Big Boss

21.9K 327 4
                                    

Waktu menunjukan pukul 09.15 pagi. Aku sudah terduduk manis didepan meja kantorku.

Mungkin aku sangat malang dalam percintaan. Namun aku cukup beruntung dalam dunia pekerjaan.

Karir ku cukup baik. Aku bekerja di kantor yang sesekali menugaskan aku plesir ke luar kota. Aku anggap itu sebagai piknik gratis.

Bahkan atasanku, jatuh cinta padaku. Impian semua wanita. Di sukai oleh atasan mereka yang mapan dan rupawan.

"Hari ini aku antar kamu pulang yaa !?"
Satu chat WhatsApp masuk ke nomer ku. Pengirimnya bernama Ryan. Dia adalah atasanku yang sangat tampan dan berkharisma. Pernah sama-sama merasakan kegagalan dalam rumahtangga. Hatinya mungkin sama berantakannya dengan hatiku. Beberapa Minggu terakhir, Ryan memang sedang mendekatiku. Berkali-kali dia memintaku agar mau dia antar kerumah. Namun aku selalu menolak dengan beribu alasan.

"Okee Pak !" Jawabku singkat.
"Tumben kamu mau" Ryan heran dengan jawabanku yang tak seperti biasanya.
"Jadi mau apa nggak Pak?" Tegasku padanya.
"Jangan panggil bapak, panggil saja Ryan. Aku memintamu sebagai seorang lelaki kepada perempuan yang menarik perhatiannya, bukan atasan pada bawahannya" pintanya.
"Belum jam pulang kantor, Bapak masih atasan saya, ketauan HRD saya panggil Bapak dengan nama, bisa-bisa saya kena SP3 Pak !"
"Hahahaha okeey !" Ryan bahkan menganggap itu lucu.
*
*
Hari ini langit dirundung mendung cukup lama. Gerimis kecil membuatnya semakin dingin dan sendu. Pandanganku menerawang kebalik jendela yang basah oleh hujan. Hati dan logikaku berbisik bersaut-sautan.

"Rara, kamu cantik, kamu baik ! Setiap manusia pasti memiliki kesalahan. Jangan hukum dirimu sendiri. Cobalah membuka hati untuk manusia yang baru, kau takkan pernah tau jika belum mencoba. Jangan tolak perhatian dan kasih sayang yang datang. Apa tidak lelah menyayangi yang tak menyayangimu?"
Ucapku pada diriku sendiri. Yaa! Sepertinya aku harus mencobanya dengan Ryan. Bahkan seharusnya aku sudah mencoba itu saat masih bersama Julian. Tapi hingga detik ini aku belum berani menyapanya, setelah tingkah memalukan ku di kamar hotel.
*
*
Jam kerja telah usai, ku check handphone ku, barangkali Ryan mengirimi pesan untuk memberikan lokasi tempat kita janjian bertemu. Karena rasanya tak mungkin jika kami dengan terang-terangan terlihat pulang bersama didepan rekan kantor yang lain.
Tapi tak kudapat pesan darinya.

Aku lihat Ryan berdiri didepan pintu keluar bersama rekan kantorku yang lain. Mereka yang sama-sama menunggu jemputan masing-masing datang. Apalagi sore itu hujan belum mau berhenti.

Tapi tanpa diduga Ryan melambaikan tangannya padaku. Disertai seyumnya yang ternyata lumayan manis.

"Ayo pulang sekarang!" Katanya tanpa ragu didepan yang lain.
Sontak saja semua yang ada disitu merasa bahagia. Bahagia karena esok ada topik untuk diskusi pagi-pagi sebelum jam kantor dimulai.

My Sex Partner | COMPLETE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang