BAB 26 part 2

1K 131 61
                                    

Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

Aku menarik napas panjang, mencoba menenangkan emosiku. Aku langsung menghampiri Della dan memotong sedikit bagian bawah gaun yang dia pakai. Saat memotong gaunnya, beberapa kali aku terus mengambil napas panjang. Untuk memegang gunting saja sangat sulit, apalagi harus menggerakkan jari-jariku untuk memotong gaunnya. Aku berusaha mati-matian menahannya.

Percayalah, lebih baik tanganku robek terkena pisau daripada robek karena gigi manusia. Rasanya seperti diremukkan perlahan-lahan.

Setelah mendapat kain, langsung kubalut lukaku. Sesekali aku mengecek ponsel untuk melihat jam. Sekarang sudah jam 1 siang, aku belum makan ataupun minum sejak kemarin sore. Aku menertawai diriku sendiri, ketika berpikir kalau Axele akan langsung mengeluarkanku pagi ini. Sikap manisnya selama ini membuatku lupa kalau dia masih manusia berdarah dingin. Dia tidak akan memaafkanku dengan mudah, apalagi mengeluarkanku dari sini tanpa menerima siksaan lebih dulu.

Samar-samar, aku mendengar langkah kaki yang mendekat. Seseorang sedang menuju kemari. Saat pintu terbuka, aku langsung berdiri untuk melihat siapapun yang datang untuk mengeluarkanku. Senyum tipis yang tadi tercipta, sekeketika hilang ketika melihat George masuk ke dalam ruangan dan kembali menutup pintu itu. Di tangannya membawa sebuah nampan besar dengan penutup saji stenlis.

"George, tolong katakan kalau kamu akan mengeluarkanku dari sini."

"Maaf, Kayle. Saya tidak bisa mengeluarkan anda tanpa perintah tuan."

Aku tertawa kesal. "Jadi dia tidak menyuruhmu untuk mengeluarkanku?"

"Tidak."

"Lalu apa yang kamu lakukan di sini?" tanyaku kesal.

"Tuan menyuruh saya memberi makan peliharaannya."

"Apa ini trik baru untuk membujukku makan? Tidak ada hewan di sini, hanya ada aku dan wanita itu." Aku tertegun dan menatap George tidak percaya. "Jangan katakan kalau wanita ini...."

"Benar, Kayle. Tepat seperti yang anda pikirkan. Biasanya dia diberi makan seminggu sekali. Mengingat anda di sini, tuan menyuruh saya memberinya makan setiap hari."

"Maksudmu aku akan di sini selamanya?"

"Sampai tuan memaafkan anda." George membuka penutup saji itu.

"Tunggu, ini bukan bercandaan, kan? Kamu memberinya..." Aku kehilangan akal ketika melihat daging mentah berwarna merah segar, yang muncul dari penutup saji itu.

"Demi kebaikkan anda, tolong jaga jarak dengan wanita ini."

"Sebenarnya kamu cukup telat memberitahuku." Aku mengangkat tangan kananku dengan kesal sembari menatap dia tajam.

"Maaf, saya ingin mengeluarkan anda, tapi tidak banyak yang bisa saya lakukan."

George membangunkan wanita itu. Tidak butuh waktu lama untuk wanita itu bangun. Saat melihat daging di depannya, dia seperti kerasukan setan. Dia menyambar daging itu dan memakannya dengan lahap. Aku hanya bisa memalingkan wajah ke arah lain. Melihat wanita itu makan makanannya di saat perutku kosong, benar-benar membuatku mual.

Untuk beberapa waktu, ruangan ini sepi. Hanya terdengar suara kunyahan dari wanita itu. Aku terus melihat ke arah lain, mana pun asal tidak melihat bagaimana wanita itu makan siang. Sementara George, dia berdiri dengan tatapan menunggu.

"Kamu terlihat biasa dengan semua itu," sindirku yang tidak terlalu dipedulikan olehnya.

Setelah wanita itu menyelesaikan makannya, George mengambil sebuah botol kecil dan suntikan dari laci meja yang ada di ruangan ini. Dia menyuntikkan sebuah cairan pada wanita itu, dan membuatnya terlelap.

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang