BAB 54

736 73 14
                                    

Hi Wellcome Back!

Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤

--------------------------------------------------------

Semuanya terjadi begitu cepat, sampai Axele dan Max tidak bisa bersuara. Chessy ambruk ke bawah. Dengan cepat Axele berlari dan menangkap tubuhnya sembelum jatuh menghantam lantai.

Ketika Chessy hendak berdiri sendiri, kakinya seperti disetrum dan terasa ngilu. Dia mencengkram pundak Axele kuat-kuat. "Sial, dia mengenai pergelangan kaki," runtuk Chessy kesal.

Semua mata tertuju pada seorang pria berjaket kulit hitam dan celana panjang. Wajahnya ditutupi dengan topi hitam dan masker. Dia melangkah pelan menghampiri Chessy. Tangannya yang masih menodongkan pistol, membuat semua orang waspada.

"Berhenti bermain peran," kata Axele menggantung, "Elphizo."

Langkah pria itu terhenti. Dia menahan tawanya, kemudian membuka topi dan masker yang menutupi wajahnya. Tampak rambut pirang yang mengkilat akibat terpaan sinar lampu. Wajah dengan kulit putih pucat membuat Chessy membulatkan mata tidak percaya dengan yang dia lihat.

"E – El?"

Elphizo bertepuk tangan dan tertawa keras. "WOOH! Axele Archiller, seperti dugaanku," katanya pelan. "Kamu memang tidak bisa diremehkan."

"Apa maksudnya, El!?" Chessy mulai panik. Elphizo hanya terdiam dan menyungging senyum. Dia dan Axele saling melempar tatapan seolah siap saling membunuh. "Axele!?" tanya Chessy frustasi. Pasalnya orang yang menembaknya tadi, tidak lain dari rekannya sendiri.

"Orang yang kamu bunuh bukan pimpinan VSA. Selama ini mereka menggunakan pria tua dan nama Papa sebagai samaran. Tidak hanya untuk mengelabui kita, tapi juga perangkap untuk musuh VSA yang lainnya." Axele menarik napas panjang. "Elphizo adalah pimpinan VSA yang asli, dan dia yang disebut sebagai IHP-878."

Elphizo tertawa. "Sangat lengkap. Terima kasih sudah menjelaskannya untukku."

Sorot mata Chessy mengumbar kebencian. "Sejak kapan kamu merencanakan semua ini?"

"Se...jak kapan, ya?" Bola matanya melirik ke atas, bibirnya sedikit dimanyunkan, berusaha mengingat-ingat untuk memberikan jawaban. Lalu, dia langsung menatap Chessy dengan mengejek. "Aku lupa."

Dari caranya bertingkah, membuat semua darah semua orang mendidih. Dia benar-benar menganggap ini semua hanya sebuah lelucon.

"Tolong katakan kalau bukan kamu yang memberi perintah untuk membunuh bunda."

"Maksudmu, wanita tua cantik dengan nama Friska itu?" Elphizo tampak santai. "Ah... dia salah satu yang mengacaukan rencanaku selama ini. Aku harus menyingkirkannya, kamu bisa mencari ibu lain, kalau keberatan."

"BAJINGAN! Kamu bahkan lebih kejam dari iblis!" Amarah yang Chessy rasakan membuat matanya terasa perih.

"Apa? Kamu bicara apa tadi?" ejeknya. "Kamu tidak jauh berbeda denganku, Chessy."

"Keparat," umpat Chessy. "JANGAN SAMAKAN AKU DENGAN DIRIMU!"

Saat Chessy berusaha menerjang Elphizo, Axele menahan tangannya. "Sekarang, apa mau mu?"

"Aku?" Dia memejamkan matanya sejenak, lalu menghela napas. "Aku ingin dia." Pandangan Elphizo tertuju pada Chessy.

Axele menahan tawa kesal. Dia memandang Elphizo seperti seorang rendahan. "Sepertinya kamu salah paham dengan maksudku. Biar aku perjelas, aku tidak pernah menyimpan rasa apapun untuk dia," tambah Elphizo.

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang