BAB 28

1K 117 56
                                    

Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

Dalam keadaan kacau dan penampilan setengah basah, aku menyusuri lorong asrama VSA. Banyak pasang mata yang menatapku seperti melihat hantu di siang bolong.

Aku tidak bisa menyalahkan mereka, siapa yang tidak akan kaget kalau melihat seorang wanita jalan di lorong panjang dengan pakaian dan rambut yang berlumuran darah. Di tambah benda menjijikan yang aku bawa di tangan kiriku, itu cukup membuat mereka kehilangan nafsu makan siang.

Tanpa memedulikan tatapan mereka, aku terus berjalan menuju kantin asrama. Kehadiranku di sana membuat suasana kantin menjadi riuh. Perhatianku tertuju pada seorang pria berambut blonde yang sedang makan dengan posisi membelakangiku. Aku menghentikan langkahku tepat di depannya dan melempar gumpalan daging berserat ke dalam mangkuk makanan pria itu.

"Kamu melupakan bakso jumbomu?" Aku menatapnya tajam.

Gumpalan daging itu masuk tepat di dalam mangkuk dan bercampur dengan makanan miliknya. Kemudian perlahan warna makanannya berubah menjadi merah, bercampur dengan darah. Dia terperanjat dan menatapku bingung. "Apa yang kamu lakukan?"

"Membawakan pesananmu," jawabku enteng.

Elphizo menatapku lama. "Ikut aku."

Sewaktu dia hendak menarik tanganku pergi, aku menepisnya. "Aku bisa jalan sendiri."

Aku mengikuti Elphizo melangkah pergi meninggalkan kantin. Dia membawaku menuju gedung utama. Sepanjang kita melewati jembatan penghubung antara dua gedung, gedung utama dan gedung fasilitas. Kami tidak bicara satu sama lain, dan anehnya,

aku tidak peduli.

"Tunggu di sini," pintanya dengan sorot mata yang terlihat cukup kesal. Aku menunggunya masuk ke dalam kantor Papa. Seperti biasa, tidak semua agen bisa langsung masuk begitu saja ke ruangan Papa.

Elphizo keluar dari dalam ruangan Papa, dan membuka pintu itu lebih lebar. "Papa memanggilmu masuk."

Ketika aku masuk ke dalam, perhatianku tertuju pada seorang pria berambut putih dan bermata biru yang kemungkinan berumur 74 tahun. Dia mengenakan jas hitam kantoran dan duduk santai di sofa panjang.

"Chessy, kemarilah." Dia tersenyum ramah. "Duduk, duduk."

Aku mengikuti perintahnya dan duduk di seberangnya. Dia hanya menatapku dengan senyum di wajah, dia tidak menanyakan apapun mengenai misi yang sudah kujalani. Sesekali di menyesap kopi di atas mejanya dan kembali menatapku.

Ini terasa canggung.

"Em... bagaimana dengan pelaporan misinya?"

Papa tertawa kecil. "Santai saja, Chessy. Jangan terlalu tegang, aku sudah terlalu tua untuk melakukan banyak hal yang merepotkan. Pemeriksaan dan pelaporan lengkap akan Elphizo urus."

Aku hanya tersenyum menanggapi ucapannya. Ekspentasiku tentang Papa berbeda dengan realita, dia terlihat seperti pria tua pada umumnya. Aku sempat mengira kalau Papa adalah tipe yang bisa mengintimidasi orang hanya dengan cara dia bicara atau menatap.

Ruangan ini sangat hening, tidak ada yang bersuara. Aku bisa mendengar dengan jelas suara Papa sedang menyesap kopinya.

Apa yang dia pikirkan hanya dengan menyuruhku duduk manis di atas sofa?

Sampai akhirnya sebuah ketukan pintu terdengar. "Masuk," jawab Papa.

"Anda memanggil saya?" Aku menoleh ke pemilik suara itu.

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang