BAB 21

1.2K 118 20
                                    

Hi Wellcome Back!
Hope you enjoy my story🖤

🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------

Sebuah mobil sport hitam yang tidak asing masuk melewati gerbang dan berhenti di depan pintu mansion. Kaca jendela mobil itu diturunkan hingga aku bisa melihat orang yang duduk di kursi kemudi mobil.

"Axele, bukannya acara kita sore?"

"Masuklah," pintanya kemudian kembali menutup jendela mobil.

Walau kebingungan kenapa dia menjemputku di siang hari, aku hanya bisa menuruti perkataannya dengan masuk ke dalam mobil. "Kita mau kemana?"

"Bagaimana dengan salon? Relaksasi, facial, massage?"

Aku tertegun mendengar ucapannya. "Aku bahkan tidak berpikiran untuk melakukan semua itu."

"Meski aku percaya wanitaku selalu cantik, tetap saja malam ini kamu harus tampil maksimal."

Perlahan sebuah senyum mengembang di wajahku, aku menatapnya menyelidiki. "Aku tidak tahu kalau kamu bisa memperhatikan semua itu."

"Maxvelius yang mengingatkanku. Dia khawatir aku terlalu buta tentang hal ini, mengingat aku tidak pernah menemani wanita manapun berpergian."

Aku mengangguk-angguk paham. "Sepertinya aku harus berterima kasih padanya."

"Apa itu aneh?"

"Tidak, hanya seperti... bukan kamu." Aku tertawa kecil.

Axele tersenyum. "Jadi, kita akan kemana, Mrs. Archiller?"

"Hm... bagaimana dengan relaksasi dulu?"

"As you wish." Axele memegang kemudi mobil, siap menjalankan mobilnya.

"Kamu ikut," tambahku kemudian.

"Tidak."

"Iya." Aku tersenyum lebar melihat sorot matanya yang mulai kesal.

"Kayle, aku bilang tidak. Cukup kamu, aku bisa menunggu."

"Aku tidak menerima penolakan, dan kamu bisa jalankan mobilnya sekarang juga." Dia menaikkan salah satu alisnya dan menatapku dengan maksud tertentu. "Apa?" tanyaku polos.

Axele hanya menghela napas. Dia tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya pelan.

Pemberhentian pertama kita adalah tempat relaksasi. Lagi-lagi seperti Axele yang biasanya, dia menyewa tempat itu untuk kami berdua selama dua jam ke depan. Dia juga terus menolak untuk ikut mengambil massage karena merasa geli tubuhnya di sentuh-sentuh oleh orang asing. Bukan Chessy namanya kalau mudah menyerah, aku terus meyakinkannya untuk ikut. Axele membutuhkan ini setelah jam kerjanya yang amat sangat padat.

Cukup lama berdebat di depan ruang tunggu, aku berhasil memaksa Axele untuk ikut. Sampai datang seorang pria dengan gerakan yang cukup gemulai menghampiri Axele dan mengajaknya masuk ke dalam ruang massage. Axele menatap tajam ke arahku di tengah aku sibuk menahan tawa sebelum akhirnya Axele murka dan meninggalkan tempat ini.

"Hanya kali ini," bujukku lagi. "Kamu membutuhkannya Axele."

Tanpa mengatakan apapun, Axele bangun dari duduknya dan ikut pria itu masuk ke dalam ruang massage. Dia pergi meninggalkan ruang tunggu dengan wajah dingin yang mematikan, sementara aku ingin sekali tertawa lebar karena ekspresi wajahnya. Tidak lama setelah Axele pergi, datang seorang wanita dan membawaku masuk ke ruang massageku sendiri.

Dua jam kita massage, setelah itu kembali ke ruang tunggu. Aku menemukan Axele sudah duduk di sofa ruang tunggu dengan raut wajah stress. Di saat bersamaan, pria yang melayani massage Axele lewat di depanku. Saat itu juga, kami berdua mendapat tatapan tajam dari Axele.

Perfect Villains✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang