Kecupan pertama

22.4K 304 6
                                    

Satu bulan sudah aku bekerja keras untuk menerima kehadiran laki-laki baru dikehidupanku. Tak semudah itu ternyata. Namun lama-lama aku mulai terbiasa dengan perhatian Ryan padaku.

Aku sampai berfikir. Barangkali dikehidupan sebelumnya, aku adalah seorang yang pernah menyelamatkan negara dari kehancuran. Hingga dikehidupan kali ini, Tuhan menghadirkan Ryan sebagai hadiah. Seseorang yang sangat menyayangiku . Meski hatiku masih berantakan, tapi aku masih mampu membedakan, mana perasaan yang tulus dan mana yang pura-pura.

Sebetulnya, jauh sebelum Ryan, ada Julian yang pernah membuatku merasa sangat beruntung. Jika saja bisa memilih
kepada siapa hati akan jatuh. Tentulah Julian dan Ryan sebagai pilihan. Entah  atas dasar pertimbangan apa, hatiku memilih Ricky sebagai persinggahan.
*
*
"Ra kamu hati-hati yaa selama aku di Jakarta !" Pinta Ryan padaku.
Untuk satu Minggu kedepan kami tak akan bisa bertemu. Ryan harus bertugas di Jakarta. Bukan tempat yang terlalu jauh. Dia bisa pulang kapan saja kesini kan?
"Hmmmm ..!" Jawabku disertai anggukan pelan.
"Kalo kamu kesulitan masalah kerjaan, kamu jangan ragu telepon aku ya Ra!" Katanya lagi.
"Okay Kak, aku pasti minta bantuan kamu kalo otak aku udah nyerah kaya kemarin-kemarin,asal kamu jangan ngadu aja sama HRD, bisa-bisa ketauan kalo aku ini bego " candaan ku yang receh namun bisa membuat Ryan tertawa terbahak-bahak.

"Yaudah aku turun ya Kak, makasih udah antar aku pulang, sampai ketemu Minggu depan!"

Namun tiba-tiba bibirnya mendarat di bibirku sesaat setelah aku pamit padanya. Kecupan lembut dari Ryan, untuk pertama kalinya. Tangannya yang hangat, menyentuh pipiku. Ibu jarinya mengusap pelan bibirku seusai kecupan pertama itu selesai.

Bukankah seharusnya kecupan seperti ini menghadirkan getaran di tubuhku? Bukan kah seharusnya detak jantungku berdegup kencang sekarang? Ada apa dengan tubuhku? Mengapa tak ada reaksi apa-apa ?

Ternyata hatiku masih tetap teguh pada Ricky. Dia belum mau disinggahi hati yang lain. Apa yang kurang dari Ryan? Mengapa tak dengan mudah dia masuk ke dalam hatiku?

Sungguh aku kikuk. Aku bingung dengan reaksi apa yang harus aku berikan. Haruskah aku bertingkah malu-malu didepannya. Atau haruskah aku berpura-pura sangat menikmatinya dan berinisiatif minta lebih?

Aku hanya menatapnya dengan mata menerawang kosong. Entah kenapa aku begitu ingin menangis. Aku merasa usahaku begitu sia-sia. Semakin menatapnya, perasaan bersalah menyerangku. Sepertinya, dia adalah korban ku selanjutnya. Sama seperti Julian. Aku hanya akan melukainya jika terus begini. Memanfaatkan lelaki lain untuk melupakan Ricky.

Ryan, im sorry.

My Sex Partner | COMPLETE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang