aku tidak―" Tanpa sadar aku meneriakinya. Aku menghela napas. "Lupakan."

Responku membuat sudut bibirnya terangkat. Kemudian, ruangan hening untuk beberapa saat, hanya terdengar bunyi keybord laptop yang diketik lincah oleh Judith. Matanya bergerak lincah, menyeimbangi gerakan jarinya.

Aku melihat lebih dekat apa yang tengah Judith kerjakan.

"Sejak kapan kamu mengerti coding?"

"Aku mengambil kelas tambahan."

"Itu membosankan."

"Setidaknya buatlah dirimu lebih berguna, Chessy."

"Kau―"

"Sst! Sebentar." Tangannya mengetik lebih cepat dan tatapan matanya kian menajam. "Sebentar lagi...," gumamnya pelan.

Aku hanya memperhatikan layar hitam bertulisan hijau terang neon itu di layar. Judith terus mengetik lincah.Kemudian, muncul sebuah batang unduh data yang sedang berjalan, dan di saat bersamaan juga, terjadi glitch. Akses ditolak.

Judith dengan tiba-tiba memukul keyboard itu dengan keras dan menghela napas. Dia berbalik menghadapku dan bersandar di kursi kerjanya. Setelah dia mengatur napas dan emosinya, dia ambil sebuah microchip yang terhubung dengan perangkat keras komputer.

"Ini adalah file yang Axele tanamkan di tubuh Della. Thanks to Matteo Donovan, sekarang aku harus bergadang selama beberapa hari untuk menerobos sistem keamanan benda ini."

"Dan huruf Greek yang kamu bilang?"

"Aku tidak tahu pasti, kemarin muncul huruf itu, sekarang aku tidak menemukannya lagi."

"Mungkin kamu salah lihat," tebakku.

"Tidak, tidak mungkin. Pasti ada sesuatu yang salah dengan cara kerjaku. Masalahnya, benda sialan yang dibuat oleh organisasi sialan itu, bisa melakukan reboot sendiri. Jika kamu salah memasukkan sandi atau ketauan mencoba menerobos sistem keamanan file ini. Maka sistem keamanan file ini akan langsung mematikan semua kerja perangkat yang ada." Dia menarik napas panjang, "Yang artinya kamu harus menerobosnya ulang dari awal."

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang