Tepat pukul 6 petang kami tiba di rumahku. Langit perlahan mulai gelap. Kabut tebal menyelimuti. Bau tanah masih tercium, lantaran air hujan sempat hadir sesaat.
Ricky merebahkan tubuhnya diatas sofa coklat rumahku. "Kurang ajar, bahkan dia sudah merasa bukan tamu dirumahku" ujarku dalam hati.
Badanku yang lengket oleh keringat bercampur debu. Membuatku mau tak mau pergi mandi. Mandi dijam ini adalah sebuah prestasi, mengingat hawa dingin yang menusuk hingga ketulang.
Kupilih hotpants hitam dengan garis putih di sisi kiri kananya. Lalu blouse berkancing depan warna Oren sebagai atasan. Sayup-sayup kudengar dengkuran Ricky yang pulas. Bahkan sofa ku adalah tempat tidur ternyamannya sekarang.
"Ricky ayo bangun, aku sudah siapkan makan malam untukmu" kataku sambil mengusap lembut pipinya. Dia terbangun dan langsung melahap masakanku yang katanya tak terlalu enak, tapi selalu dia makan tak bersisa.
*
*
Selesai makan, kami duduk berhadapan, bercerita apa-apa saja yang terjadi pada hari-hari kami. Lucu bukan, kami berdua menjadi tempat yang nyaman untuk bercerita setiap kali bertemu. Meski ikatan telah lama terputus.
*
*
Tiba-tiba saja aku merasa kehausan, mungkin karena terbahak-bahak tertawa dengannya. Aku beranjak dari tempat dudukku, berniat mengambil segelas air minum. Namun saat menoleh kebelakang, aku lihat Ricky ada di belakangku.Dia mulai lagi, melempar senyum yang menjadi kelemahan ku.
"Mau apa ?" Aku bertanya.
Tak ada jawaban, hanya senyumnya yang semakin ganas melucuti seluruh tubuhku.Langkahnya semakin perlahan menuju kearahku. Lalu kedua tanganya memegang kedua pundaku, perlahan dia mendorongku. Membuat punggungku menyentuh dinding rumahku yang dingin.
Dia kecup bibirku yang gemetar berkali-kali. Matanya beradu tatap dengan mataku. Aku melihat sedikit kerinduan disana. Dengan lembut dia raih pinggangku dengan tangan kanannya, sambil tangan kirinya mengusap leherku. Dia kecup lagi bibirku, kali ini lidahnya berdansa dengan lidahku.
Perlahan dia sudahi kecupannya, dia tersenyum menatapku. Seakan meminta ijin untuk melakukan yang lebih. Kubalas senyumnya dengan senyuman. Dia buka satu persatu kancing bajuku. Matanya tak lepas menatap ke dadaku, seakan tak sabar melihat isi dibaliknya. Tanganya mencengkram kedua dadaku dengan keras. Lidahnya bermain-main disana. Terkadang aku merasa kesakitan, kala hisapannya semakin kuat. Tidak seperti Ricky biasanya yang lembut, kini dia bermain dengan nafsu berkali-kali lipat.
Anehnya, aku sangat menikmatinya. Permainan Ricky yang penuh tenaga seakan menyampaikan pesan. "Rara i Miss you like crazy !" Jelas-jelas aku sangat merasakannya, bahwa Ricky juga sangat merindukanku. Bisa kurasakan dari caranya menatapku, dari kecupan bibirnya, dari setiap sentuhannya.
Keringatnya, bersatu dengan keringatku. Ricky ambruk diatas tubuhku yang telanjang. Hangat nafasnya yang cepat, terasa di wajahku. Kupeluk tubuhnya, ku belai rambutnya yang tebal. Kubisikan pelan "Happy birthday Ricky "
Dia tersenyum menatapku, kukecup keningnya dengan tubuhnya yang masih berada diatas tubuhku.Berjanjilah kau akan selalu mengingat malam ini. Dihari ulangtahunmu yang ke 31thn, pernah ada wanita yang merayakannya denganmu tanpa sehelai baju ditubuhnya dengan memelukmu erat.
Mungkin ini kado terbesar yang bisa kupersembahkan untukmu. My delicious body .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sex Partner | COMPLETE (21+)
General FictionRara, seorang single parent yang baru saja berpisah dengan kekasih barunya . Tapi ada yang tak bisa membuat mereka benar-benar terpisah . Antara cinta dan sex . Bisakah Rara terlepas dari belenggu sex bebas ?