Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------Ketika membuka mata, pertama kali yang aku lihat adalah sebuah atap seng berkarat dengan lampu gantung yang sudah tua. Dengan mata yang masih berusaha menyesuaikan dengan cahaya, aku duduk dan menatap sekelilingku. Aku berada di sebuah gudang dengan beberapa timbunan besi tak terpakai. Kaki dan tanganku terikat, ponselku tidak bisa aku temukan.
Aku meringis sakit di kepala bagian belakang. Ada sesuatu yang salah denganku. Tubuhku terasa panas, napasku terengah-engah, dan aku sulit menatap fokus pada satu objek.
Tiba-tiba terdengar suara tawa pria dari luar ruangan ini. Tidak butuh waktu lama sampai pintu alumunium di ujung ruangan terbuka. "Oh... lihat, siapa yang sudah bangun," kata salah satu dari tiga pria yang masuk ke dalam ruangan ini.
Dilihat dari penampilan dan cara mereka menatapku, bukan ide bagus jika aku berlama-lama di sini.
"Bukankah membosankan jika kita hanya menjagamu di sini, benar cantik?" Salah satu pria dengan rambut kemerahan itu menatapku haus. Dia tersenyum dengan lidah yang menyentuh sudut bibir atas.
Ketika dia mencoba menarik kakiku, aku memberontak dengan menendang tangannya. Bukan membuat pria itu menjauh, justru dia terlihat semakin bersemangat. "Aku suka wanita yang bertenaga."
Dengan posisi tangan terikat ke belakang dan kaki yang juga diikat, aku tidak bisa banyak bergerak. Pria berambut kemerahan itu berhasil menarik kakiku dan mendekat ke arah selangkangannya. Dia melonggarkan ikat pinggangnya. Sedangkan kedua temannya hanya menonton dengan tatapan sama menjijikannya dengan pria yang ada di depanku.
Saat itu aku langsung menekuk lututku dan menghantam keras bagian berharga miliknya.
"Arg!" pekiknya jatuh berbaring di lantai dengan tubuh menukik seperti udang.
Berteriak, memohon dan menangis bukanlah tipeku. Aku menatap tajam ketiga pria itu, dan berusaha tetap waspada. Namun, semakin aku berusaha untuk fokus, kepalaku semakin berputar dan tubuhku meremang.
Pria berambut kemerahan itu terlihat marah, sorot matanya seakan ingin membunuhku saat itu juga. Ketika dia mencoba menggapai wajahku, tiba-tiba sebuah suara menghentikannya. "Jauhkan tanganmu dari wajahnya."
Seorang pria dengan mengenakan jas abu-abu berdiri di ambang pintu ruangan. Dari gaya berpakaiannya, seperti aku bisa menduga alasannya menculikku.
Dua orang yang sejak tadi berdiri dan menonton, tertegun melihat kehadiran pria berjas abu-abu itu. Sedangkan pria berambut merah itu berdecih kesal, dan menjauh dari hadapanku. Mereka bertiga berkumpul dan menghadap pria berjas abu-abu itu.
"Tinggalkan kami berdua," pinta pria berjas abu-abu. "Jangan ada yang masuk sampai aku memberikan perintah."
Ketiga orang itu menurut dan pergi keluar, meninggalkan aku berdua dengan pria yang sepertinya adalah bosnya. Dia menatapku dan tersenyum licik. Dia melepaskan jas abu-abunya dan merenggangkan darinya. Dia tarik sebuah kursi dari ujung ruangan ke depan ku, lalu dia duduk.
"So, Mrs. Archiller." Dia mencondongkan punggungnya ke depan dan lengannya berpangku di pahanya. "Darimana kita harus mulai?"
"Jika kamu pikir untuk menukarku dengan uang, maka kamu salah. Axele tidak peduli denganku." Aku menatapnya yakin.
Pria itu tertawa. "Kamu pikir, itu alasanku menculikmu?"
Aku terdiam dan hanya menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Villains✅
RomancePublished : 02/02/2020 ✖ DON'T COPY MY STORY‼✖ Axele Archiller, dia tidak lebih dari seorang pria yang punya masalah dengan EQ tingkat rendah dan untungnya dia terlahir kaya dan tampan. Hanya saja nasibnya kurang beruntung karena harus menikahi seor...