BAB 14

1.3K 144 15
                                    

Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

Kudorong pintu kafe Pandora pelan, berjalan masuk ke dalam, dan menatap ke segala arah mencari dokter Matteo. Kemudian, mataku berhenti pada sebuah meja di sudut kafe dekat jendela. Di sana duduk seorang pria dengan kacamata bulatnya, setelan pakaian formal dan secangkir kopi di atas mejanya.

Mata kami bertemu. Pria itu tampak tertegun melihat keberadaanku di sini. Tanpa ragu, kulangkahkan kakiku mengarah ke meja tempat ia duduk.

"Kayle?" Dokter Matteo menyernitkan dahinya kebingungan. "Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Kamu menghubungi Axele untuk bertemu, dan dia tidak bisa hadir."

"Axele tidak mungkin melewatkan sesuatu sepenting ini." Dia menatapku ragu.

"Tidakkah kamu persilahkan aku duduk dulu?"

Dokter Matt menghela napas lelah. "Kamu bisa langsung duduk."

Mendengar ucapannya, aku langsung duduk di satu kursi kosong di seberangnya. "Jadi, apa yang kamu temukan?"

"Aku hanya akan membahas hal ini dengan Axele," jawabnya tidak suka. "Tapi berhubung kamu sudah di sini, setidaknya pesan sesuatu. Aku akan membayarnya."

"Aku ke sini untuk mendapatkan jawaban, Dokter Matt. Bukan untuk bersenang-senang atau menikmati jam makan siang," kataku mulai kesal.

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya di sini, apa yang kamu sembunyikan?"

Aku mengerutkan dahi menatapnya tidak paham. "Aku tidak menyembunyikan apapun."

Dokter Matteo menyungging senyum kesal dan memijit pangkal hidungnya. Dia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan dan berusaha mengintimidasiku dengan tatapannya. "Aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu. Katakan, siapa kamu?"

Dengan satu tarikan napas, tanpa mengeluarkan banyak ekspresi. Aku berusaha tetap tenang, walau jantungku sekarang berdegup kencang.

"Namaku Kayle Dursley. Memang benar aku pernah melakukan filler bibir karena saat itu sedang ramai, tapi banyak orang yang mengira ini adalah bibir asliku. Jadi ya," kataku menggantung, "itu rahasiaku."

"Jangan bercanda denganku di saat seperti ini, Kayle," katanya frustasi.

"Aku tidak tahu rahasia apalagi yang kamu maksud, Matt!?" pekikku kesal.

Siapa sangka suaraku membuat beberapa orang di sekitar meja tempat kami duduk, melihat ke arah kami. Kita berdua terdiam, saling menatap dan suasana tiba-tiba terasa canggung.

Dokter Matteo menarik napas panjang. "Baiklah, aku ganti pertanyaanya. Kamu itu apa?"

"Maksudmu?" Aku mengerutkan dahi.

"Mahluk apa kamu?"

"Tentu saja manusia!" Aku tertawa mendengar pertanyaannya. "Ada apa sebenarnya? Apa kamu salah makan sesuatu, atau menghirup gas-gas aneh di laboratorium?"

"Lihat ini." Dokter Matteo mengeluarkan sebuah amplop cokelat besar dan memberikannya padaku.

Aku menatapnya kebingungan. Lalu, kubuka amplop cokelat yang dia berikan dan mengeluarkan secarik kertas hasil laboratorium dari dalam.

"Aku... tidak mengerti," tatapku bingung.

"Menurut hasil lab, racun dalam tubuhmu sudah benar-benar hilang. Hemogoblinmu bagus, kadar leukositmu juga bagus, dan kemampuan regenarasimu di atas rata-rata manusia pada umumnya. Itu alasan mengapa kamu bisa pulih dengan cepat. Kemudian, setelah kuteliti lebih lanjut, kasus ini memang sering dialami beberapa orang dengan imun tubuh tinggi."

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang