BAB 6

1.7K 173 10
                                    

Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤

Ini adalah Episode yang menjadi bonus hari ini❤❤❤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

Terlalu sibuk dengan kondisi perutku yang tepat seperti habis dikobok-kobok, aku tidak terlalu memperhatikan apa yang Axele katakan. Dia keluar dari toilet begitu dia menyelesaikan kalimat terakhirnya.

Selesai memuntahkan hampir semua isi perutku, kubuka keran air di wastafel dan membersihkan mulutku. Untuk sesaat perutku terasa perih dan keram. Dengan kepala yang sedikit terasa berat, aku keluar dari toilet. Saat itu, kutemukan Axele tengah mencengkram baju seorang pria dengan Chef Jacket. Tidak hanya itu, di depan meja kami, sekarang berdiri belasan orang. Sepertinya dia mengeluarkan semua orang yang bekerja di sana.

"Biar kutanya sekali lagi," katanya dengan sorot mata yang terlihat siap menebas kepala pria di depannya. "Apa yang kalian masukan pada makanan kami?"

Pria yang ditanya itu tampak gemetar. "Kami tidak memasukkan apapun selain bahan-bahan makanan ini."

"Jadi kamu pikir istriku muntah tanpa alasan!?"

Aku segera menghampiri dan melerai mereka. "Axele! Apa kau gila? Hentikan."

"Bagaimana keadaanmu?"

"Sudah lebih baik." Aku menyentuh tangannya pelan, mengisyaratkannnya untuk melepaskan tangannya dari koki itu. "Ayo kita pergi saja."

Merasa tidak bisa dibiarkan, Axele tetap menatap tajam pria di depannya itu. "Axele," bujukku. Lalu, dengan setengah terpaksa Axele melepaskan cengkramannya dari kera baju pria itu. Dia merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan. Sebelum pergi, dia meleparkan tatapan tajam ke arah semua pekerja di sana.

Merasa bersalah pada koki itu, akhirnya aku meminta maaf. "Maaf, sudah membuat kekacauan di sini."

Aku berlari kecil menyusul Axele yang lebih dulu meninggalkan tempat. "Tidak bisakah kamu menyelesaikan masalah tanpa harus mengancam seperti itu? Bersikaplah dengan normal, atau kamu akan dikira penjahat."

"Siapa bilang aku peduli dengan penilaian mereka. Aku jauh lebih khawatir jika kamu mati keracunan, Kayle!" Sorot mata kesal, khawatir dan marah terpancar jelas di wajahnya.

"Aku baik-baik saja." Axele hanya terdiam dan semakin mempercepat langkahnya menuruni anak tangga. "Aku tidak bisa makan matcha, itu membuatku mual dan muntah."

Langkahnya langsung terhenti. Dia menatapku lekat-lekat. "Matcha?"

"Iya, itu ada di dalam makanan penutup tadi. Salahku juga karena kurang memperhatikannya."

Axele mendekatkan wajahnya, lalu berbisik penuh dengan penekanan. "Jika lain kali kamu berbicara tidak jelas dan membuatku khawatir seperti orang bodoh. Kamu yang akan aku hukum, Kayle. Ingat itu."

Melihat punggungnya yang menjauh, membuat sudut bibirku terangkat.

Dia mengkhawatirkanku.

♠ ♠ ♠ ♠ ♠

 "Selamat datang di toko Felix. Perhiasan seperti apa yang anda inginkan?" sambut seorang pria berambut blonde dengan kacamata kotaknya yang tidak bisa menutupi pesona mata birunya. Pria itu memakai setelan kemeja putih dan celana panjang hitam. Ditambah jam tangan yang besar dan mewah melingkar di pergelangan tangannya, membuat kesan seorang pembisnis sukses.

Meski begitu, sosok yang ada di depanku saat ini tidak akan pernah bisa mengelabuiku. Dia tidak pernah menjadi orang asing di mataku. Pria itu adalah Elphizo, dia menyamar menjadi pemilik toko perhiasan ini. Melihatnya dengan jarak sedekat ini membuat senyumku melebar.

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang