Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤
🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------"Apa kamu melihat Axele?" tanyaku pada salah satu pelayan wanita yang membawa banyak gelas kaca di nampan stenlisnya.
"Tuan ada di taman belakang, Nyonya."
Aku mengangguk cepat. " Terima kasih." Langsung kubawa sepiring roti isi itu bersamaku.
Ketika langkahku semakin dekat, samar-samar mulai terdengar suara tembakan di belakang sana. Sepertinya dia memindahkan area latihannya di taman belakang.
"Axele," kataku terhenti sewaktu menemukannya tengah serius membidik. Aku mulai mengkhawatirkan cara latihannya. Sebelas meter di depan Axele, sudah berjejer sepuluh pelayan pria dengan gelas kaca kecil di kepala mereka. Anehnya lagi, aku tidak ingat kalau Axele punya sepuluh pelayan pria berambut pirang .
Kenapa harus blonde!?
Sebelum ada korban yang jatuh, aku rasa dia harus ditenangkan. Axele sudah membuat semua pelayan itu berwajah habis dibully. "Hei, aku tidak melihatmu sarapan tadi, jadi aku membuatkanmu roti."
Meski Axele masih menembak beberapa target di depannya, dan suaraku tidak sekencang suara tembakan dan gelas pecah, seharusnya dia masih bisa mendengarku. Dia bahkan tidak memakai peredam suara di telinganya.
"Axele," panggilku dengan sedikit berteriak.
Dia hanya menoleh sebentar, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah pelayan lain yang berjejer di sisi 'area bermain' Axele. "Bawakan lagi yang baru!"
Para pelayan tampak ragu untuk menerima perintah itu. "Maaf, Tuan, tapi ini gelas wine edisi terbatas anda. Tidak banyak yang tersisa di dalam, saya takut―"
"Baiklah, bagaimana kalau diganti dengan kepalamu saja?" tanyanya dengan suara rendah.
"Maaf, saya akan menyiapkannya sekarang," jawab pelayan pria itu ketakutan. Dengan cepat semua pelayan meninggalkan tempat dan menyiapkan apa yang Axele minta.
Masih berusaha sabar, aku meletakkan sepiring roti tadi di atas meja yang tidak jauh dari tempat kami berdiri. Dia jelas mengabaikanku.
"Aku tidak tahu kalau kamu tipikal yang kekanak-kanakan. Kalau ada masalah, beritahu aku. Kita selesaikan dengan bicara, bukan diam."
Dia meletakkan kembali segelas red wine yang tadinya ingin dia minum. "Baiklah, kita bicara. Aku pikir kamu sudah kembali dengan cinta pertamamu. Jadi sebelum kamu mencampakanku lagi, aku akan melakukannya lebih dulu."
"Aku dan El tidak ada hubungan apapun."
"Dengar itu? Kamu bahkan menyebut namanya dengan...." Axele tidak menyelesaikan ucapannya dan tertawa miris. Dia meneguk wine yang tidak sempat dia nikmati tadi.
Sepertinya lain waktu aku harus mengingatkannnya. Dalam hal seperti ini, aku memiliki batas kesabaran yang pendek. "Kalau kamu bahkan tidak mau percaya, percuma aku bicara. Otak sempitmu itu tidak akan pernah mau mengerti."
"Kamu mengataiku apa tadi?"
"Dan sekarang pendengaranmu yang tergangu," tambahku.
"Chessy!"
"Berhenti bersikpa kenakanakan, Axele! Aku menerimanya di sini, karena kita membutuhkan kemampuannya untuk tahu lebih dalam soal file yang kita ambil dari VSA. Masih ada beberapa bagian yang dituliskan dengan bahasa greek. Kita juga bisa menggunakan dia sebagai akses masuk ke dalam sistem VSA. Sekarang, apa otak sempitmu sudah bisa memahami maksudku di sini!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Villains✅
RomancePublished : 02/02/2020 ✖ DON'T COPY MY STORY‼✖ Axele Archiller, dia tidak lebih dari seorang pria yang punya masalah dengan EQ tingkat rendah dan untungnya dia terlahir kaya dan tampan. Hanya saja nasibnya kurang beruntung karena harus menikahi seor...