Hi Wellcome Back!
❤HAPY VALENTINE ❤
Love you guys. Aku merasa bersyukur dengan adanya kalian dan akan selalu bersyukur.Terima kasih karena kalian telah membaca dan mendukung cerita ini❤
Hope you enjoy my story🖤
🖤HAPPY READING🖤
--------------------------------------------------------Napasku tersenggal-senggal. Setelah sekian lama tidak melakukan pelatihan fisik seperti ini, sekarang aku dipaksa untuk lari sebanyak tujuh putaran. Dia adalah mentor yang buruk, bahkan aku tidak diberi waktu untuk melakukan pemanasan.
"Boleh juga untuk ukuran wanita biasa sepertimu. Kebanyakan hanya seorang angkatan bersenjata yang mampu menyelesaikan tujuh putaran dengan waktu yang cukup singkat." Dia melihatku dalam-dalam.
Apakah keparat ini mengetesku sejak tadi?
Dengan napas yang masih tersenggal-senggal aku memberikan pembelaan. "Oh ya? Apakah seorang angkatan bersenjata itu juga akan terlihat seperti orang sekarat setelah melakukan pelatihan ini?"
"Ya, mungkin mereka lebih baik." Dia menatap seolah sedang menyelidikiku. "Bagaimana kamu bisa menyelesaikan tujuh putaran ini?"
"Sewaktu kecil kami anak panti senang bermain dengan anjing dan berakhir dikejar olehnya. Mudah saja, saat kamu terus berteriak mengintruksikan untuk terus lari. Anggap saja kamu adalah anjing itu." Aku tersenyum jahil dengan tatapan semoga aku tidak ditelan hidup-hidup olehnya.
"Aku ampuni kamu kali ini karena telah mengataiku anjing, Nyonya Archiller. Anggap saja itu kebaikkanku karena kamu lolos pelatihan tahap pertama, jadi itu tidak merepotkanku."
Aku menyungging senyum dan mengangkat salah satu alisku untuk mengoloknya. Dia hanya menatapku dengan tatapan kesal, mungkin. Aku benci harus menebak setiap ekspresinya. Dia memiliki raut wajah yang sama setiap saat. Jika tidak tersenyum tipis, dia akan marah.
"Mandi dan bersiaplah, kita akan ke mall Victoria sekarang."
"Kita tidak sarapan?" Aku membulatkan mataku menatapnya tidak percaya.
"Kita akan sarapan di kafe hari ini. Aku akan mengajakmu mencoba menu sarapan baru."
"Hei, ada apa denganmu hari ini?" Aku tersenyum menatapnya dengan penasaran. "Kamu tidak ada rencana meracuniku, kan?"
"Anggap saja ini permintaan maafku untuk yang kemarin."
"Kalau begitu, apakah sebaiknya aku membuatmu marah setiap hari agar mendapat perlakuan seperti ini?" Aku tersenyum. Entah mengapa menjahilinya merupakan hobiku saat ini.
"Jika kamu tidak takut kepalamu pisah dari tubuhmu, maka lakukanlah lebih sering."
Senyumku mendadak berganti menjadi tatapan kesal. "Tidakkah kamu merasa selera humormu itu aneh? Kamu selalu membalas leluconku dengan sesuatu yang mengerikan."
"Jika humor itu mampu membuat orang tunduk padaku, maka menurutku itu selera humor yang bagus."
Tidak, Axele. Tidak semua orang akan tunduk pada lelucon itu. Janjiku adalah kepala dibalas oleh kepala. Bahkan sebelum kepalaku yang jatuh, kupastikan kepalamu yang akan jatuh lebih dahulu.
"Cepat pergi mandi. Kau tahu aku tidak punya kesabaran untuk menunggu," lanjutnya.
"Bolehkah kita istirahat sebentar, atau mugkin aku akan tidur dulu. Kamu membangunkanku terlalu pagi, Axele." Ini semua berkat aku keasikan menonton semalam, sekarang tidurku tidak cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Villains✅
RomancePublished : 02/02/2020 ✖ DON'T COPY MY STORY‼✖ Axele Archiller, dia tidak lebih dari seorang pria yang punya masalah dengan EQ tingkat rendah dan untungnya dia terlahir kaya dan tampan. Hanya saja nasibnya kurang beruntung karena harus menikahi seor...