BAB 37

1K 120 46
                                    

Hi Wellcome Back!

Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

Aku mengetuk pintu sebuah rumah sederhana yang terletak di ujung Peutrovia. Ini rumah ke-20 yang aku datangi. Sudah sebulan, tapi orang yang bernama Tom Beryl itu masih belum ditemukan. Tidak ada foto ataupun kenalan, keberadaanya seperti telah dihapus. Menyewa seorang informan atau detektif juga tidak membantu banyak.

Selain itu, tidak ada tanda-tanda dari VSA. Antara mereka yang tidak mengejarku, atau memang tidak bisa menemukanku.

Lima belas menit aku menunggu di depan pintu. "Siapa juga yang mau tinggal di pelosok Peutrovia tanpa manusia lain," gumamku kesal.

Aku memutuskan untuk kembali ke dalam mobil. Lalu, membuka lipatan kertas berisikan rincian alamat, dan melihat tempat mana yang kutuju berikutnya.

Sesaat setelah aku menyalakan mesin mobil, samar-samar terdengar suara benda jatuh dari dalam rumah. Sontak, aku terdiam. Kumatikan mesin mobil, dan kembali ke depan pintu rumah itu.

"Permisi, apa ada orang di rumah?" Tetap tidak ada jawaban dari dalam. "Aku mencari Tom Beryl. Apa benar ini rumahnya? Aku perlu—" Ucapanku terpotong ketika pintu itu terbuka.

Seorang Perempuan sekitar umur tujuh belas menatapku dengan tatapan sinis.

"Kayle? Bagaimana kamu bisa menemukan kami?"

Aku menatapnya kebingungan. "Bagiamana bisa kamu tahu nama itu?"

Dia memajukan kepalanya keluar dari ambang pintu dan melihat ke arah kanan kiri. "Apa ada yang mengikutimu?"

"E― Namaku bukan Kayle, tapi Chessy."

"Berhenti berpura-pura! Pergi dari sini sekarang, jangan bawa masalah lain untuk kami." Perempuan itu mencoba pintunya kembali, tapi aku menahannya.

"Tunggu."

"Jangan paksa aku mengusirmu dengan kekerasan, Kayle! Aku muak dengan masalahmu."

"Tolong dengar dulu. Aku benar-benar bukan Kayle, dan aku perlu bicara dengan Tom Beryl."

"Ayahku sudah mati!"

Perkataannya membuatku berhenti mendorong pintu itu. "Apa?"

Perempuan itu tertawa kesal. Dia membuka pintu itu selebar tubuhnya, dan menyandarkan lengannya di gagang pintu. "Kamu bahkan tidak tahu kepada siapa berhutang nyawa."

"Aku tidak mengerti. Apapun masalahmu dengan Kayle, itu bukan urusanku."

"Kamu bisa menggelapkan warna rambut, dan menggunakan lensa kontak." Nada bicaranya meninggi. "Tapi aku tidak pernah lupa wajah yang menjadi alasan ayahku mati, Kayle."

Dari sorot matanya, semua orang bisa tahu kalau perempuan ini sangat benci padaku. "Sekarang pergi."

"Aku datang kesini atas permintaan bunda Friska!" kataku cepat, sebelum perempuan itu benar-benar menutup pintu rumahnya.

"Lia, biarkan dia masuk." Keluar seorang wanita paruh baya dari salah satu ruangan dalam rumah.

"Ibu?!" Perempuan itu tidak setuju. "Dia pembunuh ayah!"

"Dia tidak membunuh ayahmu."

"Tapi dia alasan ayah mati, dan aku tidak mau berurusan dengan VSA lagi! Aku cape harus lari seumur hidupku!"

"Dia bukan Kayle. Biarkan dia masuk."

Perempuan terus menatap ibunya dengan tatapan tidak setuju.

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang