Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------Sekeluarnya aku dari kamar mandi, kulangkahkan kaki menuju taman belakang mansion. Langkahku terhenti saat melihat George berada di dapur bersama para maid.
"George!" Wajahnya mulai gelisah ketika aku menghampirinya. "Apa yang kamu lakukan di sini!?"
"Maaf, Kayle. Tuan akan memengal kepala saya jika ketahuan melanggar perintahnya."
"Maka aku yang akan melakukannya!"
"Kayle." Sebuah suara menginterupsi kami.
"Axele?" suaraku memelan.
"Kembali ke kamar, kita harus bicara," katanya dengan suara pelan.
"Kamu tidak tahu apa yang―"
"Aku tahu," jawabnya cepat. "Jadi menurutlah dan kembali ke kamar."
Aku membulatkan mataku lebar dan menatapnya dengan tatapan kesal. Axele menarik napas panjang. "Jangan buat aku mengatakannya berulang kali, Kayle." Lagi-lagi aku hanya menatapnya tajam dan menantangnya. Aku ingin lihat apa yang bisa dia lakukan dengan versi aroganku.
Tanpa basa-basi, Axele mencengkram pergelangan tanganku dan menyeretku masuk ke dalam kamar. "Axele!" kataku sembari berusaha melepaskan cengkraman tangannya.
Sesampainya di kamar dia melepaskan cengkraman tangannya. "Apa aku terlihat seperti anjing yang bisa kamu perintah begitu saja!?" Aku menatapnya marah, aku merasa sedang bukan diriku. Emosiku meluap-luap, seolah perlakuannya tadi bisa membuatku menangis sekarang juga.
Axele mengusap wajahnya lelah. "Tolong berhenti bersikap kekanak-kanakan, Kayle. Kamu tidak seperti biasanya."
"Baik, coba jelaskan, seperti apa aku yang biasanya? Menjilat dan mencium kakimu, menurut seperti jalang?!"
"Kau―"
"Kenapa Axele!? Kamu marah? Aku bisa lebih marah! Setiap ucapanmu adalah perintah, kamu bersikap sesukamu, sesuai suasana hatimu." Aku terus meneriakinya. "Kamu boleh seperti itu dengan orang lain, tapi tidak denganku!"
"Pelankan suaramu Kayle."
"Bagaimana kalau aku menolak?" tantangku.
Kerongkongannya mengeras. Dibandingkan marah, Axele lebih terlihat bingung harus bersikap seperti apa. Dia bisa saja menampar atau mengasariku, tapi dia tidak melakukannya.
Dia kemudian menarik napas panjang, dan kembali memelankan suaranya. "Baik, aku minta maaf."
Walau tertegun mendengar ucapannya, aku masih menatapnya dengan sorot mata tajam. "Kamu bahkan tidak tahu apa salahmu."
"Benar, yang aku tahu hanyalah itu sangat banyak, dan aku rasa kamu cukup dewasa untuk tidak menghitungnya satu persatu. Aku juga berpikir kamu lebih baik dari ini, Kayle." Axele perlahan mendekatiku. "Kamu jauh lebih baik dariku, tapi bisakah kamu jelaskan apa yang terjadi hari ini? Kamu seperti kerasukan setan. Seorang maid tewas dengan lubang di kepalanya, sikap pemaksamu hanya karena seekor peliharaan, ditambah dengan sikapmu tadi pagi?"
"Jesselyn mati karena kecerobohannya sendiri. Dia mengangetiku sama seperti yang aku lakukan padamu dulu, hanya saja nasibnya sedang sial. Mengenai hewan peliharaan, bukankah kamu yang berlebihan? Itu hanya seekor anjing Axele, dan kamu tidak membiarkannya keluar dari kandang sama sekali. Dan sikap tadi pagi hanya balasan atas sikapmu, kamu yang memulai semuanya lebih dulu," jelasku kesal.
"Aku tidak melakukan apapun, Kayle."
"Benarkah?" Aku tertawa menatapnya kesal. "Lalu, kamu juga menyangkal kalau kamu menghindariku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Villains✅
RomancePublished : 02/02/2020 ✖ DON'T COPY MY STORY‼✖ Axele Archiller, dia tidak lebih dari seorang pria yang punya masalah dengan EQ tingkat rendah dan untungnya dia terlahir kaya dan tampan. Hanya saja nasibnya kurang beruntung karena harus menikahi seor...