Malam semakin larut, orang-orang dirumah ini satu persatu pergi untuk pulang ke tempat masing-masing. Bahkan Bi Sari, pengurus rumah ini juga pamit pulang sejak sore tadi.
"Aa kalau butuh apa-apa telepon aja bi Sari ya a, dilemari masih banyak makanan dan kue bawa Mamahnya Aa tadi, bi Sari pulang yah A" begitu pamit bi Sari pada kami.
Kini jam menunjukan pukul 8.30 malam. Aku terduduk diatas tempat tidur yang tadi disiapkan bi Sari untukku. Kamar Julian tepat disebelahku. Entah apa yang sedang dia lakukan disana. Mungkin dia sudah tertidur, pasti melelahkan menyetir mobil berjam-jam tadi pagi.
*
*
Sebenarnya perutku tidak lapar, hanya saja aku merasa mulutku sedang kesepian. Aku memutuskan pergi kedapur melihat ada apa disana. Kalau tak salah dengar, bi Sari bilang masih ada makanan disana.Ku buka pintu kulkas, benar saja banyak yang bisa dimakan disana. Hingga kudengar suara pintu kamar terbuka. Julian keluar dari kamar dan langsung menghampiriku.
Tanpa sepatah kata, tiba-tiba saja bibirnya mendarat dibibirku. Meski kaget, aku tak memberi perlawanan. Seketika seluruh tubuhku serasa terkena aliran listrik. Degup jantung bertalu-talu dibalik dadaku. Seperti ada kupu-kupu yang sedang menari didalam perutku.
Tak berlangsung lama, ciuman kami berakhir. Julian hanya tertunduk. Namun sebelum tubuhnya semakin menjauh dari tubuhku, dengan spontan tanganku memegang pinggang Julian, mengisyaratkan aku masih mau. Bahkan mau lebih.
Untungnya kali ini Julian tak menolakku lagi, di sentuh leher dan pipiku, lalu bibirnya kembali beradu dengan bibirku. Kali ini lebih panas dari ciuman pertama, lidahnya kini berdansa dengan lidahku. Gairahku memuncak seketika.
Kubuka satu persatu kancing kemeja Julian, sambil terengah-engah. Ku raba dadanya yang bidang, ku kecup kedua belah sisinya.
Kunikmati setiap sentuhannya malam itu, hingga tak sadar jika semua bajuku sudah terlepas, tersisa Bra hitam melingkari payudaraku. Entah siapa yang membukanya, ku rasa itu tidak penting lagi. Julian yang bertelanjang dada, menciumi seluruh bagian tubuhku. Aku yang terduduk diatas meja, benar-benar menikmatinya.
Meja makan kayu besar tempat kami makan tadi siang bersama keluarganya, menjadi alas peraduan kami. Kupegang kedua ujungnya kuat-kuat tatkala tangan Julian meremas dadaku dengan kuat-kuat juga.
Entah kenapa, Julian sangat gagah malam ini. Tatapan matanya sangat liar. Wajahnya yang kelelahan justru membuatnya semakin sexy. Terdengar erangan sesekali, tanda bahwa dia juga menikmati tubuhku.
Aku tak peduli, akan seperti apa kami menghadapi esok pagi. Aku hanya ingin malam ini jangan cepat berakhir.
Keringatnya menetes di wajahku, betapa dia sangat bekerja keras malam ini. Hingga ia ambruk di atas tubuhku.
*
*
Setelah selesai, kami duduk diruang TV, Julian yang masih bertelanjang dada hanya memakai celana jeans hitam. Dia pakaikan lagi bra ku yang tadi dia buka. Dia pungut baju dan celana pendekku yang berceceran dilantai. Lalu dia bantu aku memakainya kembali.Tak cukup disitu, bahkan dia mengambil sebuah sisir, dan membantuku menyisir dan mengikat rambutku. Bukankah dia sangat manis ???
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sex Partner | COMPLETE (21+)
General FictionRara, seorang single parent yang baru saja berpisah dengan kekasih barunya . Tapi ada yang tak bisa membuat mereka benar-benar terpisah . Antara cinta dan sex . Bisakah Rara terlepas dari belenggu sex bebas ?