BAB 22

1.1K 119 28
                                    

Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

Dari luar tembok besar itu, aku bisa mendengar permainan musik klasik di dalam sana. Banyak pengusaha dan kolongmerat yang hadir di pesta ini.

Bagaimana aku bisa menemukan Stella Angie di tempat seramai ini?

"Kayle,"

Panggilan Axele menyadarkanku dari lamunan. "Ah, iya. Maaf, aku―" kataku menggantung, lalu menghela napas.

Axele berpikir aku mengalami grogi, melihat gelagatku yang tidak seperti biasanya. Kemudian, dia membisikkan sesuatu di telingaku. "Jangan takut, aku bersamamu," katanya mencoba menenangkanku.

Kami berdua memasuki pintu masuk gedung, dan berakhir di balkon tingkat kedua sebuah rumah modern. Melihat dari tembok gedung depan yang tinggi, semua orang mungkin akan berpikir kita berpesta di sebuah bangunan dengan ballroom besar. Namun ternyata, mereka menyewa sebuah resort dan membuat house party. Dengan desain resort yang berbentuk huruf U, di bagian tengah yang kosong, ada kolam renang dengan beberapa gazebo yang mengelilinginya. Lampu-lampu digantung indah menerangi gelapnya malam. 

Beberapa orang yang berpas-pasan dengan kami mengucapkan selamat pada Axele

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa orang yang berpas-pasan dengan kami mengucapkan selamat pada Axele. Jangan tanya bagaimana ekspresinya, seperti biasa, wajah santai yang tidak terlalu peduli.

"Axele, kita menunggu siapa di sini?" Sejak tadi kita tidak turun ke lantai satu dan hanya melihat orang-orang di bawah sana berpesta.

"Di bawah terlalu ramai, aku risih."

Aku langsung menyungging senyum kesal ketika mendengar perkataannya.

Bagaimana bisa kamu melupakan suamimu dengan penyakit haphephobianya, Kayle?

"Kamu bosan di sini?"

"Aku tidak tahu. Bingung juga harus melakukan apa kalau turun ke bawah sana."

Axele tersenyum. "Sekarang kamu akan belajar."

Dia memanggil salah satu pelayan di sana, dan berbisik di telinganya. Kemudian, pelayan itu mengangguk dan pergi. Tidak lama setelahnya, musik berganti. Semua orang orang di bawah sana mulai berdansa dengan pasangan mereka.

"May I?" Aku menoleh ke sumber suara, dan menemukan Axele tengah mengulurkan tangannya dan menyungging senyum tipis ke arahku.

"Tidak, aku tidak bisa."

"Bukankah aku bilang, sekarang kamu akan belajar."

Axele menarik pingangku dan menghapus jarak di antara kita. Dia berbisik di telingaku. "Letakkan tangan kirimu di pundakku. Cukup biarkan tubuhmu mengikuti iramanya."

Tidak banyak yang bisa kulakukan selain mengikuti arahannya. Tanpa sadar aku mengikuti kemana tubuhnya bergerak. Semua itu terjadi begitu saja, sampai irama musik masuk ke bagian tengah, puluhan pasang mata di bawah sana menatap ke atas melihat kami berdansa.

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang