Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤
🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------
Lia menatap tajam tiga monitor yang ada di depannya. Jemari tangannya mengetik lincah di atas papan ketik. Matanya bergerak cepat, menatap ke sana kemari. Dahinya berkerut, menatap serius semua tulisan kecil yang ada di layar monitornya.
"Elphizo sudah masuk, sekarang giliran kita," kata Lia tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar monitor.
"Baiklah, kita berangkat sekarang juga." Aku memberikan sepasang alat komunikasi yang ada di dekatku pada Axele.
"Tunggu." Lia memasangkan sebuah headphone di kepalanya dan mengarahkan mikrofon lebih dekat dengan mulutnya. "Biar kupastikan lebih dulu kalau Max sudah berada di posisinya."
Lia menekan salah satu tombol di papan ketiknya. Kemudian, salah satu layar monitor yang ada di sebelah kirinya berubah menjadi hitam dengan tulisan berwarna hijau neon. Di sana tertera namaku, Axele, Max dan juga Elphizo.
"Max, kamu bisa mendengarku?" Lia kemudian terdiam, ia mengerutkan dahinya dan sedikit memiringkan kepalanya. Tampaknya, saat ini Lia tengah berkomunikasi dengan Max.
"Baiklah, pantau VSA dari sana. Beritahu aku juga kamu butuh bantuan," kata Lia pada Max melalui alat itu.
"Kemana kamu mengirimnya?" tanyaku.
Lia menurunkan headphone itu hingga melingkar di lehernya. "Dia berada di gedung seberang VSA. Dari ketinggian itu dia dapat membantu kalian dari kejauhan."
"Gedung yang baru dibangun itu? Apakah aman?"
"Tenang saja, hari ini semua pekerja diliburkan. Lagipula perannya cukup membantu."
Lia memberikan sebuah benda kecil berwarna hitam yang bagian tengahnya mengeluarkan cahaya merah. Aku membolak-balik benda kecil itu dan menatapnya lama.
"Benda apa ini?" tanyaku penasaran.
"Itu bisa memberikanku informasi tentang lokasi dan tanda vital kalian."
Ukurannya sangat kecil hingga harus menggunakan pinset untuk mengambilnya. "Sekecil ini?"
"Iya, itu cukup berguna saat kamu ingin memasang pelacak di tubuh seseorang. Alat itu di desain dengan magnet yang kuat dan terdapat penguncinya. Jadi kamu hanya bisa melepaskan alat itu, saat kamu memang berniat untuk melepasnya."
Kemudian, Lia mengeluarkan satu alat komunikasi dan pelacak. "Berikan ini sewaktu kamu bertemu dengan Elphizo."
"Baiklah, aku paham." Aku menatap Axele, mengisyaratkannya bahwa aku sudah siap.
"Kalau begitu kita serahkan sisanya padamu," kata Axele pada Lia. "Ayo, Chessy."
Aku dan Axele, kita berdua keluar dari mobil dan berlari menuju gedung VSA. Jarak dari tempat Lia ke gedung pusat sekitar lima kilometer. Semakin jauh, semakin baik, mengingat Lia tidak mungkin bisa bertarung melawan agen VSA.
Rencana pertama, aku akan membersihkan pintu masuk untuk Axele. Selama aku menjalankan rencanaku, Axele bersembunyi tidak jauh dari pintu masuk gedung.
Aku berjalan masuk dengan sedikit menundukkan kepalaku. Sampai di depan petugas pemerikasaan identitas, kukeluarkan kartu identitas agen VSA dan menyerahkannya. Setelah melihat nama Judith di kartu itu, dia tampak terkejut.
Sebelum petugas itu bersuara, kutarik pergelangan tangannya, dan mengarahkan pisau kecil yang tersembunyi di balik pakaian lengan panjangku ke leher petugas itu. "Jangan teriak," kataku cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Villains✅
Storie d'amorePublished : 02/02/2020 ✖ DON'T COPY MY STORY‼✖ Axele Archiller, dia tidak lebih dari seorang pria yang punya masalah dengan EQ tingkat rendah dan untungnya dia terlahir kaya dan tampan. Hanya saja nasibnya kurang beruntung karena harus menikahi seor...