Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤
🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------Siapa sangka kalau dia justru membalas tatapan tajamku dengan menyungging senyum. Dia tertawa kecil. "Pria mana lagi yang kamu tikam, Nyonya Archiller?"
"Chessy! Kamu mau mati?! Cepat masuk!"
Seolah tersihir oleh teriakan Judih, aku langsung memasukkan Della di kursi belakang, dan Judith menyusul masuk setelahnya. Tepat ketika aku mau membuka pintu depan mobil, seorang petugas keamanan berhasil mengejar kami.
Dia menyudutkanku ke mobil, menekuk lenganku ke belakang, dan menangkapku. Segala usaha untuk melawan kucoba. Aku menjedukkan kepalaku ke belakang hingga membentur kepalanya, mendorongnya menjauh agar punya kesempatan untuk masuk ke dalam mobil. Sayangnya gerakannya terlalu cepat, atau aku yang terlalu lambat.
Petugas itu sepertinya tahu niat tersembunyiku. Dia melemparku jauh dari pintu mobil, dan membuatku terkapar di tanah. Petugas keamanan itu mencekik leherku, dan mengarahkan belati yang sejak tadi dia simpan ke dadaku. Langsung kutahan tangannya agar benda itu tidak merobek jantungku.
Tenagaku tidak cukup kuat. Perlahan pisau itu menyentuh kulitku dan membuat sebuah goresan kecil. Aku mengigit gigiku sendiri dan mendorong tangannya lebih kuat lagi. Aku memejamkan mata takut. Tiba-tiba suara tembakan terdengar dari belakangku. Bersamaan dengan suara tembakan, petugas keamanan itu menjatuhkan belati di tangannya dan dia jatuh di atasku.
Axele membunuh petugas itu dan menarikku berdiri di belakangnya. Dia menembak satu persatu petugas keamanan yang berada beberapa meter di depan kami.
"Kayle, cepat masuk."
"Bagaimana denganmu?" tanyaku panik
"Aku akan ikut di belakang."
Aku menatap punggungnya dengan perasaan campur aduk. Ada rasa enggan meninggalkannya dan sembunyi di tempat yang aman, sementara dia melawan puluhan orang bersenjata sendirian.
"Kayle! Apa kamu tuli! Cepat masuk!" Aku tersentak oleh perkataannya dan segera masuk ke dalam mobil. Setelah aku masuk, Axele berbalik dan berlari masuk ke dalam mobil. Dia menjalankan mobilnya dan kami pergi meninggalkan VSA.
Sepanjang perjalanan suasana begitu hening. Semua orang diam, tidak ada yang bersuara. Aku sendiri bingung harus mengatakan apa.
"Sepertinya mereka tidak mengejar lagi," kata Judith setelah menengok ke belakang beberapa kali. "Terima kasih sudah mau menolong kami, Tuan."
Axele tidak menanggapi perkataan Judith, dia tetap terdiam dan fokus pada jalan.
"E― Anda bisa menurunkan kami di sini. Tidak baik kalau anda terlibat lebih jauh." Melalui sela kursi mobil, tiba-tiba Judith mencolek lenganku dan memberi isyarat untuk mengiyakan perkataannya.
Aku menghela napas. "Aku rasa akan lebih aman jika kita bersamanya, Jud. Pria ini memang irit bicara dan sangat, jadi jangan tersinggung dengan sikapnya."
"Setidaknya aku lebih tahu etika mengucapkan terima kasih pada seseorang yang sudah menolong kita," balas Axele santai.
"Aku hanya bingung kenapa kamu bisa hidup."
Dia melirikku, kemudian kembali memperhatikan jalan dengan senyum mengembang di wajahnya. "Kamu mengharapkan kematianku, Mrs. Archiller?"
"Ya! Setidaknya berkurang satu orang yang menyebalkan di hidupku."
"Kamu terlihat tidak yakin dengan perkataanmu, Kayle."
"Chessy," kataku cepat. "Aku bukan Kayle."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Villains✅
RomancePublished : 02/02/2020 ✖ DON'T COPY MY STORY‼✖ Axele Archiller, dia tidak lebih dari seorang pria yang punya masalah dengan EQ tingkat rendah dan untungnya dia terlahir kaya dan tampan. Hanya saja nasibnya kurang beruntung karena harus menikahi seor...